KOMPAS.com – Tragedi memilukan terjadi dalam rangkaian pesta pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Kabupaten Garut, Jumat (18/7/2025).
Dalam acara makan gratis yang digelar untuk masyarakat, tiga orang dinyatakan meninggal dunia, termasuk Dewi Jubaedah (61), warga asal Garut yang sempat menetap di Jakarta Utara.
Dewi Jubaedah, seorang ibu dari tiga anak, mengembuskan napas terakhirnya usai terjebak dalam desak-desakan massa di gerbang barat Alun-alun Garut, lokasi pelaksanaan acara syukuran pernikahan Putri Karlina, Wakil Bupati Garut dengan Maula Akbar, putra Gubernur Dedi Mulyadi.
Ia dinyatakan meninggal dunia saat tiba di RSUD dr Slamet Garut.
Sosok Dewi dikenal tetangganya sebagai perempuan tangguh yang bertahan hidup dalam keterbatasan ekonomi. Ia sempat tinggal di sebuah kontrakan kecil berukuran 3x3 meter di Jalan Lontar II, RT 009 RW 04, Koja, Jakarta Utara.
Di tempat itu, Dewi tinggal bersama suaminya Afrizal Sikumbang, dan dua dari tiga anaknya, Hendrik dan Asep. Kini Dewi telah bercerai dengan sang suami sebelum akhirnya pindah ke garut.
“Ini mas, kecil lah ini kontrakannya Mbak Dewi dulu. Masak aja di luar sini, di depan pintu,” ujar Siti Khodijah (48), tetangga Dewi, saat ditemui Sabtu (19/7/2025).
Menurut Ijah, sapaan akrab Siti Khodijah, Dewi pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga di lingkungan sekitarnya. Ia melakukan pekerjaan serabutan demi menyambung hidup.
"Kadang disuruh-suruh, Bu Dewi mau ini nggak, ya mau aja. Serabutan gitu aja," kenang Ijah.
Baca juga: Tangis Ibu Vania, Anaknya yang Umur 8 Tahun Tewas Terinjak Saat Antre Makan Gratis di Garut
Kondisi ekonomi yang sulit membuat Dewi sering menunggak sewa kontrakan sebesar Rp500.000 per bulan.
Salah satu anaknya, Hendrik, bahkan harus putus sekolah karena keterbatasan biaya. Hanya putra bungsunya, Asep, yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga SMA berkat bantuan keringanan biaya.
Setelah pindah ke kampung halaman di Garut pada tahun 2020, Dewi tetap menggunakan alamat kontrakan lamanya untuk keperluan administratif, termasuk menerima bantuan sosial (bansos).
“Dia datang ke sini kalau ada bantuan. Mbak Dewi kesini ada bantuannya nih, dapet. Dia datang, ketemunya paling di situ aja,” kata Ijah.
Baca juga: Anak Dedi Mulyadi dan Wabup Garut Minta Maaf soal Tragedi Pesta Pernikahan: Kami Terpukul
Faktor ekonomi diduga kuat menjadi alasan Dewi menghadiri acara makan gratis yang digelar di Pendopo Garut. Ijah menduga Dewi hanya ingin mengurangi beban hidup, meski akhirnya harus kehilangan nyawa.
"Emang saya ngebatin, ya Allah, Mbak Dewi, mungkin karena keadaan ekonomi, kemungkinan ya. Saya kan sudah tahu dia, susahnya dia kayak apa dulu," ujar Ijah haru.