Di panggung Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025, Sore tampil aktif dan interaktif. Awan yang memimpin memberikan cerita-cerita di balik lagu-lagu Sore.
Di Jakarta International BNI Java Jazz Festival (JJF) 2025, peleburan musik sangat mungkin terjadi. Salah satunya seperti yang terjadi pada Sore Ze Band (Sore) yang tampil di hari terakhir perhelatan JJF 2025.
Di panggung paling ujung, MLDSPOT Stage Bus, Sore beraksi. Band asal Jakarta yang terbentuk tahun 2002 ini membuat malam menjadi manis. Mereka membawakan 10 lagu dari berbagai album, seperti Centralismo yang memasuki usia ke-20, Ports Of Lima, dan Sorealist.
Penampilan mereka baru akan dimulai, tetapi Awan Garnida, basis sekaligus vokalis, sudah bercanda saja dengan penonton. Maklum, para penonton juga berteriak-teriak melawak.
Di area itu, wajah-wajah anak muda dengan kaus band banyak terlihat. Di bagian belakang kerumunan, para pasangan saling merangkul dan bernyanyi bersama.
Penampilan malam itu dibuka Sore dengan lagu ”Bebas”. ”Bingung, nih, lagu Sore yang jazz-jazz gitu apaan yak,” kelakar Awan.
Toh, malam itu mereka tampil aktif dan interaktif. Awan yang memimpin memberikan cerita-cerita di balik lagu-lagu Sore.
Suasana berubah menjadi syahdu ketika lagu ”Mata Berdebu” dibawakan. Lagu tersebut merupakan ciptaan almarhum vokalis Ade Paloh. Dulu, setiap mereka manggung bersama, Awan akan ’merayu’ dan memuji Ade.
Riak nyanyian penonton terdengar di segala arah. Semua ikut bernyanyi di setiap lagu yang dibawakan. Terlebih saat lagu hits Sore, seperti ”Karolina” dan ”Setengah Lima” dinyanyikan. Suasana semakin menggila dan romantis.
Saat membawakan bagian reff lagu ”No Fruits For Today”, Awan mengajak hanya perempuan saja yang bernyanyi. Kemudian bergantian dengan kelompok laki-laki. ”Paduan suara” penonton itu terdengar sangat kontras karena suara perempuan lebih pelan dibandingkan dengan suara laki-laki.
Bingung, nih, lagu Sore yang jazz-jazz ’gitu’ apaan yak.
Tetapi tak jadi soal. Pada akhirnya, semua ikut bernyanyi. Di arena yang mengelilingi area makanan dan minuman itu, mereka saling berimpit menghayati syahdunya musik Sore.
Catatan: Artikel merupakan kolaborasi dengan peserta magang Harian Kompas, Giofanny Sasmita, Jurusan Jurnalistik, Universitas Multimedia Nusantara.
Kerabat Kerja
Penulis:
Dwi AS SetianingsihEditor:
Dwi AS SetianingsihPenyelaras Bahasa:
Kusnadi .