JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75-4,00 persen akan mempengaruhi kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada akhir tahun ini.
Sebagai informasi, penurunan suku bunga acuan The Fed merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut sejak September kemarin. Sepanjang 2025, The Fed telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 50 bps.
Sementara BI telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 6 kali sepanjang tahun dengan total penurunan sebesar 150 bps ke level 4,75 persen.
Oleh karenanaya, dengan arah kebijakan global yang semakin akomodatif, pelaku pasar kini menanti apakah BI akan memanfaatkan momentum ini untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya pada akhir tahun ini.
Baca juga: The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga, Pasar Ragu Akan Ada Pemangkasan Lagi
Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai langkah pelonggaran The Fed memperlebar ruang bagi BI untuk menyesuaikan kebijakan moneternya sehingga kemungkinan besar suku bunga acuan BI bakal turun lagi di akhir tahun ini.
"Dengan keputusan terbaru The Fed, kami yakin Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan BI Rate pada bulan November atau Desember 2025," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, penurunan suku bunga acuan BI diperlukan untuk mendorong kinerja perekonomian Indonesia.
Sebab penurunan suku bunga The Fed mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan memperlebar selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan AS.
Baca juga: The Fed Turunkan Suku Bunga, Ekonom Nilai Jadi Angin Segar bagi Ekonomi Indonesia
Kondisi ini menjaga daya tarik aset keuangan domestik sekaligus memberikan ruang aman bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneter.
"Pada akhirnya (penurunan Fed Fund Rate) akan berkontribusi pada stabilitas moneter jika aliran masuk FDI dan hot money ke Indonesia memberikan kontribusi positif terhadap investasi," ungkapnya.
Myrdal memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen pada 2025, didorong peningkatan investasi dan biaya pendanaan yang lebih rendah.
Kendati demikian, sejumlah ekonom lainnya justru menilai langkah BI akan tetap berhati-hati setelah penurunan suku bunga The Fed pada 30 Oktober kemarin.
Baca juga: The Fed Pangkas Suku Bunga, IHSG Menguat Tipis Ditopang Sektor Teknologi