Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2025, 08:07 WIB
HTRMN,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

SOROWAKO, KOMPAS.com – Di balik gemuruh aktivitas tambang nikel di Sorowako, Luwu Timur, ada denyut kerja yang tak kalah penting, tetapi lebih senyap.

Denyut itu berasal dari Unit Segregation Plant milik PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), tempat di mana sampah yang semula dianggap tak bernilai diolah dan dipilah hingga memberi manfaat bagi masyarakat.

Foreman Ground Work Segregation Plant PT Vale Hery Sudarto menjelaskan, Unit Segregation Plant PT Vale Indonesia mengelola sampah dari tiga sumber utama. Pertama, area pabrik dan operasional perusahaan. Kedua, perumahan karyawan atau dormitori. Ketiga, komunitas masyarakat di sekitar kawasan Vale, termasuk dari Pasar Suraku.

“Setiap hari kami mengumpulkan sampah dengan berat mencapai 700-800 kilogram per unit truk. Kami punya lima unit truk sampah yang beroperasi. Dalam sehari, setiap truk mampu melakukan tiga kali pengambilan. Total sampah yang masuk ke unit segregasi mencapai 15-16 ton per hari,” ujar Hery saat ditemui Kompas.com, Senin (22/9/2025).

Baca juga: Teknologi Canggih PT Vale Jaga Kejernihan Danau Matano

Tim Kompas.com yang berkesempatan menyambangi Unit Segregation Plant PT Vale Indonesia melihat para pekerja di sana bekerja dengan cekatan. Di bawah sinar matahari yang menembus atap seng, mereka yang berseragam merah-biru memindahkan tumpukan sampah dari truk pengangkut ke meja pemilahan.

Di setiap meja kerja, para pekerja memilah berbagai jenis sampah, seperti kaleng susu, botol kaca, dan plastik, sebelum diproses lebih lanjut.

Di antara mereka, tampak empat pekerja perempuan dari PT Hati Murni, perusahaan mitra Vale, yang dengan telaten memilah plastik dan logam ringan. Mereka bekerja dengan helm, masker, dan sarung tangan, memastikan keselamatan dan kebersihan terjaga di tengah aroma khas limbah domestik.

Pemandangan itu menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Vale tidak hanya berorientasi pada lingkungan, tetapi juga membuka peluang pemberdayaan tenaga kerja lokal, termasuk perempuan.

Baca juga: PT Vale Indonesia Sabet Lestari Award 2025 untuk Program Kehati Lutim Bersinergi

“Operasional di sini berlangsung dalam satu sif, pukul 07.00–15.00 WITA, dari Senin hingga Jumat. Sebanyak 20 pekerja, laki-laki dan perempuan, terlibat dalam proses ini, termasuk satu pengawas lapangan,” tutur Hery.

Pilah hingga olah

Aktivitas di Unit Segregation Plant PT Vale Indonesia mengikuti jalur kerja yang terstruktur rapi. Prosesnya dimulai dari pengumpulan sampah dari masyarakat (waste community). Setelah ditimbang di pos timbang, sampah dibawa ke area waste dump sebelum masuk ke zona segregasi untuk dipilah.

Setelah sampah selesai dipilah dan ditimbang, material bernilai seperti plastik dan logam kemudian dipres menggunakan mesin pemadat. Proses ini memudahkan penyimpanan sekaligus mempersiapkan pengiriman ke empat bank sampah binaan Vale, yakni Bank Sampah Sorowako, Tabarano, Magani, dan Wasuponda.

Setiap tahun, lebih dari 4 ton sampah bernilai ekonomis disalurkan kepada komunitas tersebut. Langkah ini membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pemrosesan akhir serta mendorong ekonomi sirkular di masyarakat sekitar.

Baca juga: Vale Indonesia Ubah Limbah Nikel Jadi Berkah lewat Inisiatif Sirkular

Penanganan limbah khusus dan air lindi

Tidak semua sampah berakhir di bank sampah. Material seperti ban bekas dan logam berat memiliki jalur pengelolaan tersendiri. Ban yang tidak diambil bank sampah disimpan di area khusus, sedangkan scrap metal ditempatkan di area penyimpanan terpisah.

Untuk limbah berbahaya seperti oli bekas dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) lainnya, penanganannya dilakukan secara ketat. PT Vale menggandeng pihak ketiga yang memiliki izin khusus pengelolaan limbah berbahaya.

“Oli bekas kami kumpulkan di tempat khusus. Nanti ada pihak berizin yang datang mengambil dan mengirimkannya ke tempat pemusnahan limbah B3,” ungkap Hery.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau