KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, salah satu investor paling sukses di dunia, sering dijuluki Sang Dukun dari Omaha berkat wawasan dan filosofi investasinya yang telah teruji waktu.
Prinsip-prinsip yang ia anut tidak hanya berfokus pada angka dan grafik, melainkan juga pada pemahaman mendalam terhadap bisnis dan psikologi pasar.
Filosofi ini telah mengantarkan Berkshire Hathaway, perusahaan yang ia pimpin, menjadi salah satu konglomerat terbesar di dunia.
Dikutip dari situs edukasi investasi, Investopedia, ada beberapa pilar utama dalam strategi investasi Buffett yang dapat kita pelajari.
Baca Juga: Adira Finance Kuat Hadapi Demo, NPF Rendah 2,3%!
Investasi adalah Bisnis, Bukan Spekulasi
Buffett selalu memandang saham kepemilikan sebagian dari sebuah bisnis, bukan sekadar kertas yang diperdagangkan.
Ia tidak tertarik pada spekulasi jangka pendek. Sebaliknya, ia mencari perusahaan yang fundamentalnya kuat, punya keunggulan kompetitif, dan manajemen yang jujur.
Dengan pendekatan ini, tujuan utamanya adalah menjadi pemilik dari bisnis berkualitas tinggi yang mampu menghasilkan keuntungan berkelanjutan, bukan sekadar mencari untung dari kenaikan harga saham.
Berinvestasi pada Apa yang Kita Pahami
Salah satu nasihat paling terkenal dari Buffett adalah "berinvestasi dalam apa yang Anda pahami". Ia menyebutnya sebagai "circle of competence" atau lingkaran kompetensi.
Filosofi ini mendorong investor untuk fokus pada industri atau perusahaan yang mereka kenal betul.
Dengan memahami model bisnis, produk, dan persaingan di pasar, seorang investor bisa membuat keputusan yang lebih rasional dan terhindar dari jebakan investasi yang tidak jelas.
Ini juga alasan mengapa Buffett cenderung menghindari perusahaan teknologi yang terlalu kompleks di awal karirnya, meski belakangan ia membuat pengecualian besar dengan Apple.
Baca Juga: Lifestyle hingga Produk Anak Jadi Andalan Harbolnas 2025
Carilah Bisnis yang Punya "Economic Moat"
Dalam dunia investasi, "moat" atau parit pertahanan, adalah keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah perusahaan untuk melindungi dirinya dari para pesaing.
Dilansir dari Investopedia, Buffett sangat menyukai perusahaan yang memiliki parit ekonomi yang lebar. Moat ini bisa berupa merek yang kuat, biaya produksi yang rendah, teknologi eksklusif, atau basis pelanggan yang sangat loyal.
Moat inilah yang memastikan perusahaan dapat mempertahankan profitabilitasnya dalam jangka panjang.
Beli Perusahaan Hebat dengan Harga yang Wajar
Berbeda dengan mentornya, Benjamin Graham, yang fokus mencari "batang rokok" (perusahaan buruk dengan harga sangat murah), Buffett memadukan dua konsep: kualitas dan harga.
Ia lebih suka membeli perusahaan yang luar biasa pada harga yang wajar, daripada membeli perusahaan biasa dengan harga yang sangat murah.
Menurutnya, memiliki bisnis yang hebat, meskipun dengan harga sedikit lebih tinggi, akan memberikan imbal hasil yang jauh lebih baik dalam jangka panjang.
Periode Memegang Saham Favorit adalah Selamanya
Prinsip "buy and hold" (beli dan tahan) adalah inti dari filosofi Buffett. Ia berinvestasi dengan keyakinan bahwa ia akan memegang saham tersebut selamanya.
Ia tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar jangka pendek dan selalu melihat gambaran besar. Filosofi ini didasarkan pada keyakinan bahwa bisnis yang berkualitas akan terus bertumbuh seiring waktu, dan investor akan mendapatkan keuntungan dari kekuatan compounding atau bunga majemuk.
Ia pernah berkata, "Jika Anda tidak bersedia memiliki sebuah saham selama 10 tahun, jangan berpikir untuk memilikinya selama 10 menit."
Tonton: Isu PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Parah Tahun 2025
Takut Saat Orang Lain Serakah, Serakah Saat Orang Lain Takut
Prinsip ini adalah cerminan dari pemahaman Buffett terhadap psikologi pasar. Ketika pasar sedang euforia dan harga saham melambung tinggi, ia cenderung lebih berhati-hati.
Sebaliknya, saat pasar jatuh dan banyak investor panik menjual sahamnya, Buffett melihatnya sebagai peluang emas untuk membeli saham-saham berkualitas dengan harga diskon.
Prinsip ini membutuhkan ketenangan emosional dan keyakinan pada analisis fundamental, bukan sekadar mengikuti tren pasar.
Prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa investasi sukses bukan hanya tentang kecerdasan, melainkan juga tentang kesabaran, disiplin, dan pemahaman mendalam.
Buffett percaya bahwa kualitas terpenting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, setiap orang dapat membangun portofolio investasi yang kokoh dan berkelanjutan.
Selanjutnya: Siapa Saja Menteri yang Direshuffle Prabowo? Ini Daftarnya
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 8-15 September 2025, Sunlight-Downy Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News