Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenko Polkam Awasi Kepala Daerah yang Naikkan PBB Seperti Bupati Pati

Kompas.com - 17/08/2025, 14:48 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Danu Damarjati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam), Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan pihaknya mengawasi kepala daerah yang menerapkan kebijakan serupa dengan yang hendak diterapkan Bupati Pati, Sudewo, yakni menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

"Kita monitor terus. Setiap hari kita monitor. Dan ada bagian-bagian Kedeputian kita monitor terkait dengan ini. Ada beberapa ya memang kabupaten/kota yang mengambil kebijakan yang hampir sama," kata Lodewijk ditemui di Gedung Kemenko Polkam, Jakarta, Minggu (17/8/2025) siang.

Baca juga: Wamenko Polkam soal Demo di Pati: Jangan Ambil Kebijakan yang Buat Gaduh

Namun, Lodewijk tak memerinci lebih jauh mana saja daerah kepala daerah di kabupaten/kota yang dimaksud.

Ia pun mengingatkan para kepala daerah agar lebih berhati-hati dalam membuat keputusan.

Menurutnya, kebijakan yang tidak diambil dengan hati-hati akan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Ya tentunya kita ingatkan mereka ya hati-hati ya. Kalau kita mengambil kebijakan yang salah, akibatnya menjadi gaduh. Dan ujung-ujungnya yang bersangkutan yang kena," tutur Lodewijk.

Baca juga: PKS Petik Pelajaran dari Bupati Pati: Kebijakan Tak Boleh Semena-mena

Politikus Partai Golkar ini mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto juga telah mengingatkan agar kepala daerah berhati-hati dalam membuat kebijakan.

Pasalnya, keputusan yang tidak tepat dapat menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

“Ini kan sebenarnya sudah diingatkan oleh Presiden sendiri. Jangan mengambil kebijakan yang membuat gaduh. Tentunya itu kita sangat sayangkan terjadi itu," sebut politikus Partai Golkar itu.

Nasib Bupati Pati kini ada di DPRD

Menurut Lodewijk, penyelesaian polemik di Pati kini berada di tangan DPRD.

Ia menyebut, legislatif daerah tersebut telah menyepakati pembentukan hak angket untuk mengusut persoalan kenaikan pajak.

“Kewenangan itu ada di DPRD. Untuk bagaimana tindak lanjutnya. Yang saya monitor mereka sudah sepakat membentuk hak angket. Dan kita lihat kelanjutannya seperti apa," pungkasnya.

 

Bupati Pati didesak mundur

Adapun demonstrasi besar di Pati, Rabu (13/8/2025), dipicu oleh kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

Demonstrasi tersebut dinilai merupakan aksi alamiah warga tanpa rekayasa elite politik.

“Aksi itu sangat khas arus bawah banget, tidak mungkin ada elite yang menggerakkan rakyat dengan cara seperti ini,” kata pakar otonomi daerah Profesor Djohermansyah Djohan kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2025).

Baca juga: Protes Massa ke Bupati Pati Sudewo Diyakini Alami tanpa Rekayasa Elite

Sifat-sifat aksi massa khas arus bawah dinilainya terlihat pada aksi massa yang spontan merespons isu publik, yakni kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) 250 persen, beleid yang kemudian dibatalkan oleh Sudewo.

“Sifatnya sukarela, spontan, dan dalam bereaksi dalam waktu yang pendek, warga mengumpulkan dukungan lewat bahan-bahan makanan, ada yang menyumbang hasil bumi,” ujar Djohermansyah.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
KSAD Australia Kunjungi Kemenhan, Bahas Pertukaran Personel dan Pendidikan Militer
KSAD Australia Kunjungi Kemenhan, Bahas Pertukaran Personel dan Pendidikan Militer
Nasional
Ini Alasan Prabowo Belum Lantik Menko Polkam Pengganti Budi Gunawan
Ini Alasan Prabowo Belum Lantik Menko Polkam Pengganti Budi Gunawan
Nasional
KPK Panggil Analis OJK Jadi Saksi Kasus Dana CSR BI-OJK
KPK Panggil Analis OJK Jadi Saksi Kasus Dana CSR BI-OJK
Nasional
Prabowo Anggap Penting Budaya 'Warga Jaga Warga': Tak Ada Alasan untuk Izinkan Kekerasan
Prabowo Anggap Penting Budaya "Warga Jaga Warga": Tak Ada Alasan untuk Izinkan Kekerasan
Nasional
Prabowo Sebut Usul Bentuk Tim Investigasi Independen Pascademo Masuk Akal
Prabowo Sebut Usul Bentuk Tim Investigasi Independen Pascademo Masuk Akal
Nasional
BGN Ungkap 5 Kabupaten Masih Belum Punya SPPG untuk MBG
BGN Ungkap 5 Kabupaten Masih Belum Punya SPPG untuk MBG
Nasional
Puteri Komarudin Diusulkan Jadi Menpora? Ini Kata Bahlil
Puteri Komarudin Diusulkan Jadi Menpora? Ini Kata Bahlil
Nasional
Mendagri Ingatkan Bansos Harus Tepat Sasaran demi Turunkan Kemiskinan Ekstrem
Mendagri Ingatkan Bansos Harus Tepat Sasaran demi Turunkan Kemiskinan Ekstrem
Nasional
Prabowo di Forum BRICS: Perdagangan dan Keuangan Kini Jadi Senjata di Politik Dunia
Prabowo di Forum BRICS: Perdagangan dan Keuangan Kini Jadi Senjata di Politik Dunia
Nasional
Daftar Lengkap 49 Menteri Prabowo, Usai Lakukan Reshuffle Kedua
Daftar Lengkap 49 Menteri Prabowo, Usai Lakukan Reshuffle Kedua
Nasional
BPKH Salurkan Nilai Manfaat Rp 2,1 Triliun untuk 5,4 Juta Jemaah
BPKH Salurkan Nilai Manfaat Rp 2,1 Triliun untuk 5,4 Juta Jemaah
Nasional
Di Forum BRICS, Prabowo Soroti Standar Ganda Hukum Internasional
Di Forum BRICS, Prabowo Soroti Standar Ganda Hukum Internasional
Nasional
KPK Ingatkan Menteri yang Baru Dilantik Prabowo Segera Lapor LHKPN
KPK Ingatkan Menteri yang Baru Dilantik Prabowo Segera Lapor LHKPN
Nasional
Peluang Restorative Justice, Harapan Pulang Anak dan Mahasiswa Usai Kerusuhan Agustus
Peluang Restorative Justice, Harapan Pulang Anak dan Mahasiswa Usai Kerusuhan Agustus
Nasional
Klaim Hotman: Nadiem Tak Terima Uang dan Tidak Mark Up Laptop Chromebook, Mirip Kasus Tom Lembong
Klaim Hotman: Nadiem Tak Terima Uang dan Tidak Mark Up Laptop Chromebook, Mirip Kasus Tom Lembong
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau