Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HUT Ke-254 Pontianak: Menelusuri Asal-usul Nama dari Pohon Punti hingga Kun Tian

Kompas.com - 23/10/2025, 07:37 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Kota Pontianak merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-254 pada 23 Oktober 2025. Momentum ini bukan sekadar seremoni, melainkan juga pengingat akan sejarah panjang dan unik dari kota yang dikenal dengan sebutan Kota Khatulistiwa tersebut.

Di balik kemegahan dan perkembangan Pontianak saat ini, tersimpan kisah menarik tentang asal-usul nama dan pendirian kota yang sarat nilai sejarah dan budaya.

Sejarah berdirinya Kota Pontianak bermula pada 24 Rajab 1181 Hijriyah atau bertepatan dengan 23 Oktober 1771 Masehi.

Saat itu, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie bersama rombongannya membuka hutan di pertemuan tiga sungai: Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar. Di lokasi tersebut, ia mendirikan balai dan rumah tinggal, lalu menamai tempat itu Pontianak.

Baca juga: Tanggal 23 Oktober Memperingati Apa? Ini Deretan Momen Penting dan Sejarahnya

Di bawah kepemimpinan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Pontianak tumbuh menjadi kota perdagangan dan pelabuhan yang ramai.

Tahun 1192 Hijriah, beliau dinobatkan sebagai Sultan Pontianak pertama. Simbol pusat pemerintahan kala itu ditandai dengan pembangunan Masjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang kini berdiri megah di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.

Pontianak kemudian dikenal sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Barat dan menjadi salah satu kota penting di wilayah barat Pulau Kalimantan. Kota ini dilewati Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat setempat.

Baca juga: 23 Oktober 2025 Hari Apa? Ini Daftar Peringatannya

Apa Versi Lain dari Catatan Sejarah Belanda?

Sejarawan Belanda, VJ Verth, dalam buku Borneo Wester Afdeling, menulis versi berbeda mengenai awal berdirinya Pontianak.

Menurutnya, Belanda baru masuk ke Pontianak dari Batavia pada tahun 1194 Hijriah atau 1773 Masehi.

Dalam catatan tersebut, disebutkan bahwa Syarif Abdullah, ayah Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, adalah seorang ulama dan pedagang dari Kerajaan Mempawah yang kemudian merantau hingga ke Banjarmasin.

Syarif Abdullah menikah dengan adik Sultan Banjar, Sunan Nata Alam, dan dilantik menjadi pangeran.

Baca juga: Damri Buka Rute Tanpa Transit Pontianak-Palangkaraya, Tiket Rp 725.000

Ia berhasil memperkuat armada perdagangan dan bahkan melawan kapal Belanda serta Inggris. Berkat kekayaannya, ia mendirikan pemukiman baru yang kelak menjadi pusat perdagangan, kini dikenal sebagai Pontianak.

Pada tahun 1778, Belanda yang dipimpin Willem Ardinpola memasuki wilayah Pontianak. Mereka kemudian menempati daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenal sebagai Tanah Seribu atau Verkendepaal.

Belanda menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat pemerintahan mereka di Kalimantan Barat. Berbagai struktur administrasi kolonial seperti Resident, Assistant Resident, hingga Controleur mulai berdiri di kawasan itu.

Pada masa pendudukan Jepang, sistem tersebut berubah nama menjadi Shintjo. Setelah Indonesia merdeka dan seiring keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Pemerintah Daerah Tingkat II Pontianak resmi berganti menjadi Pemerintah Kota Pontianak.

Baca juga: KSAU: Drone Turki Anka-S Sudah Tiba di Pontianak, Dalam Proses Tes Terbang

Logo city branding Kota Pontianak, Kalimantan Barat.FAJIYUSNI Logo city branding Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Nova Arianto Minta Pemain Timnas U17 Indonesia Tampil Maksimal di Piala Dunia, Ini Alasannya 
Nova Arianto Minta Pemain Timnas U17 Indonesia Tampil Maksimal di Piala Dunia, Ini Alasannya 
Sulawesi Selatan
Cara Cek Keaslian Sertifikat Tanah Elektronik, Tak Perlu ke Kantor BPN
Cara Cek Keaslian Sertifikat Tanah Elektronik, Tak Perlu ke Kantor BPN
Sulawesi Selatan
Guru SMPN 1 Trenggalek Dianiaya Wali Murid Gara-gara Sita HP Siswa, Polisi Lakukan Penyelidikan
Guru SMPN 1 Trenggalek Dianiaya Wali Murid Gara-gara Sita HP Siswa, Polisi Lakukan Penyelidikan
Jawa Timur
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Pelaku Gunakan Wig untuk Kelabui CCTV
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Pelaku Gunakan Wig untuk Kelabui CCTV
Sumatera Selatan
67 Jip Wisata di Gunung Bromo Dinyatakan Tidak Laik Jalan, Dishub Sarankan Ini
67 Jip Wisata di Gunung Bromo Dinyatakan Tidak Laik Jalan, Dishub Sarankan Ini
Jawa Timur
Ini Perbedaan Sertifikat Tanah Analog dan Elektronik
Ini Perbedaan Sertifikat Tanah Analog dan Elektronik
Sumatera Utara
Ribuan Warga Antusias Ikuti CFD Tegar Beriman di Bogor
Ribuan Warga Antusias Ikuti CFD Tegar Beriman di Bogor
Jawa Barat
Polisi di Jambi Bunuh Dosen Perempuan, Diduga karena Masalah Asmara
Polisi di Jambi Bunuh Dosen Perempuan, Diduga karena Masalah Asmara
Sumatera Selatan
Daftar Raja Keraton Surakarta yang Dimakamkan di Imogiri, di Mana Lokasi Makam Pakubuwono XIII?
Daftar Raja Keraton Surakarta yang Dimakamkan di Imogiri, di Mana Lokasi Makam Pakubuwono XIII?
Jawa Tengah
Gusti Neno Ungkap Tanda Alam Sebelum Wafatnya PB XIII, Pohon Tua Tumbang Saat Hujan Deras
Gusti Neno Ungkap Tanda Alam Sebelum Wafatnya PB XIII, Pohon Tua Tumbang Saat Hujan Deras
Jawa Tengah
Contoh Sertifikat Tanah Elektronik, Bentuk dan Isinya
Contoh Sertifikat Tanah Elektronik, Bentuk dan Isinya
Kalimantan Timur
Usai Terpilih Lagi Jadi Ketum Projo, Budi Arie Setiadi Ingin Dukung Gerindra
Usai Terpilih Lagi Jadi Ketum Projo, Budi Arie Setiadi Ingin Dukung Gerindra
Jawa Timur
Prosesi Adat Keraton Akan Iringi Pemakaman Sinuhun Pakubuwono XIII di Imogiri
Prosesi Adat Keraton Akan Iringi Pemakaman Sinuhun Pakubuwono XIII di Imogiri
Jawa Tengah
Onadio Leonardo Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Polres Jakarta Barat
Onadio Leonardo Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Polres Jakarta Barat
Jawa Timur
Profil Pakubuwono XIII, Kisah Hidupnya Sebagai Raja Keraton Surakarta hingga Sosok Penggantinya
Profil Pakubuwono XIII, Kisah Hidupnya Sebagai Raja Keraton Surakarta hingga Sosok Penggantinya
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau