JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menyatakan, para kepala Sekolah Rakyat harus bekerja 24 jam penuh untuk mengakomodasi permasalahan siswa secara menyeluruh.
Agus Jabo berpesan, para kepala sekolah harus memiliki empati terhadap para pelajar yang belajar di Sekolah Rakyat.
“Jadi nanti kepala sekolah harus betul-betul memiliki empati, dan mengakomodasi setiap permasalahan yang dihadapi oleh sekolah. Jadi ini 24 jam,” kata Agus Jabo dalam Penutupan Retret Kepala Sekolah Rakyat Tahap Pertama di Batalyon Arhanud, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (20/6/2025).
Agus menuturkan, Sekolah Rakyat adalah sekolah boarding atau asrama sehingga pendekatan yang digunakan tidak hanya menekankan aspek pendidikan formal, tetapi juga menyentuh dimensi psikologis dan sosial siswa.
Baca juga: Wamensos: Kepala Sekolah Rakyat Perpanjangan Tangan Mulia Presiden Prabowo
Menurut dia, dengan sistem seperti itu, kepala Sekolah Rakyat dituntut untuk hadir dalam mengakomodasi persoalan yang terjadi sehari-hari.
“Sekolah ini boarding, pagi sampai siang pendidikan formal, siangnya kegiatan ekstrakurikuler termasuk pendidikan karakter,” kata Agus Jabo.
“Nah di situ kepala sekolah harus hadir, mendengarkan persoalan yang dihadapi anak-anak," ujar dia.
Selain itu, ia juga menyinggung sebagian besar siswa Sekolah Rakyat akan berasal dari latar belakang yang kompleks, termasuk persoalan ekonomi, kesehatan, dan sosial.
Baca juga: Keterlibatan TNI di Retreat Kepala Sekolah Rakyat Diklaim Bukan Bentuk Militerisasi
Oleh karena itu, Kepala Sekolah dituntut untuk berempati dan siap siaga mengakomodasi setiap kebutuhan siswa.
Agus Jabo menambahkan, Sekolah Rakyat juga akan memiliki pamong, wali asuh, dan pendamping yang terus berinteraksi dengan siswa.
Tujuannya adalah membangun kepercayaan diri, memperbaiki kondisi kesehatan, serta memastikan perkembangan karakter yang positif.
“Yang tadinya kurang gizi, kita beri tambahan gizi. Yang tidak sehat, akan dibantu menjadi sehat. Yang tidak percaya diri, didampingi sampai tumbuh keberaniannya,” kata Agus.
Dia juga menekankan bahwa peran guru dan kepala sekolah dalam lingkungan Sekolah Rakyat tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendamping, pengasuh, dan figur orang tua bagi para siswa.
“Kepala sekolah dan guru harus punya basic berempati, berinteraksi. Sekolah ini harus interaktif, bukan hanya soal ilmu, tapi soal perhatian dan cinta,” ujar dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini