Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan, Bagaimana Proyeksi BI Rate ke Depan?

Kompas.com - 31/10/2025, 06:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75-4,00 persen akan mempengaruhi kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada akhir tahun ini.

Sebagai informasi, penurunan suku bunga acuan The Fed merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut sejak September kemarin. Sepanjang 2025, The Fed telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 50 bps.

Sementara BI telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 6 kali sepanjang tahun dengan total penurunan sebesar 150 bps ke level 4,75 persen.

Oleh karenanaya, dengan arah kebijakan global yang semakin akomodatif, pelaku pasar kini menanti apakah BI akan memanfaatkan momentum ini untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya pada akhir tahun ini.

Baca juga: The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga, Pasar Ragu Akan Ada Pemangkasan Lagi

Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai langkah pelonggaran The Fed memperlebar ruang bagi BI untuk menyesuaikan kebijakan moneternya sehingga kemungkinan besar suku bunga acuan BI bakal turun lagi di akhir tahun ini.

"Dengan keputusan terbaru The Fed, kami yakin Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan BI Rate pada bulan November atau Desember 2025," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, penurunan suku bunga acuan BI diperlukan untuk mendorong kinerja perekonomian Indonesia.

Sebab penurunan suku bunga The Fed mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan memperlebar selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan AS.

Baca juga: The Fed Turunkan Suku Bunga, Ekonom Nilai Jadi Angin Segar bagi Ekonomi Indonesia

Kondisi ini menjaga daya tarik aset keuangan domestik sekaligus memberikan ruang aman bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneter.

"Pada akhirnya (penurunan Fed Fund Rate) akan berkontribusi pada stabilitas moneter jika aliran masuk FDI dan hot money ke Indonesia memberikan kontribusi positif terhadap investasi," ungkapnya.

Myrdal memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen pada 2025, didorong peningkatan investasi dan biaya pendanaan yang lebih rendah.

Kendati demikian, sejumlah ekonom lainnya justru menilai langkah BI akan tetap berhati-hati setelah penurunan suku bunga The Fed pada 30 Oktober kemarin.

Baca juga: The Fed Pangkas Suku Bunga, IHSG Menguat Tipis Ditopang Sektor Teknologi

Halaman:


Terkini Lainnya
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Keuangan
Penjualan Nikel Melonjak, PAM Mineral (NICL) Raup Pendapatan Rp 1,35 T
Penjualan Nikel Melonjak, PAM Mineral (NICL) Raup Pendapatan Rp 1,35 T
Energi
Pintu dan Julo Kolaborasi Dorong Literasi Keuangan dan Investasi Digital
Pintu dan Julo Kolaborasi Dorong Literasi Keuangan dan Investasi Digital
Keuangan
DLHK Pastikan Perusahaan Biomassa di Gorontalo Taat Aturan dan Ikuti Prosedur
DLHK Pastikan Perusahaan Biomassa di Gorontalo Taat Aturan dan Ikuti Prosedur
Energi
Kebakaran Mobil Tangki BBM di Cianjur: Pertamina Pastikan Pasokan Aman
Kebakaran Mobil Tangki BBM di Cianjur: Pertamina Pastikan Pasokan Aman
Energi
RI Bakal Punya Pabrik Soda Ash, Kapasitas Produksi 300.000 Metrik Ton
RI Bakal Punya Pabrik Soda Ash, Kapasitas Produksi 300.000 Metrik Ton
Ekbis
Pemerintah Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Batch 2, Ini Jadwalnya
Pemerintah Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Batch 2, Ini Jadwalnya
Karier
Jamkrindo Catat Laba Sebelum Pajak Rp 1,18 Triliun hingga Kuartal III 2025
Jamkrindo Catat Laba Sebelum Pajak Rp 1,18 Triliun hingga Kuartal III 2025
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau