Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena AI, Pakar Peringatkan 99 Persen Pekerjaan Bisa Hilang pada 2030

Baca di App
Lihat Foto
Akamai
Ilustrasi AI. profesor ilmu komputer di Universitas Louisville Roman Yampolskiy memperingatkan pada 2030, 99 persen pekerjaan bisa hilang karena AI
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Kecerdasan buatan (AI) berpotensi menghapus hampir semua bentuk pekerjaan manusia hanya dalam waktu lima tahun setelah kemunculan artificial general intelligence (AGI).

Peringatan keras ini disampaikan profesor ilmu komputer di University of Louisville dan pakar terkemuka dalam bidang keamanan AI, Roman Yampolskiy.

Menurutnya, pasar tenaga kerja akan mengalami keruntuhan total karena perusahaan lebih memilih memanfaatkan sistem AI dan robot humanoid yang jauh lebih murah dibanding mempekerjakan manusia.

“Kita bukan berbicara soal 10 persen pengangguran yang sudah cukup menakutkan, melainkan 99 persen. Itu level yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Yampolskiy dalam podcast The Diary of a CEO, dikutip dari NDTV, Sabtu (6/9/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: AI Minum Segelas Air Setiap Kali Kita Mengobrol Dengannya, Ini Penjelasannya

Ia memperkirakan AGI bisa hadir pada 2027 dan hanya tiga tahun setelahnya, perekrutan manusia menjadi tidak ekonomis lagi.

Yampolskiy menegaskan, pekerjaan yang berbasis komputer akan otomatis tergantikan terlebih dahulu.

Setelah itu, baru diikuti oleh pekerjaan fisik setelah robot humanoid mencapai kematangan teknologi sekitar lima tahun kemudian.

Dampaknya bukan hanya kehilangan penghasilan, tetapi juga hilangnya struktur sosial, status, serta rasa kebersamaan yang biasanya lahir dari dunia kerja.

“Tidak ada rencana cadangan. Semua pekerjaan akan diotomatisasi dan pelatihan ulang tidak akan menyelamatkan siapa pun,” tegasnya.

Baca juga: 6 Keterampilan Manusia yang Diyakini Tak Akan Tergantikan AI dalam 10 Tahun ke Depan

Pakar ingatkan pekerjaan yang hilang karena AI

Dilansir dari Businness Insider, Kamis (4/9/2025), jika prediksi Roman Yampolskiy terbukti benar, hampir semua profesi mulai dari analis, akuntan, hingga guru dan podcaster akan kehilangan relevansinya dalam hitungan tahun.

Bahkan, pekerjaan yang sebelumnya dianggap “tahan masa depan”, seperti coding dan rekayasa perintah (prompt engineering), menurutnya tidak akan bertahan lama.

“AI jauh lebih baik dalam merancang perintah untuk AI lain daripada manusia mana pun. Jadi, itu sudah berakhir,” ujarnya tegas.

Yampolskiy menilai, upaya pelatihan ulang yang selama ini digadang-gadang sebagai solusi justru sudah ketinggalan zaman.

Baginya, tidak ada bidang kerja yang akan aman karena semua jenis tugas baik mental maupun fisik pada akhirnya dapat diotomatisasi.

Baca juga: 10 Chatbot AI Paling Banyak Digunakan, ChatGPT Peringkat Berapa?

Hal ini membuat masyarakat tidak lagi bisa berharap pada transisi karier sebagai jalan keluar.

Dia menjelaskan, hilangnya pekerjaan tidak hanya berdampak pada sumber pendapatan, tetapi juga pada empat hal penting yang menopang kehidupan sosial: struktur, status, dan rasa komunitas.

Tanpa pekerjaan, ia memperingatkan, masyarakat harus menemukan cara baru untuk menggantikan fungsi-fungsi mendasar tersebut dalam skala besar.

Solusi yang ia bayangkan mencakup pendapatan universal berbasis dividen, rutinitas harian melalui korps sipil atau layanan masyarakat, status sosial yang diperoleh dari sistem kontribusi formal, hingga komunitas yang dibangun lewat lembaga lokal maupun ruang virtual yang dirancang dengan matang.

“Masyarakat masa kini tidak siap. Tanpa infrastruktur makna yang disengaja, kelimpahan akan merosot menjadi kemalasan yang membuat ketagihan," ujarnya.

Dengan kata lain, tantangan terbesar bukan hanya bagaimana manusia bertahan hidup secara ekonomi, tetapi bagaimana menemukan makna dalam dunia yang tak lagi membutuhkan tenaga kerja.

Baca juga: 8 Keterampilan Ini Tidak Bisa Digantikan AI, Apa Saja?

Peringatan serius dari dunia teknologi

Roman Yampolskiy bukan satu-satunya orang yang menyuarakan kekhawatiran soal masa depan kerja di era AI.

Pada Mei lalu, CEO Anthropic, Dario Amodei juga menekankan bahwa setengah dari pekerjaan kerah putih tingkat pemula bisa hilang dalam lima tahun mendatang.

Pekerjaan kerah putih adalah pekerjaan yang didominasi oleh tugas-tugas profesional, manajerial, atau administratif, bukan pekerjaan fisik, dan umumnya dilakukan di lingkungan kantor atau profesional lainnya.

Baca juga: Chatbot Claude Opus Bisa Akhiri Percakapan demi “Kesejahteraan AI”, Tuai Perdebatan

Ia menilai, pemerintah di seluruh dunia masih meremehkan ancaman ini, padahal lonjakan pengangguran akibat otomatisasi dapat terjadi lebih cepat dari yang dibayangkan.

“Kami yang membuat teknologi ini punya tanggung jawab untuk jujur tentang apa yang akan datang. Sayangnya, banyak orang bahkan belum menyadari risikonya,” kata Amodei.

Nada serupa juga diungkapkan Mo Gawdat, mantan eksekutif Google.

Ia memperingatkan, “neraka” bisa dimulai paling cepat pada 2027, ketika AI mengambil alih pekerjaan kerah putih tanpa kecuali, termasuk profesi yang selama ini dianggap aman, seperti pengembang perangkat lunak, CEO, bahkan podcaster.

Baca juga: Albania Ingin Gantikan Pejabat yang Terbukti Korupsi dengan AI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi