Advertorial

Catat Laba Bersih Rp 11 Triliun pada Semester I 2025, Telkom Fokus Perkuat Transformasi Digital

Kompas.com - 04/08/2025, 14:25 WIB

KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membukukan kinerja positif sepanjang paruh pertama 2025 di tengah tantangan pelemahan daya beli dan kondisi makroekonomi yang dinamis.

Perseroan mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp 73 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 11 triliun atau margin 15 persen.

Kinerja operasional Telkom juga menunjukkan hasil yang solid dengan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 36,1 triliun dan margin EBITDA sebesar 49,5 persen.

Direktur Utama Telkom Dian Siswarini menyatakan bahwa perusahaan secara konsisten mempercepat agenda transformasi guna memperkuat daya saing dan menciptakan nilai jangka panjang.

"Kecepatan dalam mengeksekusi transformasi menjadi kunci untuk memenangkan pasar digital yang sangat kompetitif saat ini," ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (1/8/2025).

Ia menambahkan, Telkom juga memperkuat tata kelola perusahaan dan menerapkan budaya kerja berbasis Digital Ways of Working.

Pendapatan terbesar Telkom masih disumbang dari segmen data, internet, dan IT services dengan nilai Rp 42,5 triliun.

Lini bisnis jaringan dan layanan telekomunikasi lainnya juga mencatat pertumbuhan 9,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 7,5 triliun. Sementara itu, bisnis interkoneksi tumbuh 2,4 persen menjadi Rp 5 triliun. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan traffic layanan suara internasional.

Anak usaha Telkom di sektor seluler, Telkomsel, turut menyumbang pendapatan signifikan sebesar Rp 53,8 triliun. Segmen digital menjadi motor utama dengan kontribusi 90,6 persen terhadap total pendapatan seluler. Traffic data tercatat meningkat 20,1 persen yoy menjadi 11,7 juta terabita.

Untuk layanan internet rumah, pendapatan IndiHome di segmen residensial naik 0,5 persen yoy dengan total pelanggan tumbuh 10 persen menjadi 10,1 juta.

Jika digabungkan dengan pelanggan bisnis (B2B), total pelanggan IndiHome mencapai 11,3 juta atau naik 7,1 persen secara yoy. Adapun total pelanggan Telkomsel saat ini tercatat sebanyak 158,4 juta.

Dari sisi infrastruktur jaringan, hingga Juni 2025 Telkomsel telah mengoperasikan 280.434 base transceiver station (BTS) yang terdiri dari 229.214 BTS 4G dan 2.537 BTS 5G. Langkah ini memperkuat kesiapan perusahaan menghadirkan layanan digital yang lebih luas dan optimal.

Fokus segmen enterprise, wholesale, dan infrastruktur

Di segmen enterprise, Telkom mencatat pendapatan Rp 10 triliun dengan fokus pada pengembangan solusi cloud, layanan digital IT, dan keamanan siber.

Perusahaan juga menjalin kemitraan dengan pemain teknologi global, memperkuat solusi digital untuk segmen pemerintahan, korporasi besar, dan usaha kecil menengah (UKM) melalui IndiBiz.

Sementara itu, pendapatan dari segmen wholesale dan international naik 4,7 persen secara yoy menjadi Rp 9,7 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan layanan suara internasional dan bisnis infrastruktur digital.

Telkom juga melaporkan kemajuan dalam pengembangan Infranexia—entitas infrastruktur fiber optic yang diposisikan sebagai platform pertumbuhan strategis. Infranexia disebut siap mendukung konektivitas nasional dan mendorong efisiensi operasional jangka panjang.

Kemudian, anak usaha Telkom di bidang menara telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), mencatat pendapatan Rp 4,6 triliun atau tumbuh 2,2 persen yoy.

Mitratel meraih EBITDA sebesar Rp 3,9 triliun dan laba bersih Rp 1,1 triliun dengan margin EBITDA mencapai 84 persen dan margin laba bersih 23,8 persen.

Hingga akhir Juni 2025, Mitratel juga menambah 378 menara baru sehingga total menara yang dimiliki mencapai 39.782 unit.

Jumlah tenant juga meningkat dari 1.039 menjadi 60.907 tenant dengan rasio penyewaan (tenancy ratio) naik 1,53 kali. Mitratel juga memperluas jaringan serat optik sepanjang 3.408 km secara organik sehingga total panjang kabel mencapai 54.447 km.

Untuk bisnis data center dan cloud, Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp 921 miliar. Hingga semester I 2025, Telkom mengoperasikan 35 data center dengan kapasitas total 44 megawatt dan 2.420 rack edge data center. Fasilitas ini tersebar di 30 lokasi di Indonesia dan 5 lokasi internasional, termasuk Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste.

NeutraDC, anak usaha Telkom yang mengelola sebagian besar data center, juga mencatat utilisasi kapasitas mencapai 76 persen. Layanan ini didukung oleh berbagai segmen pelanggan, mulai dari pemerintah, perbankan, perusahaan besar, hingga penyedia layanan cloud global.

Realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) TelkomGroup pada semester pertama 2025 mencapai Rp 9,5 triliun atau 13 persen dari total pendapatan. Nilai ini turun 18,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, seiring dengan fokus Telkom pada alokasi investasi yang mengutamakan efisiensi dan pengembalian.

Lebih dari 50 persen capex dialokasikan untuk pengembangan konektivitas digital, termasuk jaringan fiber optik, menara, satelit, dan kabel bawah laut. Sisa dana digunakan untuk pengembangan platform digital, seperti data center, layanan cloud, dan inovasi digital lain.

Dengan strategi transformasi yang terus diperkuat, Telkom menegaskan komitmennya untuk mendorong digitalisasi nasional, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi di Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau