KOMPAS.com - Honeymoon cystitis kerap dianggap penyakit kelamin yang menular. Perempuan dinilai bisa terjangkit ketika berhubungan seksual dengan suaminya, benarkah?
“Infeksi saluran kemih tidak ditularkan melalui hubungan seksual, tidak ditularkan melalui tubuh,” terang dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG, SubSpFer, MSc dari RSPI Pondok Indah, saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (28/10/2025).
Baca juga:
Sebagai informasi, honeymoon cystitis adalah infeksi saluran kemih yang terjadi setelah perempuan berhubungan seksual usai bulan madu (honeymoon), dan tidak termasuk sebagai penyakit kelamin.
Perempuan bisa terjangkit honeymoon cystitis ketika bakteri di sekitar vagina terdorong masuk ke dalam saluran kencing saat sedang berhubungan seksual.
Bakteri tersebut dibiarkan mengendap sehingga berkoloni dan menyebabkan infeksi.
Honeymoon cystitis memang bukan penyakit menular, tapi bisa “menular” apabila sudah memiliki komplikasi dari infeksi menular seksual.
Sebab, bakteri yang sudah ada di saluran kemih bukan seperti kutu yang bisa loncat sana sini, alias menular karena terjadi kontak fisik.
“Kalau komplikasi dari infeksi menular seksual, misalnya, hubungan seksual menularkan bakteri yang menyebabkan infeksi menular seksual. Lalu, infeksi menular seksualnya pindah juga ke saluran kemih, tapi kan tidak secara langsung,” terang dr. Yassin.
“Iya menular kalau memang ada infeksi lain (infeksi menular seksual), jadi enggak ditularkan secara langsung. Honeymoon cystitis enggak bisa menular lagi,” sambung dia.
Hal tersebut berarti, seseorang bisa mengalami honeymoon cystitis apabila ia mengalami infeksi menular seksual melalui pasangannya.
Baca juga:
Honeymoon cystitis sering disangka penyakit menular seksual, padahal beda. Simak penjelasan dokter selengkapnya.Dr. Yassin mengimbau agar perempuan menjaga kebersihan vagina guna mencegah terjangkit honeymoon cystitis, khususnya setelah berhubungan seksual.
“Cairan sperma sendiri, yang dilepaskan di vagina, itu juga mengandung nutrisi yang bisa mengundang bakteri kalau dibiarkan terlalu lama (tidak dibersihkan),” jelas dr. Yassin.
Oleh sebab itu, selepas berhubungan seksual, perempuan sebaiknya lekas membersihkan area vagina dengan air.
Jika menggunakan sabun khusus vagina, gunakanlah secukupnya. Jika perlu, konsultasikanlah ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kandungan dalam sabun bakal mengiritasi area vagina atau tidak.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya