KOMPAS.com – “Jadilah diri sendiri” sering dijadikan nasihat di tempat kerja. Tapi menurut Tomas Chamorro-Premuzic, psikolog bisnis dari Columbia University, strategi itu tidak selalu efektif. Untuk menanjak karier, lebih penting menguasai keterampilan sosial tertentu.
Chamorro-Premuzic menekankan kecerdasan emosional atau kemampuan memahami diri sendiri dan orang lain sebagai “mata uang utama” di dunia kerja.
“Keterampilan ini membuat Anda lebih mudah diterima dan lebih menyenangkan diajak bekerja sama,” ujarnya, dilansir dari CNBC, Senin (20/10/2025).
Baca juga: Kamar Dagang RI di Hong Kong Bahas Kerja Sama Fintech dan Aset Digital
Dalam bukunya Don’t Be Yourself: Why Authenticity Is Overrated (and What to Do Instead), Chamorro-Premuzic menguraikan tiga keterampilan sosial yang perlu diasah agar hubungan dan karier di kantor berkembang.
Orang sukses tidak takut meminta masukan jujur dari rekan atau atasan yang paham pekerjaan mereka.
“Mintalah umpan balik dari mereka yang nyaman memberi tahu apa yang perlu Anda dengar, bukan sekadar yang ingin Anda dengar,” katanya.
Alih-alih bertanya, “Bagaimana presentasi saya?”, Chamorro-Premuzic menyarankan pertanyaan yang lebih spesifik: “Apa yang bisa saya perbaiki?” atau “Apa yang akan Anda lakukan berbeda jika berada di posisi saya?”
Ia menekankan pentingnya menjaga ketenangan saat menerima kritik.
“Kalau Anda bereaksi berlebihan, kemungkinan besar tak akan mendapat umpan balik jujur lagi. Dengan terbuka pada kritik konstruktif, Anda bisa menutup kesenjangan antara persepsi diri dan kemampuan sebenarnya,” ujarnya.
Baca juga: Menperin: Industri Pengolahan Nonmigas Serap 19,60 Juta Tenaga Kerja
Keterampilan sosial yang tinggi memungkinkan seseorang memahami perasaan dan reaksi orang lain, sekaligus menyesuaikan diri tanpa terkesan pura-pura.
“Fokuslah lebih pada orang lain daripada diri sendiri,” kata Chamorro-Premuzic.
Ia menyebut kemampuan ini sebagai “strategic self-presentation” atau usaha bersikap positif dan menyesuaikan perilaku sesuai harapan orang lain.
“Orang yang peka terhadap kebutuhan orang lain akan menonjol karena kebanyakan orang hanya memikirkan dirinya sendiri,” ujarnya.
Kesiapan mencoba hal baru, meski terasa tidak nyaman, menjadi ciri orang sukses.
“Mereka mau melakukan hal berbeda, mencoba hal baru meski tidak menyenangkan,” ujarnya.
Chamorro-Premuzic menegaskan, sifat seperti introversi atau fleksibilitas bukanlah hal tetap. Keyakinan bahwa kepribadian tidak bisa berubah justru menghambat pengembangan diri.
Baca juga: Kadin Dorong Penerapan AI di Tambang untuk Tingkatkan Efisiensi dan Keselamatan Kerja
“Kalau Anda membatasi pilihan hanya pada diri masa lalu dan masa kini, Anda tak akan menciptakan diri masa depan yang lebih kaya dan beragam,” ujarnya.
Meski terasa sulit, keluar dari zona nyaman dapat membuka peluang baru bagi karier.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang