KOMPAS.com - Meskipun di Indonesia tidak ada peringatan khusus, 26 Oktober menyimpan makna tersendiri bagi masyarakat di belahan dunia lain.
Pada Minggu (26/10/2025), terdapat beberapa peringatan seperti Hari Lari Sedunia, Festival Labu, dan Hari Nasional Australia.
Baca juga: Ada 2 Hari Kejepit, Jumlah Long Weekend 2026 Bisa Menjadi 11 Kali
Beragamnya peringatan ini dapat digunakan untuk merenungkan tentang kesehatan hingga merayakan kemerdekaan.
Lantas, bagaimana latar belakang hari-hari penting tersebut dan bagaimana cara merayakannya?
Hari Lari Sedunia
World Run Day atau Hari Lari Sednuua diperingati setiap 26 Oktober untuk merayakan semangat berlari dan kekuatan komunitas global pelari.
Dilansir dari Days of The Year, Bill McDermott merintis gerakan ini pada tahun 1999 dengan tujuan mendorong orang di seluruh dunia untuk berlari bersama. Selain mengajak berlari baik secara langsung maupun virtual, gerakan ini juga mendorong berdonasi bagi kegiatan amal pilihan mereka.
Peringatan ini tidak hanya tentang olahraga, tetapi juga tentang kebersamaan dan gaya hidup sehat. Sejak awal, Hari Lari Sedunia dikenal karena memperkenalkan konsep "virtual run", yang memungkinkan siapa pun ikut berpartisipasi dari mana saja.
Acara ini terus berkembang dengan ribuan peserta setiap tahunnya dan dukungan komunitas pelari di berbagai negara. Untuk merayakannya, peserta cukup mengenakan sepatu lari dan menempuh jarak sesuai kemampuan mereka.
Banyak yang bergabung lewat lari amal, mengunggah hasil lari di media sosial, atau bahkan menyelenggarakan acara lari di komunitas lokal. Hari ini menjadi simbol semangat, kesehatan, dan solidaritas di antara para pelari di seluruh dunia.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini 25 Oktober 2025, Waspada Hujan dan Angin
Festival Labu
Di Armenia, masyarakat merayakan Pumpkin Festival atau Festival Labu setiap 26 Oktober. Perayaan ini merupakan pesta panen yang meriah dengan perpaduan budaya, musik, dan kuliner khas musim gugur.
Dikutip dari Days of the Year, festival ini digelar di berbagai daerah dan menampilkan beragam olahan labu. Makanan-makan itu mulai dari sup dan pai hingga hidangan tradisional yang menjadi ikon utama acara ini, Ghapama.
Sebagai informasi, Ghapama adalah labu utuh yang diisi dengan nasi, buah kering, dan kacang, lalu dipanggang hingga aromanya semerbak. Selain lezat, hidangan ini melambangkan kebersamaan dan kemurahan hati, dua nilai yang dijunjung tinggi dalam budaya Armenia.
Selain itu, lagu rakyat “Hey, jan, Ghapama!” bahkan sering dinyanyikan selama festival berlangsung sebagai bagian dari tradisi. Tak hanya pesta kuliner, festival ini juga diisi dengan lomba ukir labu, tarian rakyat, konser musik, dan lokakarya kerajinan tangan.
Acara yang berawal dari desa Hovk di wilayah Tavush ini kini menarik banyak pengunjung dari seluruh negeri dan menjadi simbol rasa syukur atas hasil bumi sekaligus perayaan persaudaraan dalam budaya Armenia.
Baca juga: 15 Negara dengan Hari Libur Terbanyak di Dunia, Mana Saja?
Hari Nasional Austria
Austria memperingati Hari Nasional Austria (Austrian National Day) setiap 26 Oktober, yang menandai deklarasi netralitas negara tersebut pada tahun 1955.
Dilansir dari National Today, parlemen Austria mengesahkan Undang-Undang Konstitusi tentang Netralitas Permanen pada 26 Oktober 1955.
Kala itu, deklarasi tersebut menyatakan bahwa Austria tidak akan bergabung dalam aliansi militer mana pun dan melarang pendirian pangkalan militer asing di wilayahnya.
Peringatan ini juga menjadi simbol berakhirnya pendudukan Sekutu setelah Perang Dunia II. Usai penandatanganan Austrian State Treaty pada 15 Mei 1955, pasukan asing meninggalkan Austria, dan negara itu kembali berdaulat penuh.
Sejak itu, netralitas menjadi bagian dari identitas nasional dan kebijakan luar negeri Austria.
Setiap tahun, Hari Nasional diperingati dengan parade militer di Istana Hofburg, pidato presiden, dan kunjungan gratis ke museum nasional.
Tradisi peletakan karangan bunga di Tugu Prajurit Tak Dikenal juga dilakukan. Aksi ini dilakukan untuk mengenang para korban perang dan perlawanan rakyat Austria demi kemerdekaan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini 25 Oktober 2025, Waspada Hujan dan Angin
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang