KOMPAS.com - Kanker usus besar atau kolorektal adalah penyakit yang terjadi karena sel kanker tumbuh tidak terkendali di organ usus besar.
Kanker kolorektal biasanya diawali dengan terbentuknya tumor jinak atau polip.
Tumor jinak ini terbentuk akibat paparan terhadap faktor pemicu kanker dalam waktu yang lama, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Faktor lain, seperti paparan sinar radiasi, merokok, dan minuman beralkohol secara terus-menerus juga bisa memicu kanker kolorektal.
Sayangnya, pada tahap awal, gejala kanker kolorektal tidak mudah dikenali. Gejala baru terasa seiring berjalannya waktu ketika tumor jinak di usus berkembang dan merusak jaringan sekitar.
Lantas, apa gejala awal yang dirasakan pasien kanker kolorektal?
Baca juga: Tanda Awal Kanker Kolorektal yang Meningkat di Kalangan Gen Z, Siapa Paling Berisiko Terkena?
Cerita pasien penderita kanker kolorektal tentang gejalanya
Marc Anthony (33) berbagi kisahnya ketika didiagnosis mengalami kanker kolorektal stadium 2 dan sindrom Lynch di usianya yang masih terbilang muda.
Sindrom Lynch adalah kondisi genetik turunan yang secara signifikan meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker. Penyakit ini diturunkan oleh keluarga.
Dikutip dari The Patient Story (4/5/2025), Anthony awalnya mengalami gejala pendarahan rektal yang tidak bisa dijelaskan. Pria itu juga mudah merasa lelah dan kedinginan meski berada dalam suhu hangat sekalipun.
Gejala lain yang dirasakannya adalah masalah pencernaan.
Namun, seperti pada orang dewasa pada umumnya, ia mengabaikan tanda-tanda tubuh itu. Anthony mengira gejala itu hanya flu atau stres semata.
Akan tetapi, kematian saudaranya akibat kanker kolorektal menyadarkannya. Anthony kemudian memutuskan untuk menjalani prosedur diagnostik sederhana untuk mengonfirmasi apa yang dialaminya.
"Anda menderita kanker parah," kata dokter.
Anthony kemudian menjalani operasi pengangkatan kanker yang mengakibatkan sebagian besar usus besar dan sejumlah kelenjar getah beningnya. Untungnya, operasi itu berhasil.
Selnajutnya, dia menjalani kemoterapi dan prosedur tambahan lainnya.
Baca juga: 5 Tanda Awal Kanker Kolorektal yang Sering Diabaikan, Apa Saja?
Gejala nyeri di kaki
Pasien kanker kolorektal lainnya adalah Steven Zatoris. Dia mengaku mulai merasakan gejala kanker kolorektal pada 2021.
Saat itu, dia merasakan nyeri di kaki kirinya dan memutuskan untuk mengunjungi dokter keluarganya.
Awalnya, Zatoris mengira gejala itu hanya karena masalah trombosis vena dalam. Namun, ketika dirinya memeriksakan gejala tersebut, dia justru diminta untuk menjalani pemeriksaan MRI.
Hasilnya, Zatoris diminta untuk menjalani biopsi. Saat itulah, dia didiagnosis memiliki tumor stadium IV di kaki saya.
Setelah 25 kali mendapat perawatan radiasi di rumah sakit, kondisi Zatoris tidak kunjung membaik. Ukuran tumor justri membesar hingga setengah bola softball.
Setelah menjalani pemeriksaan, diketahui bahwa sel kanker sudah menyebar hingga ke paru-paru kanan dan usus besarnya.
Zatoris akhirnya harus melalui operasi kaki di rumah sakit Fox Chase pada Januari 2022. Operasi itu berhasil tanpa Zatoris tanpa harus kehilangan kakinya.
"Saya sangat senang dengan hasil akhirnya," kata Zatoris, dikutip dari Fox Chase.
Dua bulan berselang, pada Maret 2022, Zatoris memulai kemoterapi untuk menyembuhkan kanker kolorektalnya.
Dia menjalani perawatan selama dua minggu sekali selama delapan sesi.
Pada Juni 2022, rangkaian kemoterapinya selesai. Zatoris kemudian menjalani CT scan dan MRI untuk memastikan kondisinya. Hasilnya, dokter memberitahu bahwa tubuh Zatoris sudah bersih dari sel kanker.
Baca juga: Disebut Jadi Penyakit yang Mengintai Gen Z, Apa Itu Kanker Kolorektal?
Menemukan keanehan di tinjanya
Atlet olahraga ketahanan yang secara rutin berkompetisi Hilary Witbrodt didiagnosis mengalami kanker kolorektal pada November 2022 silam.
Padahal, perempuan itu memiliki pola makan sehat berupa biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran dan jarang mengonsumsi makanan olahan.
Witbrodt juga tidak memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal. Ditambah lagi, usianya baru 41 tahun, 4 tahun lebih awal sebelum dirinya melakukan pemeriksaan rutin.
Namun suatu hari, Witbrodt menemukan ada darah di tinjanya.
“Anda tidak mengira itu akan menjadi sesuatu yang serius,” ungkapnya, dikutip dari Ucla Health.
Hingga Januari 2023, gejala itu tidak kunjung membaik. Witbrodt akhirnya membuat janji untuk bertemu dengan dokter gastroenterologi pada Februari 2023.
Dokter memintanya untuk menunggu tiga bulan lagi untuk kolonoskopi. Pada saat itulah, Witbrodt menyadari bahwa ada yang tidak beres pada dirinya.
Dia menelepon secara berkala untuk memeriksa pembatalan dan memajukan prosedur ke bulan April. Namun, tiba-tiba dia diberitahu bahwa tumor telah terdeteksi dan kemungkinan besar itu adalah kanker.
Witbrodt kemudian dirujuk ke ahli hematologi dan onkologi UCLA Health Melody Benjamin, MD di Ventura.
Pada pertemuan pertama, dia didiagnosis mengalami kanker kolorektal stadium 3.
Baca juga: 6 Pasien Ungkap Gejala Awal Kanker Usus Besar yang Dirasakan, Apa Saja?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.