Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Hubungan anak dan orangtua ibarat jembatan yang dibangun dari komunikasi, kasih sayang, dan rasa saling percaya. Namun, pola asuh yang terlalu kaku seperti parenting VOC berisiko membuat jembatan itu retak.
Bahkan, menurut Psikolog Klinis Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi, anak bisa merasa jauh secara emosional dari orangtuanya.
Baca juga:
“Output (hasil) dari pola asuh tegas bisa sangat beragam, sangat mungkin memang jadi memiliki rasa takut dan akhirnya enggak nyaman dengan orangtua,” kata Adelia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/8/2025).
Parenting VOC, yang mengutamakan kedisiplinan ketat dan aturan tanpa banyak kompromi, sering dianggap efektif dalam jangka pendek.
Namun, Adelia menegaskan, pola ini bisa meninggalkan dampak emosional yang cukup dalam bagi anak.
Jika rasa takut menjadi dasar kepatuhan, hubungan emosional anak dengan orangtua berisiko terganggu.
Ia menjelaskan, dalam kondisi ekstrem, anak tidak hanya merasa tidak nyaman, tetapi juga bisa berkembang menjadi sikap tidak peduli terhadap orangtuanya.
“Ekstremnya bisa jadi tidak peduli dengan orangtua, atau hingga membenci orangtua karena tidak pernah merasa ada validasi berkaitan dengan emosi positif,” ujarnya.
Ketiadaan validasi ini membuat anak merasa bahwa kebutuhannya untuk dimengerti secara emosional diabaikan.
Akibatnya, kedekatan yang seharusnya tumbuh secara alami justru tergantikan oleh jarak emosional yang semakin lebar.
Adelia menuturkan, salah satu cara menghindari dampak negatif ini adalah mengubah perspektif orangtua saat mendidik anak.
Pendekatan yang penuh empati dinilai menjadi fondasi penting untuk membangun kedekatan emosional.
“?Yang bisa dilakukan sebetulnya memperlakukan anak seperti kita ingin diperlakukan; menghargai pendapat anak, memahami sudut pandang anak, mau mendengar dan mencoba berempati,” jelas Adelia.
Dengan begitu, anak merasa suaranya didengar, kebutuhannya diakui, dan emosinya dihargai.
Hubungan yang sehat pun bisa tercipta tanpa harus mengorbankan kedisiplinan.
Baca juga: