Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT KONSERVASI

Marine Safari Bali, Gerbang Edukasi dan Konservasi Laut Nusantara

Kompas.com - 24/10/2025, 21:32 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

GIANYAR, KOMPAS.com – Air selalu punya kisah tentang kehidupan. Dari tetes hujan yang jatuh di hutan, kemudian mengalir ke sungai, bermuara di pesisir, hingga akhirnya menyatu dengan samudra. Perjalanan air menyimpan penting, yakni semua ekosistem di Bumi saling terhubung.

Kesadaran akan keterhubungan tersebut ditumbuhkan oleh Marine Safari Bali, lembaga konservasi dan destinasi eduwisata di bawah naungan Taman Safari Indonesia (TSI) Group yang berlokasi di Gianyar, Bali, kepada para pengunjung.

Tidak sekadar tempat rekreasi, Marine Safari Bali dirancang sebagai ruang belajar hidup tentang keterkaitan ekosistem air dari hulu ke hilir, mulai dari hutan, danau, sungai, hingga laut dalam.

“Kami ingin masyarakat melihat bahwa setiap tetes air punya perjalanan dan tanggung jawab. Kalau kita mencemari sungai, dampaknya akan sampai ke laut. Namun, kalau kita menjaga hutan di hulu, laut pun ikut terlindungi,” ujar Operational Manager Marine Safari Bali, Samuel Liu, saat ditemui di Gianyar, Bali, Sabtu (11/10/2025).

Edukasi melalui enam zona air

Marine Safari Bali menghadirkan enam zona edukatif yang menggambarkan perjalanan air di alam, yaitu Rainforest Zone, Lake Zone, River Zone, Estuary Zone, Coastal Zone, dan Ocean Zone.

Baca juga: Awas Keliru, Ini 3 Perbedaan Taman Safari Bali dan Marine Safari Bali

Setiap zona tidak hanya menampilkan satwa dan lingkungan, tetapi juga dirancang menyerupai habitat aslinya untuk menumbuhkan empati terhadap alam dan sekaligus mengajarkan arti penting menjaga keseimbangan antarhabitat.

Di Rainforest Zone, pengunjung disambut rerimbunan pepohonan dan suara air yang menetes dari kanopi hutan tropis. Di sinilah, awal siklus air dimulai, tempat air hujan terserap tanah dan mengalir ke sungai. Reptil dan amfibi hidup berdampingan. Hal ini menegaskan bahwa air adalah sumber kehidupan di daratan.

Masuk ke Lake Zone, suasana berubah tenang. Air yang tertampung membentuk danau dan menjadi rumah bagi ikan air tawar, burung air, dan tumbuhan akuatik. Danau berperan sebagai penyeimbang ekosistem dengan menyimpan air saat musim hujan dan melepaskannya secara perlahan ke sungai saat kemarau.

Aliran itu kemudian membawa pengunjung ke River Zone yang menggambarkan kehidupan dinamis sungai. Di sini, ikan-ikan berenang melawan arus seakan menunjukkan daya tahan dan adaptasi terhadap perubahan. Sungai menjadi urat nadi kehidupan yang menghubungkan hulu dengan hilir.

Baca juga: Bersejarah, Taman Safari Indonesia Jalankan Inseminasi Panda Raksasa

Dari sungai, air mengalir ke Estuary Zone, tempat air tawar bertemu air laut. Zona ini menampilkan ekosistem unik. Ikan kecil, udang, dan burung migran hidup berdampingan di zona ini. Estuari juga berfungsi sebagai penyaring alami polutan sebelum air mencapai laut.

Seorang pengunjung mengabadikan keindahan ekosistem perairan di lembaga konservasi Marine Safari Bali.KOMPAS.com/ANINGTIAS JATMIKA Seorang pengunjung mengabadikan keindahan ekosistem perairan di lembaga konservasi Marine Safari Bali.

Kemudian, pengunjung melangkah ke Coastal Zone yang merepresentasikan pesisir, wilayah tempat kehidupan manusia yang paling beririsan dengan laut. Di zona ini, keseimbangan antara pemanfaatan dan perlindungan menjadi penting. Hutan mangrove, lamun, serta terumbu karang menjadi garis pertahanan terakhir bagi daratan dari abrasi dan badai.

Perjalanan berakhir di Ocean Zone. Di sini, pengunjung disuguhi pemandangan bawah laut dengan hiu, pari, dan ikan tropis yang beraneka warna. Laut menjadi puncak dan sekaligus titik balik dari seluruh perjalanan air. Di sinilah, kelembapan dikembalikan ke atmosfer untuk memulai siklus baru kehidupan.

Dari edukasi ke aksi nyata konservasi

Di balik keindahan dan edukasi di tiap zona, Marine Safari Bali juga menjalankan misi konservasi yang serius. Salah satunya adalah program pembiakan (breeding) hiu bambu atau bamboo shark yang kini populasinya menurun akibat degradasi habitat dan penangkapan berlebih.

Breeding hiu bambu merupakan bagian dari tanggung jawab konservasi kami. Kami tidak hanya ingin mempertahankan keberadaan satwa ini, tapi juga menanamkan kesadaran kepada masyarakat bahwa laut bukan tempat untuk dieksploitasi, melainkan dijaga bersama,” jelas Samuel.

Breeding hiu bambu menjadi salah satu upaya konservasi yang dilakukan Marine Safari Bali.KOMPAS.com/ANINGTIAS JATMIKA Breeding hiu bambu menjadi salah satu upaya konservasi yang dilakukan Marine Safari Bali.

Hiu bambu sendiri dikenal sebagai spesies yang tenang dan hidup di dasar laut dangkal. Melalui program pembiakan ini, Marine Safari Bali berharap dapat mengembalikan populasi alami dan sekaligus menjadi sarana edukasi tentang signifikansi menjaga keberagaman spesies laut.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau