Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Budiman Tanuredjo
Wartawan Senior

Jurnalis, Mahasiswa S3 Ilmu Politik

Indonesia Krisis Keteladanan, Aturan Dipinggirkan

Kompas.com - 02/04/2025, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“…bagaimana kawan di luar Indonesia melihat dunia akademik di Indonesia. Kalau mereka tidak percaya dengan akademisi di Indonesia. Kan masalah. Padahal akademisi hanya punya nama baik. Kalau nama baik sudah dijual, punya apa lagi? Ini kan mengkhawatirkan…”

DALAM obrolan di siniar saya, bulan ini, Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Fathul Wahid mencurahkan keprihatinannya terhadap nasib negeri ini.

Negeri ini sedang tidak baik-baik saja. Banyak masalah datang dan tak kunjung pergi. Namun bagi Fathul Wahid, akar masalah bangsa ini adalah hilangnya keteladanan.

Padahal bangsa ini pernah memiliki Mohammad Hatta. Pernah memiliki Agus Salim. Pernah memiliki Hoegeng Iman Santoso. Pernah memiliki Baharuddin Lopa.

Sosok-sosok berintegritas yang konsisten antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan. Konsisten membedakan your and mine (milikmu dan milikku). Sosok yang konsisten mempertahankan integritas personal kendati tetap hidup sederhana.

Baca juga: Demokrasi Lunglai, Partai Teralienasi

Kini, praktik korupsi, nepotisme, penggunaan orang dalam, mengandalkan kekuatan uang tidak hanya dilakukan oleh orang yang ada di puncak kekuasaan, tapi juga mereka yang ada di bawahnya.

Para pemimpin yang diharapkan bisa menjadi contoh, justru terang-terangan melakukan pelanggaran, menormalisasikan kesalahan, bahkan bangga memamerkan keculasan.

Bangsa ini hampir kehabisan tauladan baik untuk bisa ditiru. Padahal, dulu Indonesia memiliki begitu banyak sosok baik yang bisa dijadikan panutan, baik dalam berbangsa, berpolitik, bernegara.

Hukum yang seharusnya dibuat untuk ditaati kini diakali. UU Kementerian Negara yang jelas-jelas melarang menteri rangkap jabatan, tapi dibiarkan saja pelanggaran tersebut. Sayangnya lagi, DPR yang punya fungsi mengawasi sedang mengalami disfungsi.

Rangkat jabatan sejumlah menteri dan wakil menteri sebagai komisaris BUMN dibiarkan saja oleh DPR. Pemerintah tengah mempertontonkan bagaimana lebih kuasa dibandingkan hukum itu sendiri.

Mengapa kita bisa kehabisan stok orang-orang baik?

Fathul melihat banyak tokoh saat ini yang tidak konsisten dengan ucapannya. Lain di mulut lain di perbuatan.

Misalnya mengatakan berantas korupsi, tapi nyatanya tebang pilih dalam menangani kasus korupsi atau bahkan turut terlibat dalam tindak korupsi. Dalam kata lain kemunafikan atau hipokrit.

“Itu kan menakutkan, akhirnya kita jadi kesulitan yang kita percaya siapa? Ketika tingkat kepercayaan turun sebagai bangsa, ini tanda-tanda yang tidak bagus,” kata Fathul.

Tokoh yang tidak bisa memegang ucapannya bisa jadi melahirkan ketidakpercayaan publik terhadapnya, baik secara pribadi pada individu yang bersangkutan maupun terhadap lembaga yang ia pimpin.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Peluang Restorative Justice, Harapan Pulang Anak dan Mahasiswa Usai Kerusuhan Agustus
Peluang Restorative Justice, Harapan Pulang Anak dan Mahasiswa Usai Kerusuhan Agustus
Nasional
Klaim Hotman: Nadiem Tak Terima Uang dan Tidak Mark Up Laptop Chromebook, Mirip Kasus Tom Lembong
Klaim Hotman: Nadiem Tak Terima Uang dan Tidak Mark Up Laptop Chromebook, Mirip Kasus Tom Lembong
Nasional
PPP NTB Resmi Dukung Mardiono Pimpin Kembali PPP di Periode 2025–2030
PPP NTB Resmi Dukung Mardiono Pimpin Kembali PPP di Periode 2025–2030
Nasional
Anggota DPR Usul SPPG Diwajibkan Beri Santunan ke Korban Keracunan MBG
Anggota DPR Usul SPPG Diwajibkan Beri Santunan ke Korban Keracunan MBG
Nasional
Terpentalnya Budi Gunawan dan Kabinet yang Makin Gemuk
Terpentalnya Budi Gunawan dan Kabinet yang Makin Gemuk
Nasional
Sempat Ditunda, Lisa Mariana Bakal Diperiksa Bareskrim Hari Ini
Sempat Ditunda, Lisa Mariana Bakal Diperiksa Bareskrim Hari Ini
Nasional
Masih Tahan 583 Orang, Polisi Cari Dalang hingga Penyandang Dana Kericuhan Agustus 2025
Masih Tahan 583 Orang, Polisi Cari Dalang hingga Penyandang Dana Kericuhan Agustus 2025
Nasional
Protes Subhan Saat Gibran Dibela Pengacara Negara di Sidang Gugatan Rp 125 Triliun: Ini Kan Pribadi...
Protes Subhan Saat Gibran Dibela Pengacara Negara di Sidang Gugatan Rp 125 Triliun: Ini Kan Pribadi...
Nasional
Budi Arie Di-reshuffle: Siang Masih Rapat di Senayan, Sore Dicopot Prabowo
Budi Arie Di-reshuffle: Siang Masih Rapat di Senayan, Sore Dicopot Prabowo
Nasional
Ahmad Dhani: Harus Ada UU Anti-flexing
Ahmad Dhani: Harus Ada UU Anti-flexing
Nasional
KPK Lelang Rampasan Koruptor 17 September, Ada Gelang Naga hingga Pabrik
KPK Lelang Rampasan Koruptor 17 September, Ada Gelang Naga hingga Pabrik
Nasional
Hotman Paris Tanggapi soal Rapat Tertutup Pakai Headset yang Dipimpin Nadiem
Hotman Paris Tanggapi soal Rapat Tertutup Pakai Headset yang Dipimpin Nadiem
Nasional
Uji Materi di MK Persoalkan Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Uji Materi di MK Persoalkan Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Nasional
Prabowo: BRICS Pilar Kuat Stabilitas Geopolitik Saat Ini
Prabowo: BRICS Pilar Kuat Stabilitas Geopolitik Saat Ini
Nasional
Prabowo Ikuti Rapat BRICS dari Rumah Kertanegara
Prabowo Ikuti Rapat BRICS dari Rumah Kertanegara
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau