Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Soekarnoputri: Jangan Gampang Berikan Gelar Pahlawan

Kompas.com - 01/11/2025, 21:45 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa pemberian gelar pahlawan nasional tidak boleh dilakukan sembarangan. 

Ia mengingatkan pemerintah untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam memberikan gelar tersebut, dengan menimbang rekam jejak perjuangan, nilai kemanusiaan, serta tanggung jawab moral seorang tokoh terhadap bangsa.

“Dapat gelar proklamator, bapak bangsa, terus ini apa? Pahlawan? Tapi, ya hati-hati kalau mau menjadikan seseorang pahlawan. Jangan gampang dong. Kalau Bung Karno, benar, pahlawan. Karena saya berani bertanggung jawab,” ujar Megawati dalam pidatonya pada seminar peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025).

Baca juga: Gelar Pahlawan Nasional 2025 Masih Menanti Keputusan Prabowo

Mengenang Perlakuan Tidak Adil terhadap Bung Karno

Dalam kesempatan tersebut, Megawati menceritakan pengalaman pahit ayahnya, Presiden pertama RI Soekarno, yang pernah diperlakukan tidak adil oleh bangsanya sendiri. 

Menurut Megawati, Soekarno diberhentikan tanpa proses pengadilan melalui sebuah TAP MPR, yang menurutnya sangat tidak adil.

“Bayangkan, seorang putra bangsa diperlakukan begitu hanya karena sebuah TAP. Kalau Bung Karno bersalah, seharusnya demi keadilan beliau boleh dong dimasukkan ke pengadilan,” kata Megawati.

Baca juga: Muncul Petisi Penolakan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Ditandatangani Lebih dari 11.000 Orang

Bung Karno Korbankan Diri demi Menghindari Perang Saudara

Megawati juga mengenang sikap Bung Karno yang tetap diam meskipun diperlakukan tidak adil. Bung Karno memilih untuk tidak melawan demi menghindari perang saudara yang dapat memecah belah bangsa Indonesia.

“Kalau melawan, nanti yang terjadi perang saudara,” kata Megawati, menirukan pesan ayahnya. 

Ia menyatakan bahwa keputusan Bung Karno untuk tetap diam adalah wujud kebesaran jiwa dan tanggung jawabnya terhadap bangsa, demi menjaga agar tidak ada pertumpahan darah antar sesama anak bangsa.

Baca juga: Berharap Gelar Pahlawan untuk Soeharto Terwujud, Titiek Yakin Banyak Warga yang Pro

Spekulasi Soal Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto

Pernyataan Megawati itu memicu spekulasi banyak pihak, terutama terkait dengan rencana pemerintah untuk memberikan gelar pahlawan kepada Presiden ke-2 RI Soeharto. 

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa pesan Megawati hanya sebagai pengingat bagi pemerintah agar tidak sembarangan memberikan gelar pahlawan.

“Yang dimaksud Ibu Megawati, pahlawan itu juga menjadi simbol yang ideal tentang bagaimana bangsa Indonesia ini dibangun. Sosok pahlawan harus memiliki terobosan dalam perjuangan bagi kemerdekaan dan nilai kemanusiaan, bukan mengkhianatinya,” ujar Hasto.

Baca juga: Soal Penolakan Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Fadli Zon: Saya Tak Mendengar...

PDI-P Perhatikan Pandangan Masyarakat Terkait Gelar Pahlawan Soeharto

Ketika ditanya mengenai sikap PDI-P terkait pemberian gelar kepada Soeharto, Hasto menyatakan bahwa partainya mendengarkan pendapat masyarakat sipil dan kalangan akademisi.

Ia menyebutkan bahwa banyak catatan terkait pelanggaran hak asasi manusia yang masih belum dituntaskan selama masa pemerintahan Soeharto.

“Banyak catatan terkait pelanggaran hak asasi manusia yang belum dituntaskan. Itu sebabnya Ibu Megawati mengingatkan agar jangan mudah memberikan gelar pahlawan,” pungkas Hasto.

