Advertorial

Bersejarah, Taman Safari Indonesia Jalankan Inseminasi Panda Raksasa

Kompas.com - 27/08/2025, 13:32 WIB

KOMPAS.com - Harapan baru sedang tumbuh di Istana Panda, Taman Safari Bogor, Jawa Barat (Jabar). 

Tim medis Taman Safari Indonesia berkolaborasi dengan Internasional antara IZW-Berlin Group, CCRCGP-China, dan IPB University, menjalankan prosedur inseminasi buatan (artificial insemination) terhadap sepasang panda raksasa Cai Tao dan Hu Chun.

Upaya monumental tersebut menjadi langkah penting dalam mewujudkan kelahiran bayi panda pertama di Indonesia sekaligus capaian bersejarah dalam dunia konservasi satwa.

Adapun IZW-Berlin terdiri dari Prof Thomas Hildebrandt, Dr Frank Goeritz, dan Dr Susanne Holtze. Sementara, CCRCGP-China diwakili Zhou Qiang serta IPB University: Dr Drh (Vet) Muhammad Agil, MSc Agr, Dipl.ACCM dan Dr Drh Dedi Setiadi.

Reproduksi panda raksasa sejak lama dikenal sebagai salah satu tantangan terbesar dalam konservasi. 

Perlu diketahui, panda betina hanya memiliki masa subur sekali dalam setahun dengan periode singkat selama 2–3 hari. 

Usia sel telur hanya beberapa jam dan kesuburan hanya beberapa jam membuatnya sangat berisiko. 

Untuk musim kawin, panda adalah monoestrous atau hanya subur satu tahun sekali dengan tingkat keberhasilan kawin alami pun sangat rendah. 

Oleh karena itu, inseminasi buatan hadir sebagai pendekatan ilmiah yang dirancang untuk meningkatkan peluang keberhasilan reproduksi.

“Kami tidak menggantikan alam, tetapi membantu alam agar peluang keberhasilan lebih tinggi,” ungkap Vice President Life Science Taman Safari Indonesia drh Bongot Huaso Mulia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (27/8/2025).

Tim medis Taman Safari Indonesia berkolaborasi dengan Internasional antara IZW-Berlin Group, CCRCGP-China, dan IPB University, menjalankan prosedur inseminasi buatan (artificial insemination) terhadap sepasang panda raksasa Cai Tao dan Hu Chun. Dok. Taman Safari Indonesia Tim medis Taman Safari Indonesia berkolaborasi dengan Internasional antara IZW-Berlin Group, CCRCGP-China, dan IPB University, menjalankan prosedur inseminasi buatan (artificial insemination) terhadap sepasang panda raksasa Cai Tao dan Hu Chun.

Inseminasi berstandar internasional

Sejak 2022, Taman Safari Indonesia telah menyiapkan program inseminasi buatan panda dengan standar internasional. 

Proses tersebut mencakup pemantauan hormon secara real-time, pengambilan sampel, hingga tindakan medis yang dilakukan oleh tim multidisiplin.

Adapun tim medis terdiri dari dokter hewan spesialis, ahli anestesi, teknisi reproduksi, serta keeper yang memahami perilaku panda.

Pada 2024, program tersebut sempat mencatat capaian signifikan dengan terkonfirmasi nya pembuahan di hari ke-40 pasca inseminasi, meski embrio tidak berkembang sempurna. 

Pengalaman tersebut menjadi pondasi penting yang kini membawa optimisme tinggi pada prosedur inseminasi pada 2025.

Data termutakhir National Giant Panda Conservation and Research Center menunjukkan, populasi panda raksasa di alam liar diperkirakan hanya sekitar 1.860 individu, dengan tambahan lebih dari 700 panda yang hidup di penangkaran di berbagai belahan dunia.

Di Indonesia, satu-satunya panda raksasa hanya dapat ditemui di Istana Panda Taman Safari Bogor, yaitu Cai Tao dan Hu Chun yang datang pada 2017 sebagai simbol persahabatan Indonesia Tiongkok. 

Upaya inseminasi ini bukan sekadar langkah medis, melainkan juga bentuk kontribusi Indonesia dalam menjaga keberlangsungan spesies ikonik. Adapun status panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) menurut IUCN saat ini adalah rentan (vulnerable).

Jika berhasil, Indonesia akan mencatatkan diri sebagai negara di Asia Tenggara yang sukses membiakkan panda melalui inseminasi buatan, setelah Singapura, Malaysia, Thailand yang lebih dahulu melahirkan anak Panda. 

Keberhasilan tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga kontribusi global dalam menjaga kelestarian satwa yang menjadi simbol persahabatan dan konservasi dunia.

“Harapan kami sederhana namun besar, yakni Hu Chun dan Cai Tao memiliki keturunan di Taman Safari Indonesia. Ini adalah warisan dunia yang harus dijaga bersama,” kata drh. Bongot.

Program konservasi Panda Raksasa di Taman Safari Bogor merupakan hasil kerja sama resmi antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok. 

Kehadiran Cai Tao dan Hu Chun sejak 2017 bukan hanya menjadi simbol diplomasi dua negara, tetapi juga komitmen bersama untuk melestarikan salah satu spesies paling ikonik di dunia. 

Melalui langkah berani, Taman Safari Indonesia semakin menegaskan perannya sebagai pusat konservasi kelas dunia yang berkontribusi nyata terhadap masa depan satwa liar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau