JAKARTA, KOMPAS.com - SMAN 48 Jakarta meluncurkan 12 buku cerita fiksi pada Senin (15/9/2025) di halaman sekolah, Jalan Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Semua buku tersebut merupakan hasil karya tulisan para siswa kelas XI tahun pelajaran 2024-2025 sebagai bagian dari gerakan literasi menulis di sekolah.
Kepala Sekolah SMAN 48 Luhur Setiawati mengatakan, program ini berawal dari keinginan agar siswa-siswinya bisa menghasilkan karya pada masa muda, sekaligus mendukung gerakan literasi yang dicanangkan pemerintah.
“Tujuannya agar anak-anak menghasilkan karya selagi muda karena salah satu karya yang bisa dikenang adalah dengan menulis buku. Lewat program ini ternyata bisa melahirkan penulis-penulis muda yang jadi kebanggaan kami,” ujar Luhur Setiawati kepada Kompas.com, Senin (15/9/2025) di Jakarta.
Menurut dia, pada dasarnya murid-murid sekolahnya mampu membuat tulisan fiksi. Namun, karena berbagai kendala, pihak sekolah menjalin kerja sama dengan suatu tim untuk membimbing mereka.
Sebab, jika tidak, mereka akan mengalami kesulitan dalam menghasilkan karya tulisan yang bagus.
Baca juga: Literasi Digital, Bekal Anak Menjelajahi Dunia Siber dengan Aman dan Bijak
Dalam membuat tulisan, para siswa di kelas XI-1 sampai XI-8 tahun pelajaran 2024-2025 didampingi oleh sembilan mentor yang tergabung dalam tim Getuk-48.
Nama Getuk merupakan akronim dari Gerakan Tulis Buku yang mendukung program literasi di SMAN 48 Jakarta.
Tim ini bertugas untuk memberikan materi dan pelatihan kepada siswa mulai dari cara mendapatkan ide cerita, menyusun struktur buku fiksi dan nonfiksi, langkah-langkah membuat naskah, hingga penerbitan buku.
“Secara umum anak-anak bilang siap menulis, tapi dengan kendala waktu dan kesibukan para guru, kami harus fasilitasi dengan mencari penulis andal untuk membimbing mereka, yaitu di tim Getuk-48 ini,” kata Luhur Setiawati.
Selain bangga, dia mengaku terharu karena ternyata para siswanya mempunyai visi dan misi dalam penulisan buku tersebut untuk mengungkapkan rasa terpendam yang tidak bisa diungkapkan secara lisan.
Kepsek SMAN 48 ini pun memastikan bahwa program literasi menulis semacam ini akan berlanjut karena antusiasme para siswa sehingga nantinya bisa menginspirasi adik-adik kelas mereka untuk menghasilkan buku-buku yang serupa.
Baca juga: Ketika Literasi Digital dan STEM Berpadu, Tambah Ilmu bagi Siswa dan Guru
Sebanyak 12 buku fiksi, baik karya antologi maupun solo, yang dihasilkan oleh para siswa kelas XI tahun pelajaran 2024-2025 SMAN 48 Jakarta.Salah satu anak yang menulis buku fiksi karya solo bernama Edsel Naufal, siswa kelas XI-1 tahun pelajaran 2024-2025 SMAN 48 Jakarta.
Penulis buku berjudul Lysander, Catatan dari Kepala yang Tidak Pernah Sunyi ini menuturkan bahwa buku karyanya itu terinspirasi dari berbagai keresahan dalam pikirannya. Menurut dia, dirinya adalah tipe orang yang suka memikirkan berbagai problem dan isu sosial.
Untuk itu, dia perlu wadah untuk mengungkapkan segala macam pikirannya dalam bentuk tulisan sehingga jadilah buku tersebut.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya