JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto tidak memungkiri bahwa penerapan tarif resiprokal atau tarif timbal balik yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini bertujuan untuk kepentingan rakyat AS.
Kepala Negara mengatakan, akan menghormati kebijakan tersebut, utamanya jika masuk akal.
Diketahui, atas kebijakan baru itu, Indonesia dikenakan tarif atas ekspor ke AS atau barang yang diimpor AS dari Indonesia sebesar 32 persen.
"Resiprokal (reciprocal tariffs), jadi apa yang mereka minta, kalau masuk akal, wajib juga kita hormati. Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika. Kita memikirkan kepentingan rakyat kita," kata Prabowo saat berbincang dengan gubernur dan petani di Majalengka, Jawa Barat, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/4/2025).
Baca juga: Prabowo: Kita Percaya pada Kekuatan Sendiri Hadapi Tarif AS
Prabowo mengungkapkan, Amerika memperjuangkan kepentingannya, sama dengan Indonesia yang saat ini memperjuangkan kepentingannya.
Oleh karenanya, dia meminta tidak perlu ada rasa kecewa atas kebijakan baru Amerika.
"Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa khawatir. Kita percaya dengan kekuatan kita sendiri," ujar Prabowo.
Di sisi lain, dia mengaku, bakal berunding dengan Amerika untuk membahas tarif tersebut.
Prabowo mengatakan, ingin hubungan yang baik, adil, dan setara. Sebab, Indonesia juga memiliki kekuatan.
"Kita punya kekuatan juga nanti akan berunding. Kita akan berunding dengan semua negara. Kita akan juga buka perundingan sama Amerika. Kita akan menyampaikan, kita ingin hubungan yang baik. Kita ingin hubungan yang adil. Kita ingin hubungan yang setara. Jadi kita tidak ada masalah," katanya.
Baca juga: Gaya Prabowo Naik Mesin Harvester Saat Panen Raya di Majalengka
Sebelumnya diberitakan, Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif terbaru pada 2 April 2025.
Trump menerapkan tarif minimal 10 persen terhadap semua impor barang dari seluruh dunia, dan Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.
Sementara itu, tarif resiprokal yang dikenakan AS terhadap negara-negara ASEAN bervariasi.
Malaysia dan Brunei Darussalam 24 persen, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Kamboja 49 persen, Laos 48 persen, Vietnam 46 persen, Myanmar 44 persen, dan Thailand 36 persen.
Baca juga: Bertemu PM Malaysia, Prabowo Bahas Tarif Impor AS dan Bantuan untuk Myanmar
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini