Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Ada beragam manfaat protein hewani bagi anak terkait tumbuh kembangnya.
Protein hewani disebut lebih mudah diserap tubuh dibandingkan protein nabati. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk memberikannya ke anak sejak dini, terutama pada anak di bawah dua tahun.
Baca juga:
"Ada kepercayaan di masyarakat Indonesia, di kamar praktik saya, (orang tua pasien) bilang anaknya banyak makan sayur, itu yang harus diberi tahu bahwa itu salah, harus ada protein hewani," kata dokter spesialis anak, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, dilansir dari Antara, Minggu (2/11/2025).
Protein hewani berperan besar dalam mencegah kekurangan zat besi yang bisa berujung pada anemia.
Kondisi ini tidak hanya membuat anak tampak lemas, tapi juga bisa memengaruhi kemampuan belajar dan konsentrasi.
"Zat besi merupakan zat gizi mikro penting untuk mendukung kemampuan belajar seseorang. Jika kondisi tersebut dibiarkan akan berdampak jangka panjang hingga dewasa," kata dr. Tiwi.
Dari sisi biomedis, zat besi adalah elemen penting yang membentuk hemoglobin dalam sel darah merah. Hemoglobin berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak.
Jika tubuh kekurangan zat besi, otak juga kekurangan oksigen. Dampaknya bisa berupa kesulitan berkonsentrasi, kelelahan, hingga menurunnya prestasi belajar anak.
Baca juga:
Manfaat protein hewani bagi anak berkaitan dengan tumbuh kembangnya. Simak penjelasan dokter berikut ini.Menurut dr. Tiwi, protein hewani adalah sumber gizi yang paling mudah dicerna dan diserap oleh tubuh anak. Berbeda dengan protein dari sayuran seperti bayam, protein hewani langsung membantu pembentukan jaringan tubuh dan otot.
Hal ini sangat penting terutama bagi anak-anak di bawah usia dua tahun yang sistem pencernaannya masih berkembang.
"Anak-anak di bawah dua tahun pencernaannya itu masih belajar, jadi kita sebagai orang tua harus memberi makanan yang mudah diserap oleh usus," kata dia.
Baca juga:
Dr. Tiwi menekankan bahwa orangtua bisa memilih sumber protein hewani yang lebih ekonomis tetapi tetap bergizi tinggi, tidak harus daging sapi atau daging domba.
Orangtua dapat menggantinya dengan bahan yang lebih ekonomis, seperti telur, ikan lele, atau ikan kembung.
Selain protein hewani, anak juga perlu mendapat asupan karbohidrat dan serat dari sumber lain. Dr. Tiwi menyarankan orang tua memberikan menu seimbang yang mencakup nasi, roti, kentang, ubi, atau jagung dalam porsi kecil.
“Anak-anak itu akan meniru orangtua, jadi sarapan yang paling baik adalah makanan yang lengkap,” ujarnya.
Untuk membantu penyerapan zat besi dari protein hewani, dr. Tiwi menyarankan agar orangtua juga memberikan makanan yang mengandung vitamin C. Vitamin ini bisa didapat dari sayur dan buah, antara lain tomat, jeruk, dan pepaya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang