Kisah Pimple Patch, dari Kebiasaan Bangsawan hingga Jadi Sahabat Perempuan Modern
Ilustrasi pimple patch.
Parapuan.co – Pernahkah Kawan Puan memakai pimple patch dengan bentuk bintang, hati, atau bahkan karakter lucu? Plester kecil khusus yang ditempelkan di atas jerawat ini jadi favorit banyak orang karena praktis, cepat, dan bisa dipakai tanpa ribet.
Namun, siapa sangka pimple patch punya sejarah panjang yang menarik. Konsep menempelkan patch di wajah ternyata sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Pada abad ke-17, bangsawan Eropa menggunakan potongan kain sutra atau beludru kecil berbentuk hati, bintang, atau bulan sabit, yang disebut mouches atau “lalat” dalam bahasa Perancis. Aksesori ini dipakai untuk menutupi bekas cacar atau jerawat.
Posisi penempelan patch juga punya makna tersendiri. Jika ditempel di dekat mata, hal itu melambangkan gairah, sementara di dahi menandakan wibawa. Artinya, patch saat itu bukan hanya untuk menutupi noda kulit, melainkan juga simbol gaya hidup.
Adaptasi oleh industri K-Beauty
Memasuki awal 2000-an, industri kecantikan Korea Selatan mulai mengembangkan patch yang digabungkan dengan teknologi medis dengan menghadirkan pimple patch berbahan hydrocolloid.
Hydrocolloid adalah bahan khusus berupa lapisan tipis yang bisa menyerap cairan dari luka atau jerawat, sekaligus menjaga area tersebut tetap lembap.
Pimple patch juga bekerja dengan cara menarik keluar cairan, nanah, dan minyak berlebih, sehingga jerawat lebih cepat kempis tanpa harus dipencet.
Keunggulannya, hydrocolloid juga melindungi jerawat dari kotoran, debu, dan sentuhan tangan yang bisa memperparah peradangan. Patch ini dibuat tipis, transparan, dan bisa dipakai sehari-hari tanpa terlihat mencolok.
Produk tersebut langsung populer karena sejalan dengan standar kecantikan Korea Selatan (Korsel), yaitu kulit mulus tanpa noda atau glass skin.
Gelombang Hallyu, yakni persebaran budaya Korea yang mendunia, turut mempercepat peningkatan popularitas pimple patch.
Kehadiran idol K-Pop atau aktor drama yang terlihat menggunakan produk ini membuatnya produk ini familiar dan mudah diterima para penggemar.
Tren pun meluas lewat media sosial. Ribuan beauty influencer di TikTok dan Instagram memamerkan cara pemakaian patch dengan hasil before-after yang dramatis.
Dari sini, formula pimple patch terus berkembang. Ada varian dengan tambahan salicylic acid untuk eksfoliasi, tea tree oil untuk antibakteri, hingga teknologi microneedle patch agar bahan aktif menembus lebih dalam.
Sekitar tahun 2017–2018, tren ini akhirnya sampai ke Indonesia. Tak hanya untuk menutupi jerawat, pimple patch juga hadir dalam berbagai bentuk unik yang menambah kesan playful pada penampilan.
Seiring meningkatnya popularitas, banyak brand lokal maupun internasional meluncurkan produk pimple patch, salah satunya, Nourish AcnePlast. Produk ini mengoptimalkan teknologi hydrocolloid untuk perawatan jerawat sehari-hari.
Nourish AcnePlast untuk bantu mengempiskan jerawat.Dengan lapisan hydrocolloid yang lebih tebal, Nourish AcnePlast mampu menyerap cairan jerawat dan minyak berlebih secara maksimal.
Hasilnya, jerawat bisa lebih cepat kempis, bahkan hanya dalam waktu delapan jam saja. Patch ini juga transparan sehingga tetap nyaman digunakan, bahkan di bawah make-up.
Dalam satu kemasan, tersedia 12 patch dengan dua varian yang bisa disesuaikan dengan kondisi jerawat. Nourish AcnePlast juga bisa dipakai oleh perempuan maupun laki-laki.
Ditambah lagi, harganya cukup terjangkau, yakni di bawah Rp 20.000 dan mudah ditemukan di minimarket seperti Alfamart, Indomaret, Guardian, Century, Viva Health, apotek, hingga toko kosmetik terdekat.
Ada sensasi tersendiri saat melepas patch dan melihat kotoran yang terserap jelas di permukaan. Banyak pengguna menyebutnya sebagai “Aaahhh Moment”, yakni rasa lega sekaligus puas karena jerawat perlahan membaik.
Tidak heran jika Nourish AcnePlast kini menjadi pilihan banyak orang untuk masuk ke rutinitas skincare harian. Pimple patch tidak lagi menjadi tren, tetapi sudah menjadi solusi praktis para pejuang jerawat yang benar-benar membantu.
