Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polkam Minta Semua Pihak Siaga Penuh Usai Ada Potensi Tsunami Landa RI Pasca-Gempa Rusia

Kompas.com - 30/07/2025, 13:18 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) meminta seluruh jajaran terkait meningkatkan kesiapsiagaan nasional menyusul potensi tsunami akibat gempa berkekuatan magnitudo 8,7 yang terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025) pagi.

Menko Polkam Budi Gunawan mengatakan, langkah-langkah antisipatif perlu segera dilakukan mengingat gempa tersebut berpotensi memicu kenaikan muka air laut di sejumlah wilayah Indonesia bagian timur.

“Seluruh komponen pemerintah baik pusat maupun daerah sudah siap untuk antisipasi dengan bergerak cepat dan tepat," kata Budi dalam keterangannya, Rabu.

Baca juga: Gempa M 8,7 Guncang Rusia, BMKG Sebut 10 Wilayah Indonesia Waspada Tsunami

"Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama pemerintah. Saya juga mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan mengikuti instruksi resmi di lapangan," tambahnya.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi kenaikan muka air laut diperkirakan mencapai 0,5 meter dan dapat berdampak pada wilayah Papua, Maluku Utara, Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Utara.

BMKG juga telah mengaktifkan sistem peringatan dini tsunami dengan level Waspada/Siaga untuk beberapa wilayah tersebut.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan nasional, Menko Polkam telah menginstruksikan kementerian/lembaga terkait, termasuk BNPB, BPBD, TNI/Polri, Basarnas, dan BMKG.

Baca juga: Kemenlu Pastikan Tidak Ada WNI yang Terdampak Gempa di Rusia

Pertama, menyiapkan posko tanggap darurat di wilayah terdampak.

"Menyiapkan personel di lapangan untuk siap dalam mendukung dan melaksanakan evakuasi termasuk dengan pengamanan jalur evakuasi, pengendalian massa, menjaga fasilitas vital di pesisir, menyiagakan tim SAR maritim dan udara di posisi yang memiliki kerawanan," jelas Budi.

Selain itu, ia juga meminta ada pengumuman peringatan resmi serta mengurangi aktivitas di pantai dan pelabuhan.

Kemudian, lanjut Budi, memutakhirkan peringatan setiap 30 menit hingga ada pernyataan berakhirnya ancaman tsunami (all-clear).

Baca juga: Peringatan Tsunami akibat Gempa Rusia, BNPB: Tidak Usah Dulu Bermain ke Pantai

"Menyiapkan kebutuhan darurat secukupnya jika berada di wilayah pesisir dan ikuti langkah-langkah serta jalur evakuasi yang telah ditentukan bila terjadi ancaman tsunami," tutur eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Hingga berita ini diturunkan, BMKG masih terus melakukan pemantauan dan akan memperbarui peringatan setiap 30 menit hingga ada pernyataan resmi bahwa kondisi telah aman.

Sebagai informasi, Rusia diterjang tsunami hingga 4 meter setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka pada Rabu.

Gempa ini menyebabkan kerusakan besar pada bangunan, terutama di kawasan pesisir, dan memicu peringatan evakuasi di wilayah Kamchatka serta beberapa pantai di Jepang.

"Gempa bumi hari ini sangat serius dan terkuat dalam beberapa dekade terakhir," kata Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, dalam video yang diunggah melalui aplikasi pesan Telegram, seperti yang dilansir dari Reuters.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
KSAD Australia Kunjungi Kemenhan, Bahas Pertukaran Personel dan Pendidikan Militer
KSAD Australia Kunjungi Kemenhan, Bahas Pertukaran Personel dan Pendidikan Militer
Nasional
Ini Alasan Prabowo Belum Lantik Menko Polkam Pengganti Budi Gunawan
Ini Alasan Prabowo Belum Lantik Menko Polkam Pengganti Budi Gunawan
Nasional
KPK Panggil Analis OJK Jadi Saksi Kasus Dana CSR BI-OJK
KPK Panggil Analis OJK Jadi Saksi Kasus Dana CSR BI-OJK
Nasional
Prabowo Anggap Penting Budaya 'Warga Jaga Warga': Tak Ada Alasan untuk Izinkan Kekerasan
Prabowo Anggap Penting Budaya "Warga Jaga Warga": Tak Ada Alasan untuk Izinkan Kekerasan
Nasional
Prabowo Sebut Usul Bentuk Tim Investigasi Independen Pascademo Masuk Akal
Prabowo Sebut Usul Bentuk Tim Investigasi Independen Pascademo Masuk Akal
Nasional
BGN Ungkap 5 Kabupaten Masih Belum Punya SPPG untuk MBG
BGN Ungkap 5 Kabupaten Masih Belum Punya SPPG untuk MBG
Nasional
Puteri Komarudin Diusulkan Jadi Menpora? Ini Kata Bahlil
Puteri Komarudin Diusulkan Jadi Menpora? Ini Kata Bahlil
Nasional
Mendagri Ingatkan Bansos Harus Tepat Sasaran demi Turunkan Kemiskinan Ekstrem
Mendagri Ingatkan Bansos Harus Tepat Sasaran demi Turunkan Kemiskinan Ekstrem
Nasional
Prabowo di Forum BRICS: Perdagangan dan Keuangan Kini Jadi Senjata di Politik Dunia
Prabowo di Forum BRICS: Perdagangan dan Keuangan Kini Jadi Senjata di Politik Dunia
Nasional
Daftar Lengkap 49 Menteri Prabowo, Usai Lakukan Reshuffle Kedua
Daftar Lengkap 49 Menteri Prabowo, Usai Lakukan Reshuffle Kedua
Nasional
BPKH Salurkan Nilai Manfaat Rp 2,1 Triliun untuk 5,4 Juta Jemaah
BPKH Salurkan Nilai Manfaat Rp 2,1 Triliun untuk 5,4 Juta Jemaah
Nasional
Di Forum BRICS, Prabowo Soroti Standar Ganda Hukum Internasional
Di Forum BRICS, Prabowo Soroti Standar Ganda Hukum Internasional
Nasional
KPK Ingatkan Menteri yang Baru Dilantik Prabowo Segera Lapor LHKPN
KPK Ingatkan Menteri yang Baru Dilantik Prabowo Segera Lapor LHKPN
Nasional
Peluang Restorative Justice, Harapan Pulang Anak dan Mahasiswa Usai Kerusuhan Agustus
Peluang Restorative Justice, Harapan Pulang Anak dan Mahasiswa Usai Kerusuhan Agustus
Nasional
Klaim Hotman: Nadiem Tak Terima Uang dan Tidak Mark Up Laptop Chromebook, Mirip Kasus Tom Lembong
Klaim Hotman: Nadiem Tak Terima Uang dan Tidak Mark Up Laptop Chromebook, Mirip Kasus Tom Lembong
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau