Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Nur Rianto
Dosen dan Peneliti

Al Arif merupakan dosen dan peneliti di UIN Syarif Hidayatullah dan CSEAS Indonesia

Diplomasi Strategis Prabowo ke Rusia: Mendorong Poros Baru Kerja Sama Ekonomi

Kompas.com - 21/06/2025, 09:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KUNJUNGAN resmi Presiden Prabowo Subianto ke Rusia membuka babak baru dalam hubungan ekonomi Indonesia–Rusia.

Pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin menjadi bagian penting dalam rangkaian kunjungan resmi Presiden Prabowo ke Rusia dan partisipasinya sebagai tamu kehormatan dalam St. Petersburg International Economic Forum 2025.

Momentum ini sekaligus menegaskan komitmen bersama memperkuat kemitraan strategis antarkedua negara sekaligus memperingati 75 tahun hubungan diplomatik yang telah terbangun selama ini.

Pada kesempatan ini, Presiden Putin dan Presiden Prabowo menyepakati “Deklarasi Kemitraan Strategis antara Rusia dan Indonesia”.

Pertukaran dokumen kerja sama ini mencerminkan arah baru dalam hubungan bilateral Indonesia-Rusia yang semakin luas dan multidimensional, mulai dari pendidikan dan ekonomi digital, hingga investasi, transportasi, dan penguatan konektivitas antar-lembaga strategis.

Dalam situasi geopolitik yang tengah bergejolak, di mana Rusia masih menghadapi sanksi ekonomi dari Barat pascakonflik Ukraina dan ketegangan global dengan Amerika Serikat, kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Indonesia ingin membangun jalur kerja sama ekonomi yang lebih beragam dan otonom dari tekanan kekuatan besar dunia.

Baca juga: Prabowo Ungkap Penyebab Orang Miskin Indonesia Sulit Naik Status Jadi Middle Class

Terlebih pascabergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS yang didukung salah satunya oleh Rusia.

Namun, apa sebenarnya makna ekonomi dari kunjungan ini? Apa dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam konteks investasi, perdagangan, ketahanan energi, serta transformasi teknologi? Artikel ini mencoba mengupas lebih dalam mengenai hal tersebut.

Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia tidak dapat dilepaskan dari konstelasi politik global. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara negara-negara Barat dengan Rusia mengalami ketegangan akut.

Namun demikian, negara-negara Global South, termasuk Indonesia, berusaha menjaga sikap netral dan membuka ruang dialog serta kerja sama pragmatis, terutama di sektor ekonomi dan teknologi.

Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki prinsip politik luar negeri bebas dan aktif.

Kunjungan ke Rusia bukan sekadar simbolis, tetapi juga sebagai kelanjutan dari intensi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk memperkuat poros kerja sama global non-blok dan memperluas pasar ekonomi strategis.

Di tengah upaya Indonesia mencari mitra dagang dan investasi baru di luar poros tradisional seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China, Rusia menjadi pilihan menarik.

Rusia memiliki sumber daya energi besar, teknologi pertahanan dan pertanian yang maju, serta ketertarikan untuk memperkuat kemitraan di kawasan Asia Tenggara sebagai bagian dari diversifikasi mitra globalnya.

Baca juga: Prabowo: Setiap Negara Harus Mengikuti Filosofi Ekonominya Sendiri ...

Salah satu hasil utama kunjungan adalah rampungnya perundingan substansial Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Indonesia dan EAEU, blok ekonomi yang dipimpin Rusia dan mencakup Belarus, Armenia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau