KOMPAS.com - Jet tempur Israel melakukan serangan udara di klinik Al-Daraj yang berada di selatan Jalur Gaza dan menewaskan sedikitnya 11 warga Palestina pada Senin (25/6/2024).
Diberitakan Al-Jazeera, Senin, klinik yang merupakan pusat kesehatan umum, anak-anak dan gigi itu kini tidak bisa digunakan lagi, karena luluh lantak akibat terkena bom.
“Jet perang Israel mengebom klinik tersebut dan menghancurkan seluruh ruangannya,” kata koresponden Al Jazeera, Ismail Algoul.
Sementara dikutip dari Reuters, Selasa (25/6/2024), Israel juga menyerang pusat distribusi makanan di Kota Gaza, dekat pengungsian bersejarah Shati. Dilaporkan sebanyak tiga orang meninggal akibat serangan tersebut.
Serangan lainnya terjadi di dekat kota Bani Suhaila yang menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk para petugas medis yang mengawal truk-truk bantuan.
Baca juga: Dukungan ke Palestina Terus Mengalir, Giliran Kuba Gugat Israel ke ICJ
Runtuhkan salah satu pilar kesehatan Palestina
Di deretan korban serangan Israel ke Gaza, salah satu korban meninggal merupakan Direktur Departemen Ambulans dan Gawat Darurat Gaza, Hani al-Jaafarawi.
Kematian Al-Jaafarawi dilaporkan oleh Direktur Unit Gawat Darurat RS Al-Aqsa di Der el-Balah, Eyad Zaqout, pada Senin.
Ia menganggap kematian Al-Jaafarawi menjadi penanda hilangnya salah satu pilar sistem kesehatan di wilayah Palestina.
“Hani al-Jaafarawi adalah pilar sistem kesehatan. Dia bekerja keras untuk melayani orang-orang yang sakit dan terluka. Dia bertugas siang dan malam untuk melayani mereka yang hidup dalam keadaan yang sangat sulit, terutama di Gaza.” ucapnnya.
Lewat sebuah wawancara yang dikutip dari New York Times, Selasa, Wakil Menteri Kesehatan Gaza Yousef Abu al-Rish mengatakan Al-Jaafarawi telah telah dipindahtugaskan ke sebuah klinik di Gaza beberapa bulan yang lalu, setelah Israel meruntuhkan Rumah Sakit- Al-Shifa.
Kematian Al-Jaafarawi menambah daftar staf medis yang terbunuh akibat serangan Israel. Sejak 7 Oktober 2023 lalu, tercatat serangan Israel ke Palestina menewaskan setidaknya 500 tenaga kesehatan.
Menindaklanjuti serangan Israel yang menyasar petugas kesehatan, Kementerian Kesehatan Gaza akan kembali menuntut komunitas internasional dan global untuk mengakhiri agresi Israel terhadap Jalur Gaza, terutama melindungi sistem kesehatan para tenaga kesehatan.
Baca juga: Menlu Norwegia dan Bank Dunia Perkirakan Otoritas Palestina Akan Runtuh Tahun Ini
Israel berdalih targetkan markas produksi senjata Hamas
Sementara itu, pihak Israel menganggap bahwa serangan yang diluncurkan pada Senin, tidak menargetkan petugas medis.
Mereka berdalih operasi senjata tersebut merupakan serangan yang ditujukan ke markas produksi senjata Hamas.
Israel juga melaporkan telah menghilangkan nyawa seorang pejabat tinggi Hamas bernama Salah, yang bertanggungjawab dalam pengembanagan kemampuan tempur.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa Israel telah berulang kali menuduh Hamas mengeksploitasi lahan rumah sakit dan infrastruktur sipil lainnya untuk tujuan militer. Tetapi, pernyataan tersebut dibantah pihak Hamas.
Pada bulan November tahun lalu, militer Israel menemukan terowongan batu dan beton di bawah Rumah Sakit Al-Shifa, yang memicu serangan Israel kala itu. Akibatnya, kini rumah sakit tersebut runtuh dan tidak bisa beroperasi kembali.
Baca juga: Panglima TNI Sebut Masyarakat Sipil Bisa ke Gaza Bantu Warga Palestina
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.