JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menyebut kembalinya Setya Novanto (Setnov) ke Golkar berisiko menghidupkan faksi di internal partai beringin.
Jati mengatakan kemunculan faksi itu menjadi salah satu risiko dari kembalinya Setnov setelah dinyatakan bebas bersyarat usai menjalani hukuman kasus e-KTP di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
“Itu menjadi salah satu potensi risiko yang muncul di internal partai mengingat kasus Setnov soal korupsi, khususnya e-KTP, sangat menyita perhatian besar publik,” ujar Jati saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/8/2025).
Baca juga: Terpidana Kasus e-KTP Setnov Bebas Bersyarat, Ini Respon Ketua KPK
Meski demikian, Jati tidak mau menaksir keuntungan atau kerugian yang diterima Golkar jika Setnov kembali aktif di partai tersebut.
Keuntungan atau kerugian itu, menurutnya, bergantung pada kebijakan partai beringin.
“Soal untung rugi itu kembali pada kebijakan internal partai ke depan pascaaktifnya Setnov ke partai setelah bebas sepenuhnya menjalani masa hukuman,” kata Jati.
Mengenai posisi apa yang tepat untuk Setnov di Golkar, menurut Jati, bergantung pada kebijakan Bahlil Lahadalia selaku ketua umum.
Adapun Setnov merupakan Ketua Umum Golkar 2016-2017 sekaligus Ketua DPR RI 2014-2017.
Tidak hanya pernah menjabat pucuk pimpinan, ia juga politikus senior.
Baca juga: Elite Beringin Siap Sambut Kembalinya Setya Novanto, Bahlil Masih Irit Bicara
“Nah ini tergantung dari ketua umum sekarang, apakah Setnov langsung diberi posisi di struktur partai atau menjadi seorang kader biasa dulu,” kata Jati.
Menurut Jati, kasus Setnov bisa menjadi pelajaran bagi kader Golkar agar berhati-hati dan menjaga kepercayaan ketika menduduki jabatan publik.
“Saya pikir kasus yang menimpa Setnov bisa jadi pelajaran berharga bagi para kader Golkar,” tutur Jati.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menyebut Setnov saat ini masih berstatus kader partai beringin.
Golkar, kata dia, tidak pernah menerbitkan surat pemecatan Setnov.
Di sisi lain, Setnov juga tidak pernah mengundurkan diri dari partai beringin.
Baca juga: Politik Setya Novanto: Eks Ketum Golkar, Rugikan Negara Rp 2,3 Triliun, Kini Bebas