Filosofi Rasa yang Lugas

DI balik kelezatan setiap hidangan di The Coach Restaurant dan The Coach Coffeeshop, ada filosofi kuat dari sang executive chef, Gabriel. Ia meracik menu dengan pendekatan yang lugas dan penuh pertimbangan: menggunakan bahan lokal terbaik, mendukung petani dan nelayan dari ratusan pulau di Indonesia. Lalu, mengolahnya dengan teknik yang ia pelajari dari restoran-restoran ternama dunia.

“Kami tidak membatasi rasa,” katanya, Rabu (28/5/2025). Gabriel percaya, cita rasa harus inklusif, merangkul apa yang diinginkan konsumen tanpa kehilangan karakter. Steakhouse ini tidak main-main soal kualitas. Daging sapi US Prime dan Australian beef menjadi andalan utama. Namun, bagian sekunder seperti buntut dan brisket ia olah dari daging sapi lokal sehingga kaya rasa.

Teknik memanggang yang digunakan pun tak biasa. Bukan soal garis bakaran, tapi kerak keemasan yang dibentuk dari perpaduan arang lokal, seperti binchotan, arang kelapa, hingga kayu rambutan dan apel. Hasilnya, steak dengan tekstur luar yang sempurna, renyah, dan kompleks.

The Coach tak hanya tentang daging. Ada sentuhan New York yang kental di setiap aspek, dari pasta ala American-Italian hingga suasana restoran yang fun tapi sophisticated. Tak heran bila pengalaman bersantap di sini terasa berbeda. Sementara itu, The Coach Coffeeshop bersiap memperluas jangkauan, salah satunya lewat gerai baru di Jakarta Premium Outlet, Alam Sutera.

TOP