Baca juga: Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Jasa Ekonomi vs Luka Reformasi

Halaman:


Terkini Lainnya
Harga BBM BP Per November 2025, Cek Daftarnya
Harga BBM BP Per November 2025, Cek Daftarnya
Jawa Timur
Gusti Moeng Sebut Masyarakat Bisa Bertakziyah Mulai  Malam Ini untuk Pakubuwono XIII
Gusti Moeng Sebut Masyarakat Bisa Bertakziyah Mulai Malam Ini untuk Pakubuwono XIII
Jawa Timur
Kereta Peninggalan PB VII Kembali Digunakan dalam Prosesi Pemakaman Raja Kasunanan Surakarta
Kereta Peninggalan PB VII Kembali Digunakan dalam Prosesi Pemakaman Raja Kasunanan Surakarta
Jawa Tengah
Keraton Surakarta Ditutup Usai Wafatnya Pakubuwono XIII, Wisatawan Hanya Bisa Melihat dari Pelataran
Keraton Surakarta Ditutup Usai Wafatnya Pakubuwono XIII, Wisatawan Hanya Bisa Melihat dari Pelataran
Jawa Tengah
Catat Jadwal TKA SMA 3–9 November 2025, Langkah Awal Menuju SNBP dan SNBT 2026
Catat Jadwal TKA SMA 3–9 November 2025, Langkah Awal Menuju SNBP dan SNBT 2026
Jawa Barat
Elf Rombongan Peziarah Terbalik di Tanjakan Cae Sumedang, Korban Meninggal Dunia Bertambah
Elf Rombongan Peziarah Terbalik di Tanjakan Cae Sumedang, Korban Meninggal Dunia Bertambah
Jawa Barat
Bangsal Maligi, Tempat Sakral Persemayaman Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII
Bangsal Maligi, Tempat Sakral Persemayaman Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Keraton Kasunanan Surakarta Gelar Upacara Adat Lengkap untuk Perpisahan PB XIII
Keraton Kasunanan Surakarta Gelar Upacara Adat Lengkap untuk Perpisahan PB XIII
Jawa Tengah
Projo Siap Ganti Logo Siluet Jokowi, Budi Arie Tegaskan Tak Lagi Kultus Individu
Projo Siap Ganti Logo Siluet Jokowi, Budi Arie Tegaskan Tak Lagi Kultus Individu
Jawa Tengah
Raja Paku Buwono XIII Wafat, Akan Dimakamkan di Imogiri: Jejak Suci Makam Raja-Raja Mataram
Raja Paku Buwono XIII Wafat, Akan Dimakamkan di Imogiri: Jejak Suci Makam Raja-Raja Mataram
Jawa Tengah
Mengenal Imogiri, Peristirahatan Abadi Raja-Raja Mataram Tempat Dimakamkannya Paku Buwono XIII
Mengenal Imogiri, Peristirahatan Abadi Raja-Raja Mataram Tempat Dimakamkannya Paku Buwono XIII
Jawa Tengah
BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah Selatan, Hujan Lebat dan Petir 2–4 November
BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah Selatan, Hujan Lebat dan Petir 2–4 November
Jawa Tengah
Polisi Tangkap KR, Sosok Pemasok Narkoba untuk Onad yang Diburu di Sunter
Polisi Tangkap KR, Sosok Pemasok Narkoba untuk Onad yang Diburu di Sunter
Banten
Polisi di Ende Diduga Mabuk Setelah Pesta Miras, Pukul Pria Difabel hingga Meninggal
Polisi di Ende Diduga Mabuk Setelah Pesta Miras, Pukul Pria Difabel hingga Meninggal
Jawa Timur
Jadwal dan Link Live Streaming Final Hylo Open 2025: Tiga Wakil Indonesia Berebut Gelar
Jadwal dan Link Live Streaming Final Hylo Open 2025: Tiga Wakil Indonesia Berebut Gelar
Jawa Barat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau