Parapuan.co - Di tengah dinamika kehidupan modern, kemampuan mengelola keuangan bukan lagi sekadar kebutuhan, melainkan kunci utama menuju kemandirian. Bagi perempuan, literasi keuangan menjadi bekal penting untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi, baik dalam peran sebagai individu, ibu rumah tangga, maupun profesional.
Banyak perempuan yang sebenarnya sudah aktif berperan dalam ekonomi keluarga, namun belum sepenuhnya memahami bagaimana cara mengatur keuangan secara strategis.
Mulai dari mengelola pengeluaran rumah tangga, menabung, hingga berinvestasi, semuanya membutuhkan pemahaman yang baik agar setiap keputusan finansial membawa manfaat jangka panjang.
Melalui literasi keuangan, kita bisa belajar mengenali prioritas, merencanakan masa depan, dan mengambil keputusan cerdas dalam mengelola uang. Tak hanya soal menghitung pengeluaran, tetapi juga bagaimana uang bisa bekerja untukmu.
Dengan begitu, kamu tidak lagi bergantung sepenuhnya pada orang lain, melainkan mampu berdiri mandiri secara ekonomi. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menegaskan pentingnya penguatan literasi dan inklusi keuangan untuk membangun kemandirian perempuan, khususnya di sektor bisnis.
"Literasi keuangan bukan hanya tentang angka dan perhitungan, tetapi tentang kemandirian, keberanian, dan masa depan. Populasi perempuan, yang mencakup hampir setengah populasi Indonesia, memiliki peran krusial dalam pembangunan ekonomi nasional," ujar Menteri PPPA, Arifah Fauzi.
Lebih lanjut, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2024, 64,5 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan, yang berkontribusi sekitar 61 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional.
Berikutnya, Menteri PPPA menyampaikan bahwa PDB Indonesia dapat meningkat hingga 9 persen pada 2030 jika perempuan memiliki hak dan peluang yang sama dalam pembangunan. Kesetaraan gender dalam ekonomi juga dapat menurunkan angka kemiskinan hingga 25 persen.
Arifah Fauzi menyoroti indeks keuangan perempuan yang mencapai angka 80,28 persen, sedikit di bawah laki-laki 80,73 persen berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025.
Baca Juga: Penyandang Disabilitas Hadapi Tantangan Kompleks, Ini Pentingnya Literasi Keuangan Inklusif
/photo/2025/10/14/fakta-menarik-film-rangga-cint-20251014120900.jpg)
/photo/2021/08/28/pentingnya-peran-laki-laki-dalam-20210828055839.jpg)
/photo/2025/11/03/dsc06566jpg-20251103113943.jpg)
/photo/2025/11/03/tampilan-baru-banner-di-store-se-20251103103113.jpg)
/photo/2025/11/03/istock-1209008493-1jpg-20251103105741.jpg)
/photo/2025/10/31/a5d491220bjpg-20251031075857.jpg)
/photo/2023/11/23/blackpink-dapat-penghargaan-mbe-20231123011059.jpeg)
/photo/2022/03/28/gaun-terbaik-di-oscar-2022-bil-20220328095309.jpg)
/photo/2025/10/31/downloadgramorg_556938084_18525-20251031040530.jpg)
/photo/2025/10/31/istock-2173530382jpg-20251031095945.jpg)
/photo/2025/10/31/pameran-bbj-1jpeg-20251031014053.jpeg)