Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggal 23 Oktober Memperingati Apa? Ini Deretan Momen Penting dan Sejarahnya

Kompas.com - 23/10/2025, 06:15 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Tanggal 23 Oktober memiliki makna khusus bagi sejumlah daerah dan masyarakat di dunia. Di Indonesia, tanggal ini menjadi hari bersejarah bagi Kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang merayakan hari jadinya.

Sementara di belahan dunia lain, tanggal ini juga menjadi momentum bagi beberapa peringatan internasional, mulai dari pelestarian satwa hingga kesehatan manusia.

Tahun ini, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, tidak ada hari libur nasional yang jatuh pada bulan Oktober.

Meski demikian, sejumlah peringatan tetap menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk merefleksikan nilai sejarah dan kemanusiaan.

Baca juga: Kalender Oktober 2025: Tidak Ada Libur Nasional, Cek Tanggal Merah dan Hari Pentingnya

Bagaimana Sejarah Lahirnya Kota Pontianak?

Kota Pontianak merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-254 pada 23 Oktober 2025. Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Pontianak, kota ini didirikan pada 23 Oktober 1771 oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Ia dan rombongannya membuka permukiman di pertemuan tiga sungai besar, yakni Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas.

Dari sinilah Pontianak tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan penting di wilayah Kalimantan.

Baca juga: Kalender Oktober 2025 Lengkap: Tanggal Merah, Hijriah, dan Jawa

Pontianak dikenal sebagai penghasil komoditas utama seperti karet dan kelapa, serta terus mengembangkan potensi ekonomi dan pariwisatanya.

Pemerintah daerah menegaskan bahwa arah pembangunan Pontianak berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Apa Itu Festival Chung Yeung yang Dirayakan di Tiongkok?

Selain HUT Pontianak, 23 Oktober juga bertepatan dengan Festival Chung Yeung atau dikenal sebagai Double Ninth Festival di Tiongkok.

Berdasarkan penanggalan lunar, festival ini jatuh pada hari kesembilan bulan kesembilan dan dianggap membawa keberuntungan.

Dikutip dari National Today, istilah “Chung Yeung” dalam bahasa Kanton berarti “sembilan ganda”.

Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, angka sembilan dianggap sakral dan penuh makna positif. Festival ini menjadi momen untuk menghormati leluhur, membersihkan makam, dan mendoakan keluarga yang telah tiada.

Baca juga: Kalender Oktober 2025: Ada Libur Nasional dan Cuti Bersama? Cek Tanggal Pentingnya

Masyarakat juga merayakannya dengan mendaki bukit, menerbangkan layang-layang, serta menyantap Kue Chung Yeung yang terbuat dari tepung beras dan dihiasi dengan kenari serta buah kering.

Tradisi tersebut diyakini sebagai simbol pengusir nasib buruk dan doa agar kehidupan di masa depan lebih sejahtera.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Nova Arianto Minta Pemain Timnas U17 Indonesia Tampil Maksimal di Piala Dunia, Ini Alasannya 
Nova Arianto Minta Pemain Timnas U17 Indonesia Tampil Maksimal di Piala Dunia, Ini Alasannya 
Sulawesi Selatan
Cara Cek Keaslian Sertifikat Tanah Elektronik, Tak Perlu ke Kantor BPN
Cara Cek Keaslian Sertifikat Tanah Elektronik, Tak Perlu ke Kantor BPN
Sulawesi Selatan
Guru SMPN 1 Trenggalek Dianiaya Wali Murid Gara-gara Sita HP Siswa, Polisi Lakukan Penyelidikan
Guru SMPN 1 Trenggalek Dianiaya Wali Murid Gara-gara Sita HP Siswa, Polisi Lakukan Penyelidikan
Jawa Timur
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Pelaku Gunakan Wig untuk Kelabui CCTV
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Pelaku Gunakan Wig untuk Kelabui CCTV
Sumatera Selatan
67 Jip Wisata di Gunung Bromo Dinyatakan Tidak Laik Jalan, Dishub Sarankan Ini
67 Jip Wisata di Gunung Bromo Dinyatakan Tidak Laik Jalan, Dishub Sarankan Ini
Jawa Timur
Ini Perbedaan Sertifikat Tanah Analog dan Elektronik
Ini Perbedaan Sertifikat Tanah Analog dan Elektronik
Sumatera Utara
Ribuan Warga Antusias Ikuti CFD Tegar Beriman di Bogor
Ribuan Warga Antusias Ikuti CFD Tegar Beriman di Bogor
Jawa Barat
Polisi di Jambi Bunuh Dosen Perempuan, Diduga karena Masalah Asmara
Polisi di Jambi Bunuh Dosen Perempuan, Diduga karena Masalah Asmara
Sumatera Selatan
Daftar Raja Keraton Surakarta yang Dimakamkan di Imogiri, di Mana Lokasi Makam Pakubuwono XIII?
Daftar Raja Keraton Surakarta yang Dimakamkan di Imogiri, di Mana Lokasi Makam Pakubuwono XIII?
Jawa Tengah
Gusti Neno Ungkap Tanda Alam Sebelum Wafatnya PB XIII, Pohon Tua Tumbang Saat Hujan Deras
Gusti Neno Ungkap Tanda Alam Sebelum Wafatnya PB XIII, Pohon Tua Tumbang Saat Hujan Deras
Jawa Tengah
Contoh Sertifikat Tanah Elektronik, Bentuk dan Isinya
Contoh Sertifikat Tanah Elektronik, Bentuk dan Isinya
Kalimantan Timur
Usai Terpilih Lagi Jadi Ketum Projo, Budi Arie Setiadi Ingin Dukung Gerindra
Usai Terpilih Lagi Jadi Ketum Projo, Budi Arie Setiadi Ingin Dukung Gerindra
Jawa Timur
Prosesi Adat Keraton Akan Iringi Pemakaman Sinuhun Pakubuwono XIII di Imogiri
Prosesi Adat Keraton Akan Iringi Pemakaman Sinuhun Pakubuwono XIII di Imogiri
Jawa Tengah
Onadio Leonardo Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Polres Jakarta Barat
Onadio Leonardo Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Polres Jakarta Barat
Jawa Timur
Profil Pakubuwono XIII, Kisah Hidupnya Sebagai Raja Keraton Surakarta hingga Sosok Penggantinya
Profil Pakubuwono XIII, Kisah Hidupnya Sebagai Raja Keraton Surakarta hingga Sosok Penggantinya
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau