JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menilai penambahan Wakil Panglima TNI saat ini dinilai relevan.
Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto baru saja meresmikan enam Komando Daerah Militer (Kodam) baru, 20 brigade, hingga 100 batalion pada Minggu (10/8/2025).
"Pelantikan atau penambahan jabatan wakil panglima TNI menurut hemat saya itu relevan. Sekarang ini ada penambahan enam komando daerah militer, kemudian 20 brigade, dan 100 batalion. Banyak, loh, itu," ujar Hasanuddin saat dikonfirmasi, Minggu (10/8/2025).
Baca juga: Profil Letjen TNI Tandyo Budi Revita, Wakil Panglima TNI yang Dilantik Prabowo
Penambahan jumlah satuan tersebut, kata TB Hasanuddin, membuat rentang kendali Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto semakin lebar.
Oleh karena itu, Letjen TNI Tandyo Budi Revita yang baru dilantik sebagai Wakil Panglima TNI diharapkan bisa membantu tugas Agus.
"Jumlah pasukan makin banyak, itu satu. Dua, rentang kendalinya, komando dan pengendalian makin lebar. Dan ketiga, tentu tugasnya menjadi bertambah dan bervariasi. Sehingga dibutuhkan wakil panglima untuk membantu panglima TNI melaksanakan tugas pokoknya," ujar TB Hasanuddin.
Baca juga: Menteri Penerangan Era Habibie, Yunus Yosfiah Terima Jenderal Kehormatan dari Prabowo
Diketahui, Prabowo telah melantik Letjen TNI Tandyo Budi Revit dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung Barat, Minggu (10/8/2025).
Dalam Pasal 15 ayat (1) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2019, Wakil Panglima TNI merupakan koordinator pembinaan kekuatan TNI guna mewujudkan interoperabilitas atau Tri Matra Terpadu, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima TNI.
Sedangkan dalam Pasal 15 ayat (2) Perpres 66/2019 mengatur empat tugas Wakil Panglima TNI, yakni:
Baca juga: Prabowo ke TNI: Kita Siap Mati untuk Rakyat
Adapun dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer, Prabowo menyinggung bahwa saat ini perang sedang terjadi di mana-mana, meskipun Indonesia tidak suka berperang.
Menurutnya, perang yang membantai orang-orang tak bersalah itu tidak bisa dihentikan begitu saja.
"Keadaan dunia penuh ketidakpastian. Walaupun kita tidak suka perang, perang terjadi di mana-mana, di kontinen Eropa, perang besar terjadi, di Timur Tengah kita melihat bagaimana bangsa yang lemah diperlakukan, orang tua, ibu-ibu, anak kecil dibantai dan tidak ada yang bisa menghentikan itu," ujar Prabowo.
Baca juga: Lantik 3 Panglima Pasukan Elite TNI, Prabowo: Pimpin dari Tempat Paling Bahaya
Melihat situasi peperangan tersebut, Prabowo menekankan Indonesia juga harus memiliki pertahanan yang kuat.
Dengan begitu, Prabowo meminta para panglima dan komandan TNI yang baru dilantik hari ini untuk menjadi contoh yang baik dengan memimpin dari depan, bukan di belakang saja.
Selain itu, Prabowo juga membentuk enam komando daerah militer (kodam) baru demi membuat pertahanan militer Indonesia meningkat.
"Indonesia tidak mau memihak blok manapun. Tapi karena itu, tidak ada pilihan lain, Indonesia harus punya pertahanan yang sangat kuat, dan untuk itulah hari ini saya melantik enam Panglima Kodam baru, 20 Komandan Brigade baru, dan 100 Batalion Teritorial Pembangunan baru," ujar Prabowo.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini