Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga, Pasar Ragu Akan Ada Pemangkasan Lagi

Kompas.com - 31/10/2025, 05:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuannya, namun sinyal kebijakan ke depan masih belum pasti. Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (29/10/2025) waktu Washington DC, (Kamis 30 Oktober 2025 waktu Indonesia) The Fed menurunkan suku bunga acuan menjadi kisaran 3,75 persen hingga 4 persen.

Pemangkasan ini merupakan yang kedua secara beruntun, dengan hasil voting 10 anggota mendukung dan dua menolak. Gubernur Stephen Miran memilih pemangkasan yang lebih besar sebesar 0,5 poin, sementara Presiden The Fed Kansas City Jeffrey Schmid justru menolak pemangkasan.

Selain menurunkan suku bunga, The Fed juga mengumumkan penghentian kebijakan quantitative tightening (QT) atau pengurangan aset yang selama ini dilakukan. Proses tersebut akan berakhir pada 1 Desember 2025.

Baca juga: Prediksi Rupiah Besok, Usai Melemah ke Rp 16.636 Imbas The Fed Pangkas Suku Bunga

Dalam keterangan pers seusai rapat, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa langkah selanjutnya belum tentu kembali ke arah pelonggaran.

“Ada pandangan yang sangat berbeda di dalam komite mengenai langkah yang akan diambil pada Desember. Pemangkasan suku bunga lebih lanjut bukanlah sesuatu yang pasti,” ujar Powell di Washington DC, Rabu (29/10/2025) waktu AS, dikutip dari CNBC.

Menurut Powell, sebagian anggota FOMC mulai condong untuk “menunggu satu siklus” sebelum mengambil keputusan baru. Pernyataan itu membuat pasar keuangan bereaksi hati-hati. Berdasarkan data CME Group’s FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga pada Desember turun menjadi 67 persen, dari sebelumnya 90 persen.

Sementara itu, saham-saham di bursa Wall Street sempat berbalik melemah setelah pernyataan Powell, meski perlahan pulih pada akhir sesi perdagangan.

Baca juga: The Fed Turunkan Suku Bunga, Ekonom Nilai Jadi Angin Segar bagi Ekonomi Indonesia

The Fed mengambil keputusan ini di tengah keterbatasan data ekonomi karena sebagian besar publikasi statistik pemerintah AS masih tertunda. Hanya indeks harga konsumen (CPI) yang dirilis pekan lalu, menunjukkan inflasi tahunan sebesar 3 persen, didorong kenaikan harga energi dan barang-barang yang terkait tarif impor Presiden Donald Trump.

“Data yang tersedia menunjukkan aktivitas ekonomi masih tumbuh dengan laju moderat. Pertumbuhan lapangan kerja melambat dan tingkat pengangguran sedikit naik, meski tetap rendah hingga Agustus,” demikian pernyataan resmi FOMC.

The Fed menegaskan masih menghadapi risiko penurunan di pasar tenaga kerja, meski tekanan harga belum turun ke target 2 persen.

Kebijakan penghentian QT juga menjadi sinyal penting. Program yang telah berlangsung sejak pandemi Covid-19 itu sebelumnya memangkas neraca The Fed hingga 2,3 triliun dollar AS atau sekitar Rp 37.950 triliun dari total 6,6 triliun dollar AS (setara Rp 108.900 triliun).

Baca juga: The Fed Turunkan Suku Bunga, Fokus ke Risiko Perlambatan Ekonomi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Keuangan
Penjualan Nikel Melonjak, PAM Mineral (NICL) Raup Pendapatan Rp 1,35 T
Penjualan Nikel Melonjak, PAM Mineral (NICL) Raup Pendapatan Rp 1,35 T
Energi
Pintu dan Julo Kolaborasi Dorong Literasi Keuangan dan Investasi Digital
Pintu dan Julo Kolaborasi Dorong Literasi Keuangan dan Investasi Digital
Keuangan
DLHK Pastikan Perusahaan Biomassa di Gorontalo Taat Aturan dan Ikuti Prosedur
DLHK Pastikan Perusahaan Biomassa di Gorontalo Taat Aturan dan Ikuti Prosedur
Energi
Kebakaran Mobil Tangki BBM di Cianjur: Pertamina Pastikan Pasokan Aman
Kebakaran Mobil Tangki BBM di Cianjur: Pertamina Pastikan Pasokan Aman
Energi
RI Bakal Punya Pabrik Soda Ash, Kapasitas Produksi 300.000 Metrik Ton
RI Bakal Punya Pabrik Soda Ash, Kapasitas Produksi 300.000 Metrik Ton
Ekbis
Pemerintah Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Batch 2, Ini Jadwalnya
Pemerintah Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Batch 2, Ini Jadwalnya
Karier
Jamkrindo Catat Laba Sebelum Pajak Rp 1,18 Triliun hingga Kuartal III 2025
Jamkrindo Catat Laba Sebelum Pajak Rp 1,18 Triliun hingga Kuartal III 2025
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau