Keberangkatan Delegasi RI ke COP30 harus selalu dibarengi tanggung jawab ekologis yang nyata

Jakarta (ANTARA) - Delegasi Republik Indonesia untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Brasil melakukan penanaman pohon sebagai simbol untuk mengimbangi jumlah emisi yang dihasilkan dalam perjalanan ke wilayah Amerika Latin.

Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dalam pernyataan terkonfirmasi dari Jakarta, Senin, menjelaskan perjalan Jakarta ke Sao Paulo, Brasil menempuh sekitar 16.000 km, dengan satu perjalanan pulang-pergi dapat menghasilkan emisi sekitar 2,6 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) per orang.

Dengan penanaman berkelanjutan, katanya, setiap pohon dewasa berkontribusi menyerap rata-rata 30–50 kg CO2 per tahun, sehingga aksi kolektif yang konsisten akan menghadirkan penyerapan signifikan dari waktu ke waktu.

"Gerakan ini menunjukkan bahwa setiap langkah diplomasi internasional yang kita tempuh selalu diiringi dengan aksi nyata di dalam negeri. Inilah makna sejati dari Think Globally Act Locally," jelas Hanif.

Baca juga: KLH targetkan dekontaminasi radiasi di Serang rampung akhir November

Dia menggarisbawahi keberangkatan Delegasi RI ke COP30 harus selalu dibarengi tanggung jawab ekologis yang nyata.

Penanaman di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu melibatkan kementerian/lembaga, mitra pembangunan, dunia usaha, akademisi, pemerhati lingkungan, serta kelompok masyarakat setempat. Hal itu memperlihatkan kolaborasi pentaheliks yang menjadi fondasi transisi menuju pembangunan rendah karbon.

"Keberhasilan agenda iklim tidak berhenti pada dokumen dan forum internasional, melainkan tercermin dari kesinambungan aksi di lapangan. Karena itu, KLH/BPLH mendorong agar penanaman pohon menjadi bagian dari setiap agenda perjalanan dinas," tutur Hanif.

Di lokasi KHDTK Sukamakmur yang berlanskap berkontur miring, rawan erosi dan longsor, KLH/BPLH menanam tanaman multi guna atau Multi-Purpose Tree Species (MPTS) seperti alpukat, durian, mangga, dan jambu. Jenis-jenis pohon itu dapat memperkuat perlindungan tanah dan air, memperbaiki kesuburan tanah, mendukung mitigasi perubahan iklim, sekaligus membuka peluang nilai tambah ekonomi bagi warga.

Baca juga: Wapres tanam bibit bakau dukung pemulihan pesisir Banten

Karena itu, kata Hanif, penanaman di KHDTK Sukamakmur bukan sekadar upaya menurunkan emisi, tetapi juga langkah adaptasi untuk mengurangi risiko bencana.

Hal itu selaras dengan target rehabilitasi lahan kritis, pengelolaan hutan lestari, dan peningkatan kesejahteraan lokal.

Baca juga: Menteri LH: Indonesia berkomitmen gencarkan restorasi gambut

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.