Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: 30 Tahun RI Ikut Kapitalis Pasar Bebas dan Tak Berhasil

Kompas.com - 21/06/2025, 00:21 WIB
Fika Nurul Ulya,
Danu Damarjati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di Rusia, Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia telah lama menganut mazhab pasar bebas neoliberal. Lalu model ekonomi-politik apa yang menurut Prabowo lebih baik?

“Dalam 30 tahun terakhir, kita melihat dominasi filosofi pasar bebas kapitalis klasik neoliberal, yang pada dasarnya cenderung laissez-faire (pasar tanpa intervensi negara -red), dan elite Indonesia mengikuti filosofi ini,” ujar Prabowo dalam pidatonya di mimbar St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, disiarkan langsung oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/6/2025).

Baca juga: Bukan Kapitalisme atau Sosialisme, Prabowo: Saya Memilih Jalan Tengah

Menurut Prabowo, jalan kapitalis klasik semacam itu ternyata tidak berhasil mengantarkan Indonesia ke kondisi kemakmuran.

“Dan maka menurut pendapat saya kita tidak berhasil menciptakan lapangan bermain yang rata untuk semua orang,” ujar Prabowo.

Pertumbuhan ekonomi 5 persen berturut-turut dalam tujuh tahun terakhir atau 35 persen dalam tujuh tahun, namun tak ada “tricle down effect” dari kesejahteraan yang diraih kalangan atas.

“Kesejahteraan tetap di atas, kurang dari 1%. Dan ini bukan formula sukses, menurut saya,” kata Prabowo.

Baca juga: Prabowo di Hadapan Putin: Indonesia Tidak Memihak, Satu Musuh Terlalu Banyak

Para hadirin forum internasional menyimak pidato Prabowo, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin selaku sahibulbait.

Bukan jalan kapitalisme total yang menurut Prabowo cocok untuk mewujudkan kesejahteraan negaranya, namun bukan pula sosiallisme total.

“Tiap negara harus mengikuti filsafat ekonominya sendiri,” ujarnya.

“Maka saya memilih jalan kompromi, jalan terbaik dari sosialisme dan yang terbaik dari kapitalisme,” ujar Prabowo.

Putin terlihat mengenakan earphone penerjemahan pidato Prabowo sambil memegang alat tulis. Prabowo melanjutkan ulasannya soal sosialisme dan kapitalisme

“Sosialisme murni kita lihat tidak berhasil, itu utopia. Sosialisme murni kita melihat banyak kasus orang-orang tidak mau kerja,” ujar Prabowo.

Tak hanya mengkritik sosialisme murni sebagai utopia, Prabowo juga mengkritik kapitalisme murni sebagai bidan ketidakadilan.

“Kapitalisme murni menimbulkan ketidakadailan, menimbulkan hanya persentase kecil yang menikmati buah kesejahteraan,” ujarnya.

Baca juga: Prabowo Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 7 Persen Akhir 2025: Bahkan Lebih

Maka, jalan terbaik adalah jalan tengah. Negara harus campur tangan terhadap ekonomi-politik.

“Jalan kami adalah jalan tengah. Kami ingin menggunakan kreativitas kapitalisme, inovasi, inisiatif. Ya, kami butuh itu. Tapi, kita butuh intervensi pemerintah untuk mengatasi kemiskinan, mengatasi kelaparan, dan melindungi yang lemah,” ujarnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Klaim Hotman: Nadiem Tak Terima Uang dan Tidak Mark Up Laptop Chromebook, Mirip Kasus Tom Lembong
Klaim Hotman: Nadiem Tak Terima Uang dan Tidak Mark Up Laptop Chromebook, Mirip Kasus Tom Lembong
Nasional
PPP NTB Resmi Dukung Mardiono Pimpin Kembali PPP di Periode 2025–2030
PPP NTB Resmi Dukung Mardiono Pimpin Kembali PPP di Periode 2025–2030
Nasional
Anggota DPR Usul SPPG Diwajibkan Beri Santunan ke Korban Keracunan MBG
Anggota DPR Usul SPPG Diwajibkan Beri Santunan ke Korban Keracunan MBG
Nasional
Terpentalnya Budi Gunawan dan Kabinet yang Makin Gemuk
Terpentalnya Budi Gunawan dan Kabinet yang Makin Gemuk
Nasional
Sempat Ditunda, Lisa Mariana Bakal Diperiksa Bareskrim Hari Ini
Sempat Ditunda, Lisa Mariana Bakal Diperiksa Bareskrim Hari Ini
Nasional
Masih Tahan 583 Orang, Polisi Cari Dalang hingga Penyandang Dana Kericuhan Agustus 2025
Masih Tahan 583 Orang, Polisi Cari Dalang hingga Penyandang Dana Kericuhan Agustus 2025
Nasional
Protes Subhan Saat Gibran Dibela Pengacara Negara di Sidang Gugatan Rp 125 Triliun: Ini Kan Pribadi...
Protes Subhan Saat Gibran Dibela Pengacara Negara di Sidang Gugatan Rp 125 Triliun: Ini Kan Pribadi...
Nasional
Budi Arie Di-reshuffle: Siang Masih Rapat di Senayan, Sore Dicopot Prabowo
Budi Arie Di-reshuffle: Siang Masih Rapat di Senayan, Sore Dicopot Prabowo
Nasional
Ahmad Dhani: Harus Ada UU Anti-flexing
Ahmad Dhani: Harus Ada UU Anti-flexing
Nasional
KPK Lelang Rampasan Koruptor 17 September, Ada Gelang Naga hingga Pabrik
KPK Lelang Rampasan Koruptor 17 September, Ada Gelang Naga hingga Pabrik
Nasional
Hotman Paris Tanggapi soal Rapat Tertutup Pakai Headset yang Dipimpin Nadiem
Hotman Paris Tanggapi soal Rapat Tertutup Pakai Headset yang Dipimpin Nadiem
Nasional
Uji Materi di MK Persoalkan Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Uji Materi di MK Persoalkan Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Nasional
Prabowo: BRICS Pilar Kuat Stabilitas Geopolitik Saat Ini
Prabowo: BRICS Pilar Kuat Stabilitas Geopolitik Saat Ini
Nasional
Prabowo Ikuti Rapat BRICS dari Rumah Kertanegara
Prabowo Ikuti Rapat BRICS dari Rumah Kertanegara
Nasional
Prabowo Larang Flexing, Ahmad Dhani: Wong Saya Enggak Pernah
Prabowo Larang Flexing, Ahmad Dhani: Wong Saya Enggak Pernah
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau