KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa Siklon Tropis Fengshen yang tumbuh di Laut Filipina Barat memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca ekstrem dan kondisi perairan di sejumlah wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan.
Fenomena ini menjadi perhatian serius karena berpotensi menimbulkan hujan lebat serta peningkatan tinggi gelombang laut di beberapa daerah.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan bahwa Siklon Tropis Fengshen terbentuk dari bibit siklon 96W yang berkembang di wilayah perairan Filipina bagian barat.
“Siklon Tropis Fengshen terbentuk dari bibit siklon 96W dan saat ini pusat sirkulasinya terpantau di Laut Filipina Barat, pada posisi 16,0° LU dan 118,8° BT atau sekitar 1.420 kilometer di utara Tarakan, Kalimantan Utara,” ujarnya, Senin (20/10/2025) dikutip dari Antara.
Baca juga: BMKG Prakiarkan Wilayah Ini Akan Hujan Lebat pada 20-21 Oktober 2025
Siklon tersebut memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 35 knot atau 65 kilometer per jam dan tekanan udara minimum 1002 hPa.
Dalam 24 jam ke depan, intensitas Fengshen diperkirakan akan meningkat, namun masih berada pada kategori 1 dengan arah gerak ke barat laut menjauhi wilayah Indonesia.
Menurut BMKG, Siklon Tropis Fengshen memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di beberapa wilayah Indonesia bagian utara dan timur.
Daerah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat meliputi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau.
Selain itu, BMKG juga memperingatkan potensi gelombang laut sedang dengan ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter di Samudra Pasifik utara Maluku.
Baca juga: Mengapa Karanganyar Jadi Wilayah dengan Suhu Tertinggi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG
Andri Ramdhani menegaskan bahwa meskipun pusat siklon bergerak menjauhi wilayah Indonesia, efek tidak langsung seperti peningkatan curah hujan dan gelombang laut tetap perlu diwaspadai.
“Masyarakat di wilayah pesisir dan pelaku kegiatan kelautan sebaiknya memperhatikan kondisi cuaca terkini karena dampak tidak langsung siklon ini bisa memengaruhi keselamatan di laut,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG terus memantau perkembangan sistem cuaca ini melalui citra satelit dan model prakiraan atmosfer. Informasi terkini disampaikan secara berkala melalui kanal resmi BMKG, baik website, media sosial, maupun aplikasi Info BMKG.
“Kami mengimbau masyarakat dan pelaku kegiatan kelautan untuk terus memantau informasi resmi BMKG serta tidak mempercayai informasi yang tidak bersumber jelas,” tambah Andri.
BMKG juga meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang bisa dipicu oleh curah hujan tinggi.
Daerah-daerah yang memiliki topografi pegunungan atau wilayah pesisir diimbau melakukan langkah pencegahan dini untuk meminimalkan risiko.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang