KOMPAS.com - Masyarakat Pemerhati Bulu Tangkis Indonesia (MPBI) mengatakan, bulu tangkis Tanah Air tak kekurangan pemain. Namun, permasalahan utamanya terletak pada sistem pembinaan.
Hal itu disampaikan Ketua MPBI, Kurniadi, sebagai tanggapan atas pernyataan Taufik Hidayat yang menyebutkan ada masalah dalam regenerasi atlet bulu tangkis Indonesia.
"Kami ini sekarang kekurangan bahan (pemain), kita lihat kemarin jarak regenerasi antara pemain senior dan junior sangat jauh," ujar Taufik dikutip dari laman Kemenpora.
"Kami berharap kerja samanya dari Pengprov seluruh Indonesia dengan klub-klub yang ada di daerah agar membuat atlet bagus, sehingga kami melakukan regenerasinya lebih bagus," ungkap pria yang menjabat sebagai Wamenpora dan Waketum PBSI ini.
Baca juga: Prestasi Bulu Tangkis Meredup, MPBI Kirim Surat Audiensi ke PBSI
Menanggapi pernyataan Taufik, Kurniadi menyebut bahwa permasalahan utama mandeknya prestasi bulu tangkis Indonesia bukan regenerasi.
Kurniadi menilai Indonesia tak pernah kehilangan pemain hebat sebab setiap tahun memberlakukan sistem promosi dan degradasi.
Artinya, jika performa pemain tidak menunjukkan peningkatan, mereka bisa dicoret dari Pelatnas PBSI.
Sebaliknya, pemain yang punya potensi akan mendapatkan tiket masuk Pelatnas sesuai hasil selekasi nasional.
"Logikanya tidak ada kata putus regenerasi, kan tiap tahun ada promosi dan degradasi pemain Pelatnas," kata Kurniadi dalam rilis yang diterima Kompas.com.
Baca juga: Ketua MPBI Soroti Krisis Prestasi Bulu Tangkis Indonesia: “Akar Masalahnya di Mana?”
Alih-alih regenerasi, permasalahan utama dalam bulu tangkis Indonesia adalah sistem pembinaan, termasuk persoalan pencurian umur.
"Persoalannya ada pada sistem pembinaan. Klub dan PBSI dari pengcab (pengurus cabang) sampai pusat ada keberanian tidak memberantas habis pencurian umur," tuturnya.
"Kalau masih berpikir ingin membangun menara tinggi, tapi fondasinya rapuh, ya percuma dong? Sesekali mungkin aja menaranya berdiri, tetapi tidak lama ambruk lagi," ungkap Kurniadi.
Ia mengibaratkan prestasi bulu tangkis Indonesia akan seperti menara itu jika sistem pembinaan tidak diperbaiki.
Baca juga: MPBI Nilai Respon PBSI Kurang Memuaskan Usai Pertemuan Bahas Isu Strategis
"Kalau hanya maunya prestasi, tetapi tidak dibenahi pencurian umur ya akan seperti menara tadi. Sesekali memang akan muncul juara dunia, tetapi setelahnya kosong lagi," kata Kurniadi.
"Olahraga sebagai ajang untuk kejujuran dan sportivitas, tetapi malah menjadi sebuah pengorbanan bagi yang jujur, menyedihkan," tutur Kurniadi.