JAKARTA, KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM mencatat penurunan laba bersih pada kuartal III-2025.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih hingga 30 September 2025 tercatat sebesar Rp 15,78 triliun, turun 10,69 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 17,67 triliun.
Pendapatan konsolidasi Telkom juga menurun 2,31 persen secara tahunan, dari Rp 112,22 triliun menjadi Rp 109,61 triliun.
Telkom mencatat EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp 54,4 triliun dengan margin 49 persen. Adapun normalized net income tercatat Rp 16,7 triliun dengan margin 15,2 persen.
Baca juga: Telkom (TLKM) Bakal Spin Off Bisnis Serat Optik, Nilainya Capai Rp 35,78 Triliun
Penurunan pendapatan Telkom terutama disebabkan oleh turunnya kontribusi dari layanan telepon dan data.
Pendapatan dari layanan telepon turun dari Rp 5,24 triliun menjadi Rp 4,24 triliun, sedangkan pendapatan dari data, internet, dan jasa teknologi informasi turun dari Rp 70,55 triliun menjadi Rp 67,26 triliun.
Sejumlah beban operasional turut meningkat, antara lain biaya operasi dan pemeliharaan, beban penyusutan dan amortisasi, serta beban administrasi.
Akibatnya, laba usaha turun 10,09 persen menjadi Rp 29,17 triliun dari sebelumnya Rp 32,45 triliun.
Baca juga: Telkom (TLKM) dan WPP Media Indonesia Dorong Tata Ulang Ekosistem Periklanan Digital Berbasis Data
Di tengah tekanan pendapatan, segmen Consumer masih menjadi tulang punggung kinerja Telkom. Melalui anak usahanya, Telkomsel, perusahaan mencatat pendapatan Rp 81,4 triliun dengan Average Revenue Per User (ARPU) naik 5,2 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Telkomsel kini melayani 157,6 juta pelanggan seluler dan 10,3 juta pelanggan IndiHome, tumbuh 9,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Perusahaan juga mengoperasikan 288.295 Base Transceiver Station (BTS), terdiri atas 235.627 BTS 4G dan 4.009 BTS 5G. Lalu lintas data meningkat 17,2 persen yoy menjadi 17.412.811 terabyte.
Telkom terus menjalankan transformasi bisnis untuk memperkuat fondasi infrastruktur digital. Salah satu langkah strategisnya adalah pemisahan sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity ke anak usaha PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF).
Pada segmen Wholesale and International Business, pendapatan Telkom tumbuh 5,7 persen yoy menjadi Rp 14,2 triliun, ditopang kinerja positif infrastruktur digital dan layanan suara internasional.
Baca juga: RUPSLB Telkom (TLKM) Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris
Segmen Enterprise juga menyumbang pendapatan Rp 14,9 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.
Telkom mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 15,4 triliun atau 14,1 persen dari total pendapatan untuk memperluas konektivitas dan meningkatkan kualitas jaringan serta layanan pelanggan.
Meski kinerja laba menurun, Telkom masih mencatat peningkatan kas. Saldo kas dan setara kas akhir periode naik menjadi Rp 31,55 triliun, dibanding Rp 24,54 triliun pada periode sama tahun lalu.
Dari sisi neraca, total aset Telkom per 30 September 2025 tercatat Rp 291,89 triliun, turun dari Rp 299,67 triliun di akhir 2024.
Liabilitas menurun menjadi Rp 136,88 triliun, sementara ekuitas berkurang dari Rp 162,49 triliun menjadi Rp 155,01 triliun.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang