JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menyampaikan, ucapan permintaan maaf dari Pemerintah Arab Saudi atas kekurangan pelaksanaan ibadah haji 2025, khususnya saat fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna).
Permintaan maaf ini disampaikan langsung saat Nasaruddin menghadiri undangan Putra Mahkota sekaligus PM Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS) di Istana Kerajaan Arab Saudi.
Salah satu kekurangan yang dimaksud yakni terkait pergerakan jemaah haji dari Muzdalifah menuju Mina yang diwarnai keterlambatan, hingga membuat sejumlah jemaah haji asal Indonesia memilih untuk berjalan kaki ke Mina.
Baca Juga: Hindari Suhu Ekstrem, Jemaah Haji Khusus Pilih Lempar Jumrah pada Malam Hari
Menurut keterangannya, hal itu dikarenakan padatnya lalu lintas.
"Termasuk jika ada kekurangan karena padatnya lalu lintas Arafah ke Mina," kata Nasaruddin dalam keterangannya, Minggu (8/6/2025).
Meski demikian, ia memastikan tidak terdapat jemaah Indonesia yang terlantar.
"Semua jemaah berhasil diangkut, kecuali yang sedang dirawat di rumah sakit," ucapnya, dikutip dari Tribunnews.
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, memutuskan berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief mengakui ada keterlambatan evakuasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina.
Menurut penjelasannya, awal pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina sudah sesuai dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, yaitu dimulai pukul 23.35 Waktu Arab Saudi (WAS), pada 10 Zulhijjah 1446 H.
“Realisasi di lapangan, pemberangkatan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina secara umum dimulai tepat waktu," kata Hilman di Mekkah, Sabtu (7/6).
Baca Juga: Jemaah Haji Indonesia Jalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina, Ini Penjelasan Lengkap Dirjen PHU Kemenag
"Namun secara keseluruhan, proses evakuasi berhasil dilakukan dan Muzdalifah dinyatakan kosong dari jemaah haji Indonesia pada pukul 09.40 WAS, terlambat 40 menit dari target yang ditetapkan,” sambungnya.
Hilman mengatakan, ada beberapa masalah yang menyebabkan keterlambatan itu sehingga jemaah memilih berjalan kaki.
Masalah pertama adalah jadwal bus yang tidak konsisten. Karena ada ribuan bus yang dioperasionalkan dan antrian yang panjang.
Kedua, keterlambatan perputaran bus dari Mina ke Muzdalifah dalam beberapa jam pada rentang waktu tertentu karena kepadatan lalu lintas.
Ketiga, masifnya jemaah yang berjalan kaki, karena khawatir tidak terjemput dari Muzdalifah hingga siang hari.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV/Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.