Kompas TV entertainment selebriti

Tagar Save Raja Ampat Menggema: Dian Sastro, Luna Maya, hingga Denny Sumargo Tolak Tambang Nikel

Kompas.tv - 8 Juni 2025, 14:16 WIB
tagar-save-raja-ampat-menggema-dian-sastro-luna-maya-hingga-denny-sumargo-tolak-tambang-nikel
Foto ilustrasi pertambangan (Sumber: Unsplash / Artyom Korshunov)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Deru suara publik soal kerusakan lingkungan di Raja Ampat kini makin nyaring.

Tak hanya dari kalangan politikus dan aktivis, tetapi juga para figur publik dan selebriti di Tanah Air turut bersuara.

Mereka angkat suara lantang menolak aktivitas tambang nikel yang dituding mencemari laut dan merusak ekosistem surga bahari di Papua Barat Daya itu.

Tagar #SaveRajaAmpat bergema di linimasa media sosial, sebagai bentuk kepedulian kolektif karena ancaman ekologis di kawasan tersebut.

Dugaan kerusakan lingkungan itu dipicu oleh sedimentasi akibat aktivitas tambang di sekitar Pulau Kawe dan sekitarnya.

Lumpur tambang yang mengalir ke laut disebut-sebut mengganggu ekosistem terumbu karang, mematikan biota laut, dan menekan potensi pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat lokal.

Berikut deretan suara lantang para artis yang ikut menyuarakan penolakan:

Baca Juga: Kedatangan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Papua Disambut Aksi Tolak Tambang Nikel Raja Ampat

Prilly Latuconsina: Bukan Itu Pak Masalahnya

Aktris Prilly Latuconsina mengunggah video dari Greenpeace yang memperlihatkan bentang alam Raja Ampat yang telah tercabik.

Dalam video itu, tampak area hutan berubah menjadi lahan cokelat gersang, dengan alat berat seperti ekskavator beroperasi di tengah keindahan alam.

Menanggapi pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyebut jarak tambang nikel sekitar 30 km dari pusat pariwisata, Prilly dengan tegas menulis,

“Bukan itu pak masalahnya," ujar Prilly dengan nada emosi

Luna Maya: Papua Menyumbang Oksigen, Bukan Uang Negara

Luna Maya pun turut menggunggah pernyataan Opyor Jhener Kalami, pemuda Kampung Malagufuk yang menyampaikan keresahan atas eksploitasi hutan Papua.

Dalam video yang diunggah Luna, Jhener menyatakan:

“Saya rasa hutan terbesar yang terakhir hanya di Papua. Kita tidak menyumbang uang untuk bangun negara, tapi (hutan) kalau kita sumbang oksigen kan sebenarnya sudah lebih dari cukup menurut saya,” ungkapnya.

Denny Sumargo: Tanah Papua Bukan Tanah Eksploitasi!

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA


Close Ads x