KOMPAS.com - Claudia Scheunemann belajar mandiri di FC Utrecht. Kangen dengan nasi sudah pasti, tapi itu tidak membendung mimpinya jadi seperti Lewandowski.
Claudia Scheunemann bersiap menjalani petualangan baru dalam kariernya sebagai pesepak bola putri
Andalan timnas putri Indonesia itu akan memperkuat klub Belanda FC Utrecht. Ia diikat kontrak profesional sampai 2028
“Mau ditajemin di striker. Jadi Lewandowski-nya cewek,” ujar Claudia Scheunemann mantap kala menjawab pertanyaan KOMPAS.com.
KOMPAS.com mendapatkan kesempatan melakukan wawancara daring dengan Claudia Scheunemann pada Rabu (13/8/2025), persis sehari setelah kontraknya bersama FC Utrecht diumumkan.
Claudia Scheunemann merupakan salah satu permata sepak bola putri Indonesia.
Dalam usia yang masih sangat muda, 16 tahun, Claudia Scheunemann sudah menunjukkan ketenangan dan kemampuan melepas tembakan. Ia juga bisa menghuni berbagai posisi di lini serang.
Baca juga: Claudia Scheunemann ke FC Utrecht: Modal Tenang, Tanpa Rasa Takut
Namun, di Utrecht ia ingin memantapkan dirinya sebagai penyerang nomor 9 layaknya bintang timnas Polandia dan FC Barcelona, Robert Lewandowski.
Claudia Scheunemann sangat paham bahwa jalan menuju ke sana pasti berliku dan penuh tantangan.
Sejumlah tantangan yang harus ditaklukkan adalah rasa rindu dengan keluarga, teman-teman, dan nasi.
“Hidup sendiri. Tinggal sama dua pemain lain di Utrecht,” tutur Claudia yang merupakan pemain jebolan Young Warrior FA pada 2018-2024 itu.
“Jadi kita tinggal di apartemen bertiga. Ya pastinya sih susah buat Clau, 16 tahun jauh-jauh merantau ke Belanda enggak sama keluarga,” tutur gadis yang mengantar Timnas Putri Indonesia juara Piala AFF Putri 2024 tersebut.
“Ya tapi untungnya Clau di Belanda ada banyak keluarga dari Indonesia, tapi menurut Clau juga beda enggak ada papa mama di sini pastinya kangen dan juga kangen temen-temen semua di Indonesia,” kata pengagum Marselino Ferdinan dan Stefano Lilipaly itu.
Baca juga: Bintang Timnas Putri Indonesia Claudia Scheunemann Resmi ke FC Utrecht
Claudia Scheunemann pun belajar untuk hidup mandiri. Ia mulai belajar memasak.
“Ya dikit-dikit harus belajar. Aku bawa rice cooker.”