JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam dunia investasi, istilah “uang dingin” sering dilontarkan para ahli keuangan sebagai prinsip dasar yang tak boleh diabaikan.
Selain itu, Anda juga tidak disarankan untuk berutang demi bisa investasi.
Lalu, apa sebenarnya uang dingin dan mengapa penting untuk digunakan alih-alih menggunakan utang?
Baca juga: Investasi Emas untuk Pemula: Panduan yang Perlu Diketahui
Ilustrasi rupiah, uang rupiah.Secara sederhana, uang dingin adalah dana yang bersifat idle atau menganggur.
Uang dingin bukan berasal dari utang, bukan diperlukan segera untuk kebutuhan harian, cicilan, atau biaya hidup mendadak.
Sebaliknya, uang dingin boleh dialokasikan untuk jangka menengah dan panjang karena risikonya bisa dikelola.
Misalnya, bonus yang disimpan, sisa gaji setelah kebutuhan pokok terpenuhi, hasil penjualan aset yang tak akan dipakai dalam waktu dekat.
Baca juga: Simak, Tips Investasi Warren Buffett Saat Pasar Saham Bergejolak
Dengan kata lain, jika dana itu berasal dari utang, atau dana tersebut adalah dana yang seharusnya untuk kebutuhan pokok atau cicilan dalam waktu dekat, maka itu bukan uang dingin dan tidak layak untuk dimasukkan ke investasi yang berisiko.
Ada beberapa alasan kuat mengapa menggunakan uang dingin adalah langkah keuangan yang bijak.
Investasi, apalagi instrumen seperti saham, reksa dana berisiko, atau properti, memiliki naik-turun nilai.
Dengan menggunakan uang dingin, jika terjadi kerugian sementara, maka kebutuhan dasar Anda tidak terganggu dan tetap terpenuhi.