Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Stroke juga Bisa Dilihat dari Wajah, Ini Tandanya

Kompas.com - 30/10/2025, 11:02 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu tanda paling mudah dikenali dari stroke adalah perubahan pada wajah, seperti mulut tiba-tiba mencong atau salah satu sisi wajah tampak turun. 

Gejala sederhana ini sering kali diabaikan, padahal bisa menjadi sinyal awal bahwa seseorang sedang mengalami serangan stroke. 

"Pada kasus-kasus stroke bisa diidentifikasi dari daerah wajah, contoh pasien mulutnya mencong atau tertarik, banyak mengeluarkan air liur, atau matanya tidak bisa melirik ke samping atau melihat dengan jelas. Jika ada kecurigaan stroke harus segera diperiksa ke rumah sakit," jelas dr.Bambang Tri Prasetyo Sp.N dari RS Pondok Indah,  Pondok Indah Jakarta dalam wawancara terbatas melalui zoom (28/10/2025).

Baca juga: Catat, Stroke Harus Ditangani Kurang dari 4.5 Jam Sejak Muncul Gejala

Selain pada wajah, gejala stroke lainnya adalah kelemahan pada satu sisi bagian tubuh, mati rasa, kesulitan bicara atau melihat, sakit kepala hebat, mual dan muntah, hingga bicara kacau.

Ia menambahkan, jika ada kecurigaan serangan stroke dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk menentukan apakah itu karena stroke perdarahan atau sumbatan pembuluh darah di otak.

"Biasanya akan dilakuakan CT-scan, tujuannya untuk melihat atau menilai jaringan otak ada perdarahan atau tidak. Kalau tidak ada  perdarahan, dicurigainya stroke sumbatan," tutur dr.Bambang.

Jika rumah sakitnya memiliki fasilitas yang lengkap, dapat ditambah dengan pemeriksaan lain seperti MRI atau MRA kepala non-toraks sehingga bisa memberikan gambaran lebih detil seberapa luas sumbatannya.

Menurut dr.Bambang, jika sumbatannya luas dan banyak, meski gejalanya terlihat "ringan" maka tidak bisa disebut stroke ringan.

"Mungkin dia hanya pelo atau lemah di satu sisi tubuh dan masih bisa jalan, tapi kalau foto CT Scan/MRI menunjukkan sumbatan luas maka tak bisa dibilang ringan, pasti berat," ujarnya.

Pemberian terapi pengobatan untuk pasien stroke, menurut dr.Bambang, disesuaikan dengan kondisi sumbatan atau perdarahan di otak, serta durasi pasien dibawa ke rumah sakit sejak munculnya gejala.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh Stroke Ringan, Cepat Bertindak Sebelum Terlambat

Dokter Bambang mengingatkan agar masyarakat tidak menunda ke rumah sakit. Idealnya pasien sudah mendapat penanganan kurang dari 4.5 jam setelah ada gejala. 

"Jadi ada step-stepnya, kalau kurang dari 4.5 jam obat apa, sedangkan kalau sudah 4.5-24 jam setelah muncul gejala pertama, penanganannya beda lagi," katanya.

Semakin cepat penanganan dapat dilakukan secepat mungkin dan risiko kecacatan atau kematian dapat dicegah.

Pencegahan stroke harus dimulai dengan mencegah faktor risiko, seperti hipertensi, obesitas, diabetes, pola makan yang buruk, kolesterol tinggi, merokok, serta aktivitas fisik yang kurang. Data Riset Kesehatan Dasar di Indonesia menunjukkan tingginya angka faktor risiko dari stroke pada masyarakat.

Baca juga: Berawal dari Pusing dan Linglung, Kak Seto Didiagnosis Stroke Ringan dan Aritmia

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau