Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji di Bawah UMK dan Status Tak Jelas, Kisah Jerat Klasik Profesi Pustakawan

Kompas.com - 18/09/2025, 12:29 WIB
Muchamad Fatah Akrom,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Jika buku adalah jendela dunia, maka pustakawan adalah penjaga yang memastikan jendela itu selalu terbuka bagi siapa saja.

Namun di balik tugas mulianya, para penjaga jendela ini seringkali harus berjuang dalam kesunyian, menghadapi ketidakpastian status dan kesejahteraan yang membuat mereka sulit memandang masa depan sendiri.

Kisah-kisah perjuangan ini datang dari para pejuang literasi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Mereka adalah potret dari sebuah profesi penting yang nasibnya kerap terabaikan.

Baca juga: Kisah Tiara, Pustakawan RPTRA Rawa Binong yang Menghidupkan Perpustakaan Anak

Dari Penjaga Sekolah Menjadi Penjaga Ilmu

Salah satu potret itu adalah Muhammad Tohir (40), Petugas Perpustakaan di SMAN 1 Bringin, Kabupaten Semarang.

Siapa sangka, perjalanannya di dunia literasi dimulai dari peran yang jauh berbeda: sebagai petugas bantu tata usaha dan penjaga sekolah.

Kini, hari-harinya diisi dengan merawat buku-buku yang menjadi sumber pengetahuan bagi para siswa.

“Sehari-hari saya menjaga perpus, memasukan buku induk, mengisi daftar buku di Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Tugas saya menggantikan pustakawan sebelumnya yang sudah diangkat menjadi P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dan dipindahkan di Kalimantan,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com pada Senin, (15/09/2025).

Tohir adalah satu dari tiga pegawai perpustakaan di sekolahnya yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT). Honorarium yang ia terima bersumber dari dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Kemendikbudristek dan disalurkan ke satuan pendidikan di Provinsi Jawa Tengah.

Dari segi kesejahteraan, Tohir berusaha untuk selalu merasa cukup. Meski sebagai kepala keluarga, wajar jika ia ingin hidup lebih makmur.

“Ketimbang dulu gaji saya sudah sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) meskipun saya cukup-cukupkan untuk menghidup istri dan 2 anak saya,” ungkapnya.

Muhammad Tohir (40) salah seorang karyawan perpustakaan di SMAN 1 Bringin Kabupaten Semarang bersua foto disela-sela pekerjaannya di Bringin, Kabupaten Semarang, Senin (15/9/2025) KOMPAS.com/Fatah Akrom Muhammad Tohir (40) salah seorang karyawan perpustakaan di SMAN 1 Bringin Kabupaten Semarang bersua foto disela-sela pekerjaannya di Bringin, Kabupaten Semarang, Senin (15/9/2025)

Dengan latar belakang pendidikan SMA, Tohir mengakui kompetensinya belum sebanding dengan pustakawan profesional. Namun, semangatnya untuk mendapatkan kepastian nasib tak pernah padam.

“Ijazah saya masih SMA, sekarang masih pengajuan P3K, masih tahap administrasi, dan harapannya pengangkatan ini bisa terealisasikan,” tambahnya.

Kepala Perpustakaan SMAN 1 Bringin, Yusnita (46), menjelaskan bahwa kemampuan teknis para stafnya banyak terbentuk dari kebiasaan melayani. Keterbatasan tenaga ahli membuat sekolah harus memaksimalkan sumber daya yang ada.

“Dari tiga pegawai perpustakaan ini sebenarnya malah kelebihan. Sebenarnya dua itu sudah cukup, tapi karena kami juga membagi dengan yang di ruang TU, akhirnya kami berikan tiga. Karena kembali lagi, kami tidak ada sarjana perpustakaan, sehingga kami secara tenaga harus dibantu banyak,” ungkap Yusnita.

Baca juga: Sepenggal Kisah Pustakawan Penjaga Api Literasi di Kediri

Idealisme Sarjana Muda Bertahan dengan "Uang Jajan"

Kisah berbeda datang dari generasi yang lebih muda. Dian Widya (22), Pustakawan Muda di MA PSA Nurul Amal, Bandungan, membawa idealisme segar dari bangku kuliah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Astrid Widayani: Turnamen MLSC Nafas Baru Kota Solo Menuju Hidup Sehat
Astrid Widayani: Turnamen MLSC Nafas Baru Kota Solo Menuju Hidup Sehat
Regional
Jokowi Melayat PB XIII di Keraton Solo, Sampaikan Duka dan Doa untuk Sang Raja
Jokowi Melayat PB XIII di Keraton Solo, Sampaikan Duka dan Doa untuk Sang Raja
Regional
 Anggota DPRD Kampar Disiram Air Cabai, Pelaku Dapat 'Bisikan'
Anggota DPRD Kampar Disiram Air Cabai, Pelaku Dapat "Bisikan"
Regional
Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan
Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan
Regional
Menteri Komdigi Minta Penerima BLT Tak Gunakan Uang Bantuan untuk Judi Online
Menteri Komdigi Minta Penerima BLT Tak Gunakan Uang Bantuan untuk Judi Online
Regional
Mangkunegoro X Melayat PB XIII, Kenang Sosok Pemimpin Tangguh dan Bijaksana
Mangkunegoro X Melayat PB XIII, Kenang Sosok Pemimpin Tangguh dan Bijaksana
Regional
Viral ASN Bidan di Deli Serdang Mengaku Dipungli Saat Ujian Naik Pangkat, Bobby: Ini Jadi Perhatian Presiden
Viral ASN Bidan di Deli Serdang Mengaku Dipungli Saat Ujian Naik Pangkat, Bobby: Ini Jadi Perhatian Presiden
Regional
Dampak Banjir dan Longsor di Jonggol Bogor, Dua Ponpes hingga Jembatan Alami Kerusakan
Dampak Banjir dan Longsor di Jonggol Bogor, Dua Ponpes hingga Jembatan Alami Kerusakan
Regional
Program MBG di Lebong Bengkulu Kembali Diaktifkan, Polisi dan Guru Gelar Trauma Healing
Program MBG di Lebong Bengkulu Kembali Diaktifkan, Polisi dan Guru Gelar Trauma Healing
Regional
Motor Tergelincir, Ibu dan Anak di Malang Hilang Terbawa Arus Sungai
Motor Tergelincir, Ibu dan Anak di Malang Hilang Terbawa Arus Sungai
Regional
Wapres Gibran Melayat Raja Keraton Kasunanan Solo PB XIII
Wapres Gibran Melayat Raja Keraton Kasunanan Solo PB XIII
Regional
Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII Disemayamkan di Sasana Parasdya
Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII Disemayamkan di Sasana Parasdya
Regional
Karyawan Minimarket di Indramayu Diserang Pria Bersajam, Diduga Kesal karena Tak Dipinjami Motor
Karyawan Minimarket di Indramayu Diserang Pria Bersajam, Diduga Kesal karena Tak Dipinjami Motor
Regional
Anggota Polres Asmat Gugur Ditikam Saat Bertugas Mengamankan Orang Mabuk
Anggota Polres Asmat Gugur Ditikam Saat Bertugas Mengamankan Orang Mabuk
Regional
Siswa SMK di Nias Tewas saat Duel di Kelas, Diawali Cekcok Perkataan 'Binatang Kau'
Siswa SMK di Nias Tewas saat Duel di Kelas, Diawali Cekcok Perkataan "Binatang Kau"
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau