| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Valas Asia Kompak Melemah Seiring Pemulihan Dolar AS, Begini Proyeksinya Senin (9/6)


Minggu, 08 Juni 2025 / 17:55 WIB
Valas Asia Kompak Melemah Seiring Pemulihan Dolar AS, Begini Proyeksinya Senin (9/6)
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) mendorong turun nilai valuta-valuta Asia. Namun, MYR terlihat mampu bertahan.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) mendorong turun nilai valuta-valuta Asia. Namun, MYR terlihat mampu bertahan. 

Menurut Trading Economics, per Jumat (6/6), valuta besar Asia seperti JPY, CNY, dan KRW kompak menunjukkan pelemahan, masing-masing sebesar 0,92%, 0,19%, dan 0,34% secara harian. 

Namun, MYR justru menunjukkan penguatan, meski sangat terbatas yakni sebesar 0,06% secara harian. Menurut Analis Doo Financial Futures Lukman Leong, MYR memang masih mendapat dukungan dari ekspektasi pertemuan ekonomi yang cukup kuat.

“Sedangkan valuta lain tentunya tertekan oleh harapan kemajuan pembicaraan antara China dan AS,” katanya kepada Kontan, Minggu (8/6). 

Lukman bilang pada dasarnya kebijakan tarif memang masih menjadi sentimen utama yang memengaruhi pergerakan valuta Asia, sebagaimana aset-aset lainnya. 

Baca Juga: Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas

Namun Lukman menilai penguatan dolar AS, yang saat ini terdorong sentimen positif soal tarif, masih akan terbatas. Pasalnya, sentimen fundamental kebijakan tarif masih negatif, seiring kontroversi Trump yang menurutnya terus bergulir. 

Agak berbeda, pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga menyebut diskusi tarif AS-China pekan ini bakal menjadi sentimen yang memengaruhi arah pergerakan valuta-valuta Asia, tapi menurutnya kecenderungan dolar AS menguat masih besar.

“Pembahasan tarif impor baja dan aluminium akan mendorong indeks dolar AS bukan lagi mengalami penguatan biasa. Kemungkinan besar menuju ke 99,80 bps, dan menekan mata uang Asia,” jelasnya kepada Kontan, Minggu (8/6). 

Di luar itu, meski data perdagangan China diperkirakan masih kuat, data lainnya menunjukkan tekanan deflasi negeri tirai bambu ini juga masih tinggi. Ini memberi outlook yang kurang baik bagi ekonomi global.

Lukman bilang harapan kesepakatan tarif bisa dimanfaatkan oleh mata uang emerging market seperti MYR dan IDR. Makanya, ia merekomendasikan dua valuta ini untuk perdagangan Senin (9/6) besok, dengan proyeksi MYR bergerak dalam rentang 4.220 – 4.230 ringgit per dolar AS, sementara IDR dalam rentang Rp 16.200 – Rp 16.300 per dolar AS.

Sementara Ibrahim merekomendasikan JPY dengan proyeksi pergerakan dalam rentang 144,30 – 145,70 yen per dolar AS. 

Baca Juga: Inkonsistensi Tarif Bikin Volatilitas Valas Asia Tinggi

Selanjutnya: Saham Pilihan dari Indeks LQ45 Untuk Semester II-2025

Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart Periode 1-15 Juni 2025, Es Krim Oreo Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×