Literasi di Era Digital: Antara Tantangan dan Harapan

8 September 2025 13:19 WIB
Kepala Perpusnas Aminudin Aziz
Kepala Perpusnas Aminudin Aziz ( Dok Perpusnas)

Jakarta,Sonora.Id — Literasi merupakan napas kehidupan manusia dan selalu menjadi bagian dari perjalanan peradaban. Namun, pembangunan literasi di Indonesia hingga kini masih menghadapi banyak tantangan.

“Kondisi ini harus disadari dan diterima, tapi jangan sampai patah arang. Justru harus menjadi tantangan,” ujar Kepala Perpustakaan Nasional E. Aminudin Aziz dalam Webinar Hari Literasi Internasional yang diselenggarakan Perpusnas, Senin (8/9/2025).

Literasi dan Kecerdasan Buatan

Di era digital, kecakapan literasi ikut berubah. Kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menandai percepatan perkembangan teknologi. Namun, manusia tetap memegang kendali.

“Tentu ada manfaat dari AI. Namun, kuncinya ada di kecakapan individu. Manusia tidak cukup hanya menerima, tetapi harus kritis,” kata Amin.

Pegiat literasi Maman Suherman mengingatkan, kecanggihan AI kerap disalahgunakan, mulai dari penyebaran berita palsu, deep fake, hingga pornografi. “Hoaks bisa menyebar enam kali lebih cepat dibandingkan informasi benar karena sifatnya provokatif dan emosional,” ujarnya.

Menurut Maman, di tengah derasnya arus informasi, ketepatan harus diutamakan dibandingkan kecepatan. “Jejak digital itu abadi. Maka, kecakapan literasi sangat dibutuhkan agar orang tidak serampangan menyebar fitnah atau adu domba,” tambahnya.

AI, Data, dan Keterbatasan Manusia

Dari perspektif akademik, Associate Professor of Data Science Monash University Indonesia, Derry Tanti Wijaya, menegaskan bahwa AI hanyalah alat yang bekerja berdasarkan pola data. “AI tidak memiliki pemahaman mendalam. Semua kemampuannya muncul dari teks, gambar, audio, atau kode yang dibuat manusia. Tanpa data baru, ia hanya mengulang pola lama,” ujarnya.

Di Indonesia, masalah literasi digital bertambah kompleks karena tidak semua penduduk memiliki perangkat dan keterampilan memadai. “AI bisa mati tanpa informasi dari manusia,” imbuh Derry.

Krisis Literasi Global

Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, I Gusti Agung Ketut Satrya Wibawa, memaparkan fakta bahwa 70 persen anak berusia 10 tahun di negara berpenghasilan rendah-menengah tidak mampu membaca dan memahami teks sederhana.

Di Indonesia, tingkat melek aksara mencapai 96,7 persen. Namun, tantangan literasi tetap besar, apalagi setelah pandemi yang menyebabkan learning loss. “Empat dari sepuluh murid global belum mencapai kecakapan minimum membaca, terutama di negara berkembang,” kata Satrya.

Data Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan penurunan kemampuan membaca siswa global dibandingkan 2018. Skor Indonesia pada 2022 tercatat 359, jauh di bawah rata-rata OECD yang mencapai 476.

“Ini tantangan mendasar dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030,” ujar Satrya.

Literasi Dimulai dari Keluarga

Pendiri Reading Bugs, Roosie Setiawan, menekankan pentingnya menumbuhkan budaya membaca sejak dini, terutama dalam keluarga. “Enjoy reading bisa mengurangi ketergantungan terhadap digital,” ujarnya.

Salah satu cara yang sederhana adalah Membaca Nyaring yang melibatkan pembaca, pendengar, dan materi bacaan. Aktivitas ini bukan hanya menghubungkan antargenerasi, tetapi juga menumbuhkan apresiasi anak terhadap seni dan sastra.

“Selama membaca nyaring, biarkan anak menikmati gambar, ajukan pertanyaan tentang alur cerita, dan jaga interaksi. Itu sarana berbagi informasi yang hidup,” kata Roosie.

Menatap ke Depan

Diskusi di Hari Literasi Internasional menegaskan bahwa literasi tidak sebatas baca tulis. Literasi adalah kecakapan mengolah informasi, berpikir kritis, dan berinteraksi dengan sehat di tengah arus digital.

Di balik tantangan yang masih besar, literasi tetap menjadi jalan penting menuju masyarakat yang cerdas, beradab, dan inklusif.

 

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm