KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom bersama Social Event POISE Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Indonesia Section, serta Puteri Indonesia Inovasi dan Teknologi DIY 2025 menyelenggarakan Penyu-Lamat 2025.
Program itu dirancang sebagai wujud komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan sekaligus pemberdayaan masyarakat pesisir.
Kegiatan yang berlangsung di kawasan Pantai Pelangi, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ini diisi dengan sejumlah acara, mulai dari aksi bersih pantai (beach cleanup), edukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah, hingga pelatihan fotografi dan ekowisata.
Tak hanya itu, Penyu-Lamat juga mengedepankan aspek konservasi melalui penanaman pandan laut serta pelepasan tukik.
Kolaborasi lintas sektor
Penyelenggaraan Penyu-Lamat 2025 turut didukung oleh berbagai pihak, baik pemerintah daerah, akademisi, maupun komunitas.
Acara tersebut dihadiri sejumlah pihak, seperti Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bantul Ir Fenti Yusdayati, MT; Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM Budi Nugroho, ST, MEng, PhD; dan Vice President Synergy Telkom Indonesia Kuncoro Wastuwibowo.
Hadir pula General Manager Wilayah Telekomunikasi Yogya Jawa Tengah Selatan Agus Faisal, Senior Manager Community Involvement & Development Telkom Indonesia Soni Galih Riadi, serta perwakilan IEEE dan Puteri Indonesia Inovasi dan Teknologi DIY 2025.
Kolaborasi lintas sektor itu memperkuat semangat kolaborasi yang menjadi inti kegiatan Penyu-Lamat 2025.
Agus Faisal menegaskan, kerja sama lintas sektor tersebut memiliki peran signifikan untuk memastikan program benar-benar memberi manfaat.
“Kegiatan ini diharapkan memberi dampak nyata bagi masyarakat pesisir Bantul dalam jangka panjang,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (23/8/2025).
Aksi nyata untuk pesisir
Salah satu rangkaian kegiatan Penyu-Lamat 2025 adalah pelepasan 100 tukik dan penanaman 150 pandan laut bersama Yayasan Aksi Konservasi Yogyakarta. Aksi ini menjadi langkah nyata dalam menjaga keberlangsungan ekosistem pantai.
Penyelenggaraan Penyu-Lamat 2025 juga bertepatan dengan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional, yang diisi dengan aksi bersih pantai.
Dari kegiatan tersebut, terkumpul sekitar 150 kg sampah plastik yang kemudian diolah dengan metode pirolisis bersama 50 warga Bantul dengan pendampingan dari Telkom University.
Salah satu warga yang berpartisipasi, Dwi, mengatakan bahwa metode pengolahan sampah tersebut merupakan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi dirinya.
“Ilmu pengelolaan sampah menjadi bahan bakar sangat bermanfaat. Harapannya, bisa dikembangkan untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Dwi.
Edukasi generasi muda
Selain fokus pada lingkungan, pelaksanaan Penyu-Lamat juga menekankan pemberdayaan masyarakat. Melalui Workshop Pengelolaan Sampah bersama Institut Seni Indonesia Yogyakarta, peserta diajak mengolah sampah menjadi kerajinan bernilai jual.
Sementara itu, karang taruna setempat mendapat bekal keterampilan digital melalui Workshop Fotografi & Ekowisata bersama Komunitas Fotografi Telkom. Materi ini diharapkan mampu mendorong pemasaran kreatif digital serta memperkuat konsep wisata berkelanjutan.
“Aspek kolaborasi lintas sektor antara mahasiswa, akademisi, perusahaan, dan pemerintah terlihat nyata hari ini,” kata Ir Fenti Yusdayati.
Kolaborasi lintas sektor tersebut tidak lepas dari peran Telkom sebagai penggagas utama kegiatan. Bagi Telkom, Penyu-Lamat 2025 bukan sekadar acara, melainkan bentuk konsistensi dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan.
Melalui program itu, perusahaan berupaya menghadirkan edukasi berkelanjutan sekaligus mendukung konservasi alam.
Telkom berharap, program inisiatif seperti, Penyu-Lamat 2025, dapat terus diperluas agar semakin banyak masyarakat pesisir merasakan manfaat, baik dari sisi lingkungan maupun peningkatan kapasitas ekonomi lokal.
Dengan demikian, Penyu-Lamat 2025 bisa menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakat dan alam.