Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium

Kompas.com - 31/10/2025, 17:01 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang akan memperkenalkan kebijakan baru yang mewajibkan produsen dan importir baterai seluler, power bank dan perangkat pemanas tembakau serta rokok elektrik untuk mengumpulkan dan mendaur ulang produk-produk tersebut dengan bekerja sama dengan otoritas setempat.

Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menyelaraskan sistem pengelolaan limbah elektronik Jepang dengan tren ekonomi sirkular global.

Kebijakan ini diperkirakan berlaku mulai tahun fiskal 2026. Kebijakan kemudian akan menetapkan produk-produk yang disebut atas sebagai "barang yang dapat didaur ulang yang ditentukan".

Klasifikasi ini secara formal menempatkan produk tersebut di bawah peraturan dan kewajiban daur ulang yang ketat.

Baca juga: AS Ekspor Sampah Elektronik, Banjiri Asia Tenggara

Termasuk juga akan memperluas kewajiban daur ulang terhadap kategori produk yang lebih baru seperti misalnya rokok elektrik yang sebelumnya tidak tercakup dalam peraturan limbah lama.

Perangkat bertenaga baterai tersebut mengandung logam langka dan menimbulkan risiko kebakaran jika dibuang secara tidak benar.

“Dalam beberapa tahun terakhir, kecelakaan kebakaran yang disebabkan oleh baterai litium terpasang telah meningkat," kata Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang seperti dikutip dari Eco Business, Jumat (31/10/2025).

Namun sebenarnya, produk-produk baru yang diwajibkan untuk didaur ulang mengandung baterai lithium-ion dan mineral penting yang mungkin dapat diambil dan digunakan kembali.

Sebelumnya, sejak 2017, produsen sendiri sebenarnya secara sukarela, bukan diwajibkan oleh hukum saat itu, telah mengumpulkan baterai seluler.

Program ini melibatkan 60 perusahaan anggota Japan Portable Rechargeable Battery Recycling Center (JRBC). Pengumpulan dilakukan di sekitar 8.500 lokasi di seluruh Jepang, termasuk toko operator dan toko ritel.

Pada tahun fiskal 2023, tercatat sebanyak 3,63 juta unit smartphone berhasil dikumpulkan.

Kendati demikian METI dan Kementerian Lingkungan Hidup telah mengakui bahwa sejumlah besar perangkat elektronik kecil yang mengandung logam berharga masih dibuang tanpa didaur ulang.

Meskipun tingkat daur ulang nasional secara keseluruhan mencapai 19,5 persen pada tahun fiskal 2023, total sampah TPA masih sekitar 3,16 juta ton.

Daur ulang kini dipandang sebagai solusi yang menguntungkan secara ganda, baik itu secara ekonomi dan juga mencapai tujuan iklim.

Baca juga: Bangun Kesadaran Sejak Usia Sekolah, LG Ajak Anak Indonesia Peduli Sampah Elektronik

Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan bahwa paten dalam daur ulang baterai litium-ion tumbuh rata-rata 56 persen per tahun antara tahun 2017 dan 2022.

Sementara itu perusahaan riset Global Market Insights yang berbasis di AS memperkirakan bahwa pasar daur ulang baterai litium-ion akan mencapai 7,2 miliar dolar pada tahun 2024 dan akan meluas pada tingkat tahunan lebih dari 20 persen hingga tahun 2034.

Daur ulang baterai bekas tidak hanya memperkuat keamanan material tetapi juga mengurangi dampak lingkungan.

Sebuah studi Universitas Stanford menemukan bahwa penggunaan bahan daur ulang untuk baterai mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 81 persen dan mengurangi penggunaan energi sebanyak 89 persen dibandingkan dengan penambangan logam baru.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau