JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Anwar Iskandar kembali mengimbau kepada semua pihak untuk bersabar dalam situasi unjuk rasa yang berlangsung tidak kondusif belakangan ini.
Dia meminta agar semua pihak menyadari bahwa tempat berunjuk rasa adalah rumah sendiri yang didalamnya terdapat orang-orang yang harus dilindungi.
"Ini rumah kita, di sini ada Presiden kita, di sini ada rakyat, rakyat kita. Di sini ada tentara, tentara kita. Di sini ada Polisi, Polisi kita. Di sini ada pengusaha, pengusaha kita. Di sini ada buruh, buruh kita. Di sini ada seniman, seniman kita. Semua adalah kita," kata Anwar dalam keterangannya, Sabtu (30/8/2025).
Oleh karena itu, dia berharap agar seluruh masyarakat Indonesia bisa tenang menghadapi situasi saat ini dan bersabar.
Baca juga: Momen Gibran Jenguk Korban Luka Saat Demo di RSCM dan RS Pelni
Apalagi, menurut Anwar, bersabar adalah perintah Allah untuk mencapai keselamatan bersama.
"Pemerintah dan aparat keamanan di dalam menangani demonstran, pengunjuk rasa juga berlaku sabar. Masyarakat yang melakukan unjuk rasa juga melakukan dengan sabar tanpa membuat kerusakan dan kegaduhan yang tidak diperlukan," ujarnya.
Oleh sebab itu, Anwar meminta agar semua pihak bisa menjaga kesatuan bangsa dan selalu bersabar menghadapi situasi krusial ini.
"Demikianlah harapan kami. Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta'ala memberikan anugerah, rahmat, dan pertolongannya untuk keselamatan bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta," katanya.
Baca juga: MUI Imbau Aparat Tidak Berlebihan Saat Amankan Unjuk Rasa
Untuk diketahui, aksi unjuk rasa berlangsung pada 25, 28, dan 29 Agustus 2025.
Aksi demonstrasi tersebut merupakan kekecewaan masyarakat atas kenaikan pendapatan anggota DPR RI di saat perekonomian masyarakat sedang lesu.
Salah satu tragedi yang menyebabkan peristiwa demonstrasi masih terus terjadi adalah kematian seorang pengemudi ojek online (ojol) yang terlindas kendaraan taktis Brimob pada 28 Agustus 2025.
Dalam sebuah video amatir yang beredar di media sosial, mobil rantis bertuliskan Brimob tampak melaju cepat saat warga tengah berhamburan. Mobil lapis baja itu lantas melindas seorang pengendara ojol yang tengah berusaha lari dari kerumunan.
Peristiwa itu membuat massa yang semula bubar kembali mengerubungi mobil rantis.
Belakangan, pengendara ojek yang bernama Affan Kurniawan (21) tersebut dikabarkan meninggal dunia, yang menyebabkan demonstrasi berbalut aksi solidaritas berlanjut pada 29 Agustus 2025, bahkan tidak hanya di Jakarta.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf atas peristiwa tersebut dan menyesali kejadian itu.
Dia pun memerintahkan Divisi Profesi dan Pengamanan Polri untuk melakukan penanganan lebih lanjut.
Sejauh ini, sudah ada tujuh anggota Brimob yang telah menjalani pemeriksaan etik dan dinyatakan terbukti melanggar kode etik dan ditempatkan khusus atau ditahan.
Baca juga: MUI Sampaikan Belasungkawa, Minta Polri Usut Rantis Brimob Lindas Ojol Transparan
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini