KOMPAS.com – Stroke tidak selalu muncul dengan gejala berat seperti kelumpuhan mendadak atau kesulitan bicara.
Ada kondisi yang disebut stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA), ketika sumbatan pada pembuluh darah otak terjadi sesaat lalu pulih kembali.
Meski terlihat lebih “ringan”, dokter menegaskan bahwa TIA tetap merupakan serangan stroke dan menjadi tanda penting bahwa pembuluh darah otak sedang bermasalah.
Menurut dr. Taufik Mesiano, Sp.S (K), dokter spesialis saraf, TIA terjadi ketika sumbatan pada pembuluh darah otak hilang spontan sehingga gejalanya pulih dalam waktu kurang dari tiga jam.
“TIA adalah serangan stroke juga. Hanya saja sumbatannya lepas kembali, sehingga gejala cepat kembali normal. Tetapi ini pertanda bahwa sudah ada gangguan di pembuluh darah otak dan harus segera ditangani,” ujarnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.
Baca juga: Gejala Stroke juga Bisa Dilihat dari Wajah, Ini Tandanya
Perbedaan terbesar antara TIA dan stroke biasa terletak pada durasi sumbatan dan kerusakan jaringan otak yang ditimbulkannya.
Meski demikian, TIA tetap harus dianggap serius karena menjadi peringatan awal sebelum stroke yang lebih berat.
“Kalau tidak dilakukan skrining dan perawatan faktor risiko, kemungkinan terjadi stroke di kemudian hari sangat besar,” kata dr. Taufik.
Baca juga: Kak Seto Terdiagnosa Stroke Ringan, Ini yang Perlu Diketahui Menurut Dokter Saraf
Gejala stroke, baik ringan maupun berat. tergantung pada area otak yang terkena.
Dokter menyebut gejala yang paling sering sesuai akronim SEGERA KE RS, mulai dari senyum mencong, bicara pelo, hingga kelemahan tangan dan kaki.
Namun pada sebagian pasien, terutama pada TIA, gejalanya dapat menyerang fungsi kognitif, bukan motorik.
“Kalau mengenai area otak yang mengatur kognitif, gejalanya bisa berupa tiba-tiba lupa, nge-blank, atau terlihat linglung,” jelas dr. Taufik.
Jika area penglihatan yang terdampak, pasien bisa mengalami gangguan visual seperti tidak mengenali objek yang dilihat.
Baca juga: Potensi untuk Seseorang Sembuh dari Stroke, Ini Pesan Dokter
Cerita pasien tentang gejala awal stroke.Menurut dokter, TIA rentan terjadi pada siapa saja yang memiliki faktor risiko yang tidak terkontrol, seperti:
“Faktor risiko stroke ringan dan berat hampir sama. Yang terpenting adalah bagaimana faktor tersebut dikontrol,” ujarnya.
Selain faktor klasik, kekentalan darah atau hypercoagulability juga dapat memicu stroke ringan.
Ketidakseimbangan komponen darah membuat aliran menjadi lambat, sehingga mudah terbentuk gumpalan darah kecil yang bisa menyumbat pembuluh darah otak.
Jika sumbatan ini cepat larut, gejalanya tampak seperti TIA; jika tidak, dapat berkembang menjadi stroke berat.
Baca juga: Apa Itu Stroke Ringan yang Mengganggu Fungsi Kognitif? Ini Penjelasan Dokter Saraf
Dr. Taufik menegaskan bahwa mencegah stroke, termasuk TIA, sangat mungkin dilakukan dengan menjaga faktor risiko.
“Kalau ada faktor risiko, segera diobati dan dikontrol hingga mendekati kondisi normal. Pola hidup sehat fisik dan mental sangat penting,” katanya.
Pemeriksaan kesehatan rutin juga dibutuhkan agar gangguan dapat terdeteksi lebih dini.
Mengatur tekanan darah, menjaga gula darah, berhenti merokok, serta aktif bergerak adalah langkah utama untuk menurunkan risiko.
TIA mungkin tampak sepele karena gejalanya cepat pulih, tetapi kondisi ini merupakan alarm keras bahwa pembuluh darah otak sedang tidak sehat.
Mengenali gejalanya lebih cepat dan mengontrol faktor risiko dapat mencegah terjadinya stroke berat yang berpotensi mengancam jiwa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang