JAKARTA, KOMPAS.com — Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kian menjadi pendorong utama transformasi bisnis di Indonesia.
Melihat tren tersebut, Sinar Mas Group menegaskan komitmennya untuk mempercepat integrasi teknologi dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM), menjadikan AI bukan hanya alat bantu operasional, tetapi fondasi strategis dalam pengambilan keputusan bisnis.
“AI bukan lagi masa depan, melainkan bagian dari cara kita bekerja hari ini. Sinergi antara teknologi dan empati manusia akan menciptakan organisasi yang lebih adaptif serta berkelanjutan,” ujar Chief Human Capital Officer TechConnect, P Swasono Satyo, dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (2/11/2025).
Baca juga: Bisnis Banyak Rugi karena Salah Kelola AI, Ini Temuan MIT 2025
Ilustrasi artificial intelligence (AI).Swasono menjelaskan, penerapan AI di bidang human capital tidak hanya berkaitan dengan efisiensi proses, tetapi juga membuka peluang bagi HR untuk menjadi mitra strategis bisnis yang berbasis data (data-driven organization).
Dengan dukungan sistem analitik dan machine learning, HR diharapkan mampu membaca kebutuhan tenaga kerja, mengidentifikasi potensi, serta membangun kultur kerja yang kolaboratif.
Sementara itu, Dilip Mistry, CEO SRX-Dian Swastatika Sentosa, menilai AI kini menjadi katalis bagi pertumbuhan bisnis lintas sektor di bawah Sinar Mas.
“AI membantu perusahaan melihat peluang baru dari data yang sebelumnya tidak termanfaatkan, sehingga berdampak langsung pada efisiensi dan inovasi,” kata dia.
Baca juga: AI Jadi Kunci Efisiensi dan Interaksi Pelanggan yang Lebih Cerdas
Upaya mendorong penerapan AI di bidang SDM juga terlihat dari kolaborasi lintas entitas di lingkungan Sinar Mas, seperti Golden Energy Mines, Bank Sinarmas, Golden Agri-Resources, XL SMART, dan S-Quantum Engine.
Melalui pendekatan yang disebut The Sinar Mas Way, masing-masing perusahaan mengembangkan model kepemimpinan digital dan budaya kerja yang berbasis kolaborasi dan inovasi